Hari kedua Adit izin sakit dan istirahat di rumah. Bukannya sembuh, sakit Adit malah semakin parah. Ia juga merasa mual dan muntah. Bahkan menderita karena diare.
Kia, Dira dan Semesta jadi ikut sakit kepala menjaga Adit yang merengek.
Siang ini rencananya Adit akan memeriksakan diri ke dokter. Ditemani Semesta.
"Bang nanti ceritain semua keluhannya ke dokter." Pesan Semesta.
"Iya.." jawab Adit lemas. Mukanya juga pucat.
"Bapak Adit" panggil perawat yang berdiri di samping pintu ruangan dokter. Giliran Adit.
Adit masuk diekori Semesta di belakangnya.
"Selamat siang" Sapa dokter laki-laki paruh baya tersenyum.
"Siang dokter"
"Ada keluhan apa?" tanyanya hangat.
"Saya udah demam dari kemaren lusa dok. Udah minum obat tapi panasnya gak turun juga. Kepala saya sakit, kerongkongan saya juga sakit karna batuk kering. Hari ini saya juga diare dok." Keluh Adit.
"Udah berapa kali buang air besar?"
"Dari tadi pagi udah lebih dari lima kali"
"Sebelumnya ada makan makanan basi atau mungkin makanan yang kurang terjaga kebersihannya?" tanya dokter itu sambil menulis di kertas.
"Beberapa hari yang lalu saya beli banyak jajanan di pinggir jalan sih dok" Adit mengingat-ingat apa saja yang dimakannya baru-baru ini.
Dokter terlihat mengangguk-anggukan kepalanya.
"Bisa saja adit ini terkena demam dan diare karena jajan sembarangan, atau mungkin bisa saja tifus. Jadi untuk menegakkan diagnosanya kita harus lakukan tes urin atau tes darah dulu. Jadi saya kasih surat rujukan untuk melakukan tes."
Adit maupun Semesta menyimak dengan seksama.
"Untuk tifus sendiri bisa diobati dengan meminum obat serta antibiotik dan istirahat yang cukup jika dilakukan penangganan sejak awal. Karena masih harus tes dulu, ini saya resepkan obat untuk keluhannya."
"Jadi gak perlu dirawat ya dok?" tanya Semesta.
"Jika setelah tes dan benar terkena tifus, perawatan bisa dilakukan di rumah karena gejala masih ringan dan terdeteksi sejak awal. Jadi setelah tes, silahkan kembali lagi untuk pengobatan selanjutnya..."
"... ada yang mau ditanyakan lagi?"
"Saya boleh minta surat izin kerja karena sakit gak dok?"
Dokter mengambil lembaran lain untuk surat izin sakit. Ia mulai menulis.
"Boleh.. Nama Aditya Wijaya.. izin dari tanggal-"
"tanggalnya dari kemaren ya dok" potong Adit sebelum dokter menulis tanggal hari ini.
"oke.. dari kemaren sampai besok."
"Cuma sampai besok dok?" tanya Adit kaget. Berarti lusa walaupun masih sakit dia harus tetap kerja dong kalau gak mau dikira bolos.
"Besok hasil tesnya keluar. Baru bisa tahu apa tindakan selanjutnya. Nanti kalo perlu surat izinnya diperpanjang bisa kok. Gak usah khawatir."
Adit menghela nafas lega.
"Ada lagi?"
"Gak ada dok"
"Oke ini resep untuk ditebus, ini surat untuk tes, nanti akan jelaskan oleh perawat diantar kemana dan ini surat izin sakit."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi Hati
RomanceAdit, salah satu penduduk bumi yang baru pertama menemukan cinta dan harus berkenalan dengan luka. Ini cerita tentang dia yang kembali mencari tetapi malah terjebak dalam permainan hati.