3000+ words, semoga gak gumoh bacanya, enjoy!✨
*
Hubungan Adit-Kia ataupun Adit-Dira berjalan dengan baik bahkan lebih baik dari Kia dan Dira. Sifat Kia yang tegas tapi perhatian dan ngemong membuat Adit merasa punya pengganti kehadiran mama dan Luna di dekatnya.
Lalu ada Dira sebagai dedek gemas bagi Adit yang memang ingin punya adik perempuan, alasannya biar ada yang dijagain dan pastinya dijahilin. Asli, Adit beneran gemes pengen cubit mulutnya Dira yang sampe monyong-monyong saking semangatnya kalo udah gelut adu mulut.
Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini juga Adit sudah rapi dengan setelan untuk hari terakhir training perusahaan yang sudah berlangsung selama seminggu.
Adit berdiri menunggu di teras rumah Kia sambil mengoreksi penampilan di kaca jendela. Seketika pintu rumah terbuka. Dira keluar sambil memasukkan buku yang dipegangnya ke dalam tas.
Melihat laki-laki jangkung yang sedang sibuk merapikan rambutnya ini membuat lidah Dira gatal untuk menggoda.
"Udah kali ngacanya, itu jendela bisa pecah gak kuat mantulin pesona Adit" Dira berujar sambil duduk memasang converse putih usang kesayangannya.
"Oh iya dong jelas, pesona gue emang gak ada lawan" Adit berpose sambil menyisir rambutnya ke belakang.
Dira selesai memasang sepatu, bangun dan berdiri berhadapan dengan Adit. Ia mengulurkan tangan berusaha menggapai rambut Adit, kemudian mengacaknya.
"Jangan ganteng-ganteng nanti jadi serigala, auuww.."
Adit refleks menjauhkan kepala lalu menangkap tangan Dira dan menunduk menatapnya. "Jangan diacak-acak, kalo hati gue yang jadi berantakan. Lo mau tanggung jawab?" Muka Adit sok serius.
Tatapan Adit seperti ada sihir yang membuat Dira terpaku sesaat.
Pintu rumah kembali terbuka memperlihatkan Kia yang menyandang tas selempang juga menenteng kantong plastik. Dira menarik tangannya dan menjauhkan diri dari Adit. Kia berjalan diantara mereka.
"Udah siap? Gue lapaaaar Ki, Sarapan dulu ya?" adu Adit dan mengambil kunci motor yang disodorkan Kia.
"Ini tadi aku sempat bikin nasi goreng, kita berangkat sekarang aja. Sarapan di Kantor." Jawab Kia sambil berjalan menuju motor.
"Emang cuma Kia yang terbaik, gue jadi bisa lebih ngirit" Adit mengacungkan jempolnya ke arah Kia. "Lo gak jalan Ra? berangkat sama siapa?" Adit bertanya pada Dira yang masih diam.
"Hah? Ini mau berangkat, lagi nung-" ucapan Dira terputus ketika ada motor yang datang. Dira bergegas menghampiri sambil tersenyum lebar ke arah pengemudinya.
"Lagi nunggu ojol pribadi nih" katanya sambil menyenggol badan Semesta.
"Dit, kak Kia, kenalin dulu temannya Dira, namanya Semesta. Semesta, ini Kak Kia dan yang itu Adit yang tinggal di rumah sebelah" tunjuknya pada Kia dan Adit.
Meski sudah sering kali mengantar-jemput Dira, Semesta memang hanya bertindak seperti ojol yang langsung pergi setelah tugas selesai. Gak ada cerita singgah atau mampir berkenalan dengan kakak yang merupakan satu-satunya keluarga Dira itu.
Dira pun sebenarnya tidak pernah menawarkan, tapi entah apa yang berbeda dengan hari ini. Segera saja Semesta turun dan menghampiri perempuan yang sedang duduk manis di motornya.
"Semesta kak.." uluran tangannya tidak langsung disambut melainkan dibalas dengan tatapan tajam yang menilainya dari bawah ke atas. Adit yang memperhatikan merasa dejavu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi Hati
RomantizmAdit, salah satu penduduk bumi yang baru pertama menemukan cinta dan harus berkenalan dengan luka. Ini cerita tentang dia yang kembali mencari tetapi malah terjebak dalam permainan hati.