|4|

26 4 0
                                    

Beberapa hal sebagai mahasiswa memiliki perbedaan yang signifikan dari seorang siswa. Dira pun mengakui itu. Ia harus bisa beradaptasi dengan jadwal kuliah yang bervariasi.

Dalam satu hari bisa ada tiga mata kuliah secara beruntun, di lain hari bisa ada kelas pagi dan satu lagi di sore. Bagi Dira yang tidak memiliki kendaraan pribadi, ia yang mengandalkan ojek ataupun angkutan umum dan pengguna setia pertanyaan, "boleh nebeng?" tentu ini merupakan masalah.

Salah satunya seperti hari ini. Pagi tadi ia punya kelas jam setengah delapan. Meski sudah siap 35 menit sebelumnya, tapi saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.08 pun Dira masih betah di rumah. Akibat belum ada abang ojol yang acc orderannya.

Kalo gini dia bisa telat! apalagi dosen matkul ini ngebiasain kuis sebelum belajar, mana orangnya disiplin dan terkenal galak. Kalau terlambat dan gak dibolehin masuk, sia-sia ia begadang belajar setelah kenyang makan martabak dari Adit semalam.

Dira gak berani untuk tiba-tiba bangunin Kia dan minta dianterin, sama aja cari mati namanya. Apalagi pinjam atau bawa kabur motornya, dia gak tahu Kia bakalan pakai motor atau gak hari ini. Kalo nanti tiba-tiba Kia minta motornya pas dia lagi ada kelas gimana? selesai udah, game over. Dira emang gak bisa ngelawan dan menang dari kakaknya.

Berfikir Dira..gimana supaya gak telaaat.. batin Dira panik juga akhirnya setelah mengetahui sisa waktunya tinggal 18 menit lagi.

Kembali mengecek hp tapi belum ada pertanda baik dari aplikasi hijau itu, ia beralih membuka WA dan segera menelpon seseorang.

Di dering kelima, akhirnya telponnya diangkat.

"Halo Ra, kenapa?" sahut suara seberang.

"Iya, halo Ta. Udah berangkat belum?" tanya Dira cepat.

"Ini aku lagi manasin motor, sebentar lagi berangkat. Kenapa?" Dira memang mendengar deru mesin motor.

"Nah, kebetulan! Aku dari tadi mesan ojol gak ada yang accept, boleh nebeng gak, Ta?" Keluar juga pertanyaan andalan Dira.

"Oh boleh, lagian masih searah. Kalo gitu aku berangkat sekarang. Tunggu di depan pagar ya biar gak banyak makan waktu. Kita udah hampir telat soalnya"

"SIAP! MAKASIH TA.." seru Dira mematikan telepon dan langsung berlari keluar pagar.

Tadi pagi Dira memang cukup beruntung diselamatkan oleh Semesta. Ini bukan perumpamaan, Dira benar-benar harus berterima kasih pada Semesta, cowok yang saat ini menjadi teman yang cukup dekat dengannya. Bukan hanya untuk kebaikannya tadi, tapi semua kebaikan yang diberikannya sampai saat ini. Semesta adalah orang yang paling sering Dira mintai tebengan.

Dira dan Semesta bertemu saat Ospek fakultas, mereka berada dalam satu kelompok yang sama. Dari perkenalan, hubungan keduanya berlanjut karena ternyata mereka satu jurusan dan makin dekat karna mendapat beberapa kelas yang sama.

Sebagai mahasiswa baru, Dira mudah mendapatkan banyak teman baru karna sifatnya yang ceria dan mudah bergaul. Dia memang berteman dengan siapa saja, tapi untuk bisa benar-benar dekat dengannya sedikit sulit. Seperti ada tembok transparan yang menghalangi untuk bisa melihat Dira yang utuh.

Dan sore ini, Semesta tidak terlihat dalam radar penglihatan Dira. Cowok itu memang sudah pulang dari pagi karna hanya punya satu kelas hari ini. Sementara Dira masih harus bertahan untuk mengikuti dua matkul lagi setelah kelasnya tadi pagi.

Rekonsiliasi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang