Memaafkan bukan hal yang sulit untuk dilakukan Dira. Dia beranggapan hidupnya saja adalah kesalahan yang dia harap mampu dimaafkan oleh orang yang tersakiti karenanya. Jadi dia tidak dalam situasi untuk bisa membenci ataupun marah kepada siapapun. Selama ini dia selalu menerima dan memaafkan apapun perlakuan orang terhadapnya. Termasuk perlakuan keluarganya sendiri.
Selama yang mampu Dira ingat, ia tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang ibu. Tentu saja karna ia memang tidak punya, mamanya meninggal karena melahirkannya. Tapi ia juga lupa bagaimana rasanya punya figure seorang ayah. Selama ini sosok yang ia panggil papa selalu mengabaikannya. Walaupun serumah, kesenjangan diantara mereka sejauh matahari dan pluto. Jarak yang masih terasa sangat jauh untuk ia tempuh meski ia memiliki kecepatan setara cahaya.
Dira memang bisa diibaratkan sebagai pluto. Mereka sama dalam menjadi hal yang sudah lama tidak dianggap.
Namun samar-samar sepertinya Dira pernah merasakan hangatnya perhatian dari seorang kakak. Kalau diingat-ingat lagi, tidak selalu Kia bersikap acuh padanya. Ada waktu dimana Kia berperan sebagai kakak yang menyayanginya. Saat itu walau hidup terasa susah tanpa hadirnya peran orang tua, mereka masih bisa tumbuh dengan mengais kebahagiaan kecil dari lubang takdir yang digali berdua.
Sepertinya momen bahagia itu terhenti disaat umurnya belum genap 10 tahun dan Kia akan lulus SMA. Saat kebenaran terungkap. Kebenaran kalau sebenarnya dia ada karna mamanya yang tak bisa setia. Pengkhianatan ini segera diketahui oleh papa saat mama masih hamil muda. Papa tahu betul kalo anak yang dikandung istrinya bukan darah dagingnya karena penyakit yang papa derita.
Sedikit momen manis antara ia dan Kia yang menjadi kekuatan Dira untuk tetap bertahan dengan segala amukan dan makian Kia. Ia ingin percaya, kebencian Kia padanya saat ini suatu saat bisa memudar.
Jadi, memaafkan Adit yang tanpa sengaja melupakan janjinya bukan perkara besar. Apalagi hari ini Adit gajian dan malam nanti mereka akan pergi untuk jelajah kuliner di festival kota.
Pada hari sabtu Dira gak punya jadwal kelas, jadi Ia bisa tidur sampai siang. Setelah makan siang, dia membunuh waktu dengan menonton drama korea. Ia gak sabar menunggu malam, lihat aja dia berjanji akan kembali mengosongkan isi dompet Adit.
Bunyi notif pesan masuk menginterupsi Dira yang menertawakan adegan lucu di layar.
Chat dari grup yang berisikan ia, Semesta dan Liona.
Liona
✓✓Malam minggu nih, ntar malam pada mau kemana?Semesta
✓✓Kalo udah malam ya tidurlah, kitakan bukan kelelawarLiona
✓✓Kick Eta, boleh kan Ra?
✓✓Tapi kayaknya aku di rumah aja deh, gak ada yang ngajakin jalan hiks..
✓✓Eh gimana kalo ntar malam kita jalan? kan ada festival. Lumayan buat cuci mata..Dira
✓✓Yah.. sorry Lio, ntar malam aku udah ada janjiSemesta
✓✓Sama siapa? Kemana?Dira
✓✓Hehe ke festival sama Adit. Hutang traktiran sebagai permintaan maaf diaLiona
✓ yaudah kita ikutan juga yuk Ta. Boleh kan Ra?Pesan Liona dan pesan-pesan setelahnya belum dibaca Dira. Karena setelah ia membalas mau kemana dan sama siapa ia mematikan hp dan fokus menonton. Nanggung, lagi seru! Setelahnya pun ia ketiduran dan bangun saat Kia dan Adit pulang kerja.
**
Adit tadi udah ngelobi Kia buat pinjam motor untuk pergi sama Dira. Sebenarnya Adit sungkan pinjam motor Kia terus. Tapi tenang aja bulan depan dia udah bakal punya motor sendiri kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi Hati
RomanceAdit, salah satu penduduk bumi yang baru pertama menemukan cinta dan harus berkenalan dengan luka. Ini cerita tentang dia yang kembali mencari tetapi malah terjebak dalam permainan hati.