Kronologis yang terjadi pada Atkia adalah sore sesaat Adit dan Dira pergi, Ia merasa bosan sendirian di rumah. Jadi ia memutuskan untuk pergi ke mall mencari hiburan. Walaupun tidak belanja, ia sudah merasa cukup dengan window shopping dan hiruk pikuk keramaian. Sejak mengenal Adit, Kia jadi jarang punya waktu sendiri dan merasa sepi. Padahal sebelumnya ia berteman akrab dengan keduanya. Sedikit banyak Kia sadar kehadiran Adit mengubahnya.
Puas mengelilingi satu mall, ia berjalan keluar menuju mall lain yang terletak berhadapan dengan mall yang sebelumnya ia masuki.
Di kota ini terdapat simpang empat yang di tiga sudutnya berdiri satu pusat perbelanjaan. Jadi hanya dengan berjalan kaki dan menyebrang jalan dapat mengunjungi ketiga mall. Di satu sudut yang lain terdapat lapangan luas yang malam itu dijadikan sebagai tempat festival kota.
Sebenarnya keberadaan Kia dengan Adit dan Dira hanya sebatas lebar jalan. Kalau saja sebelumnya Kia menurunkan egonya dengan bertanya tujuan mereka kemana. Mungkin saja malam ini mereka bisa menikmati dan menghabiskan malam bersama di festival kota.
Tapi ya seperti kata pepatah mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Setelah selesai mengelilingi ketiga mall Kia bersiap untuk pulang. Ia berdiri di pinggir jalan, ingin mengeluarkan hp memesan ojek online. Tapi sebelum ia melakukan niatnya. Di depannya tiba-tiba berhenti sebuah motor.
"Ojeknya dek?" Tanya pengendara motor tersebut.
Kia berpikir daripada dia harus menunggu lagi untuk memesan ojek, lebih baik memilih yang sudah ada di depan mata. Jadi tanpa curiga ia mengangguk dan naik ke atas motor.
"Ke jalan Sutomo ya bang" pesan Kia sambil memasang helm yang diberikan.
Awalnya motor yang dikendarainya memang melewati jalan besar menuju rumahnya tapi kemudian motornya berbelok ke jalan kecil.
"Loh kok lewat jalan ini bang?" tanya Kia heran.
"Iya dek, lebih cepat kalo kita lewat sini" balas abang ojek menjelaskan.
Selanjutnya motor mereka bergerak memasuki gang kecil lebih banyak lagi sampai Kia udah tidak tahu dia ada dimana.
"Bang kenapa makin jauh ya? Ini kita udah dimana?" Tanya Kia lagi mulai curiga.
"Ini udah hampir sampai kok" kata abangnya saat motornya keluar dari gang dan berada di jalan yang sepi. Kanan kirinya hanya ada pohon dan semak. Tanpa adanya lampu jalan.
Mendadak motor yang ditumpangi Kia berjalan tersendat. Kia mulai panik. Kalau motornya bermasalah tidak ada yang bisa dimintai pertolongan disini.
"Kenapa bang?" Tanyanya saat motor sudah berada di pinggir dan berhenti.
"Aduh, kurang tahu juga dek. Coba adek turun dulu"
Kia mengikuti intruksi. Baru saja ia turun dari motor, motornya kembali hidup. Secepat kedipan mata tote bagnya ditarik kuat dan di bawa kabur oleh oknum ojek tersebut.
Kia tidak serta merta diam, ia berteriak dan mengejar penjambret itu. Apalah daya tenaga mesin mana bisa ia kalahkan. Di tengah ketakutan dan kepanikannya ia mencoba menganalisis tempatnya berada sekarang. Dia memperhatikan kedua ujung jalan, berpikir kemana arah yang harus ia tuju.
Di tengah kebingungannya barulah ia sadar, kalau hpnya masih bersamanya.
Ia segera mengeluarkan dan membuka maps. Titik posisinya saat ini berada jauh dari rumah, jalan-jalan yang dilewatinya tadi ternyata memutar dan sekarang ia berada di pinggiran kota.Dengan tangan gemetar, Kia mencoba untuk menelpon Adit. Sebenarnya ia bisa saja memanggil ojek online atau berjalan dulu sampai menemukan orang yang bisa membantunya. Tapi ia sudah tidak bisa percaya siapapun sekarang. Because of this, she got trust issue for stranger.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi Hati
RomantizmAdit, salah satu penduduk bumi yang baru pertama menemukan cinta dan harus berkenalan dengan luka. Ini cerita tentang dia yang kembali mencari tetapi malah terjebak dalam permainan hati.