12. Antara Sahabat dan Pacar

708 77 12
                                    

Kelompok-kelompok belajar dalam kelas itu baru saja membubarkan diri. Presentasi telah selesai dilakukan oleh kelompok satu yaitu kelompok Hayi, kelompok dua dan seterusnya akan dilanjutkan minggu depan. Hayi membereskan kertas-kertas pertanyaan yang berserakan di mejanya.

"Kantin yuk," ajak seseorang. Hayi mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa gerangan. Namun Hayi langsung membuang muka.

"Lo gak laper?" tanya Kenzie memastikan.

"Udah kenyang gue sama pertanyaan lo!" Hayi memasukkan semua kertas ke dalam lacinya.

Kenzie tertawa. "Namanya juga diskusi ya gue nanya lah," kata Kenzie memberi pembelaan, memang sempat ada perdebatan tadi antara Kenzie dan kelompok Hayi, namun seperti biasa mereka akan kembali berteman saat diskusi selesai, lantas kenapa sekarang Hayi menjutekinya?

"Tapi lo keterlaluan! Lo sengaja kan biar gue kelihatan bego banget?" Hayi menatapnya sebal.

"Gue traktir makan yuk," ajak Kenzie sekali lagi.

Hayi tersenyum. "Ya udah yuk." Tanpa banyak pertimbangan lagi Hayi langsung melingkarkan tangannya di lengan Kenzie lantas berjalan dengan riang keluar kelas. Kenzie hanya terkekeh melihat itu, sudah biasa Hayi bertingkah layaknya bocah di hadapannya.

"Lo kok bisa pinter sih Ken? Heran gue," celetuk Hayi di perjalanan mereka menuju kantin.

Kenzie lagi-lagi terkekeh, untuk yang satu itu dia sendiri tak tahu karena memang sudah begitu dari sananya.

"Serius deh gue nanya, tapi Kimi juga pinter sih, apa kalian emang titisannya Einstein?" Hayi memandang ke muka Kenzie, namun yang didapatinya hanya tawa Kenzie yang membuat mata cowok itu semakin sipit.

"Gak tahu gue Yi, emangnya gue pinter?" tanya Kenzie balik, memang biasanya orang-orang seperti Kenzie ini kebanyakan merendah.

"Ish." Hayi melepaskan tangan Kenzie. "Ini nih, merendah untuk ditinggikan," kata Hayi menatap Kenzie curiga, di sekolah sudah lumayan banyak yang tahu hubungan persahabatan Hayi dan Kenzie, maka tidak akan heran jika keduanya tampak sangat dekat seperti ini. Paling yang menatap sewot hanyalah segelintir fans Morgan yang merasa iri pada Hayi.

Kenzie lagi-lagi tertawa, entahlah Hayi memang selalu bisa menjadi energi positif yang terus-terusan tertawa. "Apaan gue merendah, lah gue heran apa pinternya gue. Kalau gue pinter gue sekolah di luar negeri," ujar Kenzie masih tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Hayi mencubit perut Kenzie. "Lo gak mungkin juara 1 olimpiade fisika ngalahin anak sekolah negeri kalau bukan karena lo pinter. Merendah aja lo terus!" omel Hayi, Kenzie beberapa kali harus menjauhkan diri dari Hayi karena sungguh cubitan Hayi maut sekali.

Mereka berdua sampai di kantin, kantin cukup ramai, namun masih ada beberapa tempat duduk yang kosong. Kenzie menarik tangan Hayi dan mendudukkan gadis itu di sebuah kursi.

"Biar gue aja yang pesen," ujar Kenzie yang langsung melesat ke etalase pemesanan.

Hayi memainkan ponselnya sembari menunggu Kenzie, Hayi sebenarnya tak terlalu aktif keluar rumah, bisa dibilang hampir 80% hidupnya dia habiskan di dalam rumah. Namun dia tetap bisa melihat dunia luar dari media sosial.

Hayi meletakkan ponselnya saat Kenzie datang membawa dua mangkuk mie ayam. Gadis itu tersenyum senang, kapan lagi Kenzie mentraktirnya?

Hayi mengambil garpu dan langsung menyantap makanan itu. "Emmm enak banget," puji Hayi lebay.

"Lebay lo, rasanya sama kok kayak biasanya!" protes Kenzie, dia sedikit menoyor kepala Hayi.

"Makanan gratis tuh emang sepuluh kali lebih nikmat, makasih Abang Ken," ucap Hayi di manja-manjakan, Kenzie hanya bisa geleng-geleng kepala dan melanjutkan makannya.

Kapten MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang