|12|

24 2 0
                                    

Senin yang damai. Adit membuka pintu rumah dengan semangat. Hari ini ia akan kembali bekerja setelah libur sakit. Ia berjalan ke halaman. Melakukan sedikit stretching dan menghirup dalam udara pagi.

Kriettt. Bunyi pintu terbuka. Adit menoleh menemukan Kia yang sudah rapi dengan kemeja biru muda secerah warna langit pagi ini. Rambutnya yang diikat setengah tergerai indah.

"Tumben kamu siap duluan? biasanya Semesta harus ribut dulu bangunin kamu" Kia memasang wajah mengejek.

Adit menghampiri.

"Iya dong! ini kan hari spesial..." balasnya memainkan alis.

Kia berkerut bingung.

"Spesial? Ada apa me-"

"Yaudah yuk berangkat.." potong Adit dan mengambil kunci motor dari tangan Kia.

"Ayo naik" ucapnya pada Kia yang masih diam berdiri kesal karena kalimatnya dipotong.

"Ayo naik tuan putri.." rayu Adit menepuk-nepuk jok belakang. Kia mengalah dan duduk diboncengan Adit.

"Udah siap?" Tanya Adit melihat dari spion, Kia tersenyum dan mengangguk.

Kia memperhatikan pemandangan di depannya. Jalan-jalan yang terlewati selalu sama setiap harinya, tapi entah mengapa beberapa hari ke belakang terasa berbeda, terasa ada yang kurang. Apa karena absennya pemilik punggung bidang di depannya ini?

Kia kembali mengurai senyum. Ia menggerakkan tangannya ke bahu Adit. Kemudian secara tiba-tiba mencubitnya cukup kuat.

"Aduh! Kamu ngapain sih?!" Teriak Adit kaget.

"Hehehehe..."

"Lah ditanyain malah ketawa.. kenapa sih?" Heran Adit melihat sekilas ke belakang.

"Hehehe.."

Adit masih gak habis pikir dengan Kia. Tapi ia memilih mengabaikan sikap anehnya.

Karena tidak ada respon lagi dari Adit, Kia kini meletakkan tangannya memegang kedua sisi pinggang Adit. Ia juga menyandarkan wajah di punggungnya. Inginnya seperti ini pagi-pagi dan setiap harinya berjalan.

**

"Udah masuk kerja lagi, Dit?" Sapa Riko melihat Adit sebelum membuka pintu ruangannya.

"Iya, Pak" balas Adit sopan.

Yaelah pake pura-pura nanya lu. Padahal tadi malam juga udah dikasih tahu Kia pas nolak ajakan lu untuk berangkat bareng lagi. gerutu hati Adit.

Riko terlihat berpikir sebentar sambil memegang handle pintunya.

"Oh iya, Dit" katanya menghampiri Adit dengan ekpresi muka serius.

"Kenapa, pak?" Balas Adit tidak kalah serius.

Setelah berada di kubikel Adit, Riko merendahkan sedikit badannya dan berbisik pelan ke arah Adit.

"Kia sukanya apa, ya?" cicitnya.

PENTING BANGET NANYA SEKARANG?! Adit dongkol tapi berhasil dia sembunyikan.

"Dia suka kalo gak ada yang ganggu sih, pak. Introvert sih anaknya" jawab Adit gak membantu.

"Maksud saya dia suka makanan apa atau suka barang apa gitu?" Riko gak menyerah.

"Hmm apa ya? Kia agak pemilih sih soal makanan. Dia juga ngejaga semua barang-barangnya. Ibaratnya kalo dia punya puluhan ikat rambut, terus hilang satu pasti dia tahu. Tapi dia gak punya barang yang dia suka secara khusus sih." Adit menjelaskan.

Rekonsiliasi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang