13. Wawancara Kapten Tim Basket

695 85 14
                                    

"Tetap diam, ada Jasmine." Sakit? Tentu saja! Apa hidup Morgan hanya seputar Jasmine? Kenapa bahkan Morgan tak bisa menghargai perasaan perempuan lain.

Cinta benar-benar sudah membutakannya. Hayi terlalu malas banyak omong, dia hanya tetap diam dan mengikuti alurnya.

"Udah pergi?" tanya Hayi, Morgan memang wangi, tapi lama-lama berada di pelukannya cukup membuat sesak juga.

Morgan melepas pelukannya.

"Sepenting itu ya Jasmine buat lo? Lo buta Kak! Lo buta buat setidaknya menghargai gue!" Hayi lagi-lagi marah, dia tak bisa jika terus-terusan seperti ini, mungkin mereka memang hanya sebuah kepura-puraan, namun perasaan Hayi tak pernah sebercanda itu untuk terus dipermainkan.

"Iya! Lo harus inget lo udah setuju buat jadi pacar pura-pura gue, jadi sewaktu-waktu gue ngelakuin hal-hal refleks kayak tadi lo harus siap karena mungkin aja lagi ada Jasmine di dekat kita," jelas Morgan.

"Gak nyangka gue cowok yang banyak diidam-idamkan cewek-cewek seantero Pengubah Bangsa bisa sebucin ini." Hayi melipat kedua tangannya di depan dada membuang pandangan dari Morgan.

"Gue cuma mau Jasmine menyesal nyelingkuhin gue," kata Morgan tak terima, dia mungkin bisa mendapatkan seribu yang seperti Jasmine, namun Morgan ingin gadis itu kembali padanya dan menjelaskan apa alasannya memilih Kevin yang tidak ada apa-apanya dibanding Morgan.

Hayi tertawa hambar. "Tapi cara lo ngebuat orang lain rugi tahu gak!"

"Lo sama sekali gak dirugikan, kapan lagi punya pacar kayak gue?" tanya Morgan dengan pedenya.

Hayi menatapnya sewot. "Kalau gitu kenapa lo gak milih fans lo aja buat dijadiin pacar pura-pura, mereka pasti mau dengan suka rela!" sewot Hayi.

"Kan gue udah bilang gue refleks waktu itu, kalau bukan lo yang nyamperin gue, mungkin gue udah ngelakuin ini semua sama orang lain."

Hayi baru sadar kalau menjadi dekat dengan Morgan membuatnya bisa selalu mendengar ocehan cowok itu yang nyatanya tak sependiam biasanya.

Hayi menghela napasnya, tak ada lagi hal yang bisa dia gunakan untuk membalas Morgan. "Kalau lo nyuruh gue buat jauhin Kenzie, sekali lagi gue bilang, gue gak bisa!" tegas Hayi, dia sendiri tak tahu bagaimana hidupnya tanpa Kenzie.

"Oke, lo boleh tetap sahabatan sama dia, tapi tolong jangan sering-sering jalan bareng sambil gandengan, rangkulan setidaknya sampai kita selesai," ujar Morgan akhirnya, dia masih butuh Hayi untuk memuluskan rencananya merebut Jasmine kembali ke tangannya, jadi Morgan tak akan membiarkan Hayi pergi darinya. Bisa saja memang mencari perempuan lain, namun Morgan terlalu malas berhubungan dengan banyak orang terlebih cewek.

Hayi akhirnya mengangguk, meski dia sendiri tak tahu akan bisa atau tidak, tapi Hayi akan berusaha untuk bisa. "Oke, tapi lo jangan mempersulit wawancara gue sama temen-temen gue nanti."

Morgan mengangguk. "Nanti siang sepulang sekolah gue punya waktu satu jam sebelum latihan, gue harap kalian udah mempersiapkan semuanya karena gue gak suka menunggu!"

"Baik! Tuan Morgan yang terhormat!"

Morgan menarik rambut Hayi kesal dengan kalimat bernada ledekan cewek itu. "Ish!" Hayi menepis tangan Morgan agar menjauh dari rambutnya.

Kapten MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang