Kia meletakkan makanan yang baru selesai ia masak di bawah tudung kecil. Ia juga membungkus beberapa sebagai bekal. Kia bergerak mengambil tas bekal saat Dira muncul di belakangnya.
"Udah siap ya kak? baru mau Dira bantuin" tanya Dira menjulurkan kepala mengintip dari bahu Kia.
Kia memutar mata.
"Kenapa bungkusnya banyak banget kak?"
"Bukan urusan kamu kan?" balas Kia selesai dengan bekalnya dan berbalik memandang Dira.
Dira membuka mulut namun menutupnya lagi dan memilih tidak menjawab. Ia hanya mengatupkan bibir.
Kia memperhatikan Dira yang hanya diam.
"Aku juga bawain untuk Riko" ujar Kia sambil berjalan santai melewati Dira.
Dira tersenyum mendengarnya. Sepertinya hubungan kakaknya dengan rekan kerjanya berjalan baik.
"Yang kesini waktu Adit sakit dan ultah kak Kia itu ya?" Dira mengekori Kia yang berjalan masuk ke kamar.
"Iya"
"Kak Kia dekat banget ya sama bang Riko? kakak sampai ngebekalin dia juga. Orangnya baik ya kak?" tanya Dira lagi melihat Kia mengambil tas selempang kerjanya.
"Iya" jawab Kia tidak jelas untuk pertanyaan yang mana.
Kia merapikan penampilannya di kaca. Matanya memindai sekitar melihat tidak ada barang yang tertingal, lalu keluar kamar.
"Wajahnya agak familiar deh kak, kapan dia kesini lagi? atau nanti malam ajak main kesini lagi aj-"
Kia mendadak berhenti di tengah jalan menuju pintu dan sekali lagi berbalik mengejutkan Dira.
"Ternyata kamu punya banyak waktu untuk nanya hal gak berguna pagi-pagi gini." semprot Kia.
Dira diam bersedekap.
"Kenapa kamu gak bisa berpikir untuk ngelakuin hal yang lebih penting? Sarapan sana. Kamu mau buat orang-orang tahu kalau kita anak-anak yang gak terurus dengan jelas?" Kia menilai badan Dira dari atas ke bawah.
"Gak usah sok ikut-ikutan panitia lagi. Belum apa-apa pola makan udah berantakan. Urus diri sendiri aja gak bisa" omel Kia.
Dira menunduk memeriksa badannya.
Kia kembali berjalan dan membuka pintu.
"Eh?" Kia terkejut menemukan Semesta yang berdiri di depan pintu rumahnya.
Semesta memandang bergantian padanya dan Dira lalu tersenyum canggung.
"Pagi kak" sapa Semesta.
"Adit udah siap?" tanya Kia tidak membalas sapaan Semesta.
"Waktu aku tinggal keluar tadi dia baru selesai mandi kak." Kia mengangguk atas informasi Semesta.
"Hai Ra" Sapa Semesta. Kia menoleh ke belakang menemukan Dira yang tersenyum membalas sapaan Semesta.
"Masuk aja Ta. Sarapan. Kakak udah masak banyak." Kia menepuk pelan bahu Semesta.
Kia meletakkan tas bekalnya pada gantungan motor. Ia duduk di motor berencana memainkan hp selagi menunggu Adit. Ia memeriksa tas.
Kia lupa kalau ia meninggalkan hpnya di samping meja saat memasak tadi. Ia kembali masuk.
"Aku kelihatan menyedihkan ya Ta?" Dira bertanya sambil memindahkan makanan ke piringnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi Hati
RomanceAdit, salah satu penduduk bumi yang baru pertama menemukan cinta dan harus berkenalan dengan luka. Ini cerita tentang dia yang kembali mencari tetapi malah terjebak dalam permainan hati.