27. Mawar Putih untuk Hayi

668 91 14
                                    

Nada menyambut Hayi dengan sebuah pelukan saat gadis itu sampai di ruang penyiaran. "Lo gak boleh keluar, gak boleh ninggalin kita," ujar Nada terdengar sangat manis, Hayi tersenyum lantas membalas pelukan Nada.

"Gue gak bakal ke mana-mana kok," kata Hayi.

"Kita baru mulai, lo harus menyelesaikan semuanya sampai akhir." Endru angkat bicara, Hayi mengangguki kalimatnya itu.

"Awal lo memilih untuk masuk ke ekskul penyiaran pasti karena emang lo tertarik. Perjalanan kita belum sejauh itu, ada banyak hal yang harus lo lihat lagi, kita akan jadi kuat sama-sama." Saka berkata dengan santainya. Hayi tak tahu kalau orang-orang yang dia temui di ekskul penyiaran akan sebaik ini, akan semenyenangkan ini, akan sesayang ini padanya.

"Makasih guys, kalian adalah alasan kenapa gue bertahan." Nada kembali memeluk Hayi haru, orang-orang yang juga berada di ruangan itu hanya bisa saling tatap tanpa tahu apa yang Hayi dan timnya sedang bicarakan.

"Ya udah yuk mulai," ajak Galih, semuanya mengangguk kemudian mulai mengerjakan pekerjaan masing-masing.

Tim Hayi hanya tinggal mengedit video perkemahan yang part kedua. Sisanya semua sudah selesai, biografi Morgan juga sudah diselesaikan dan sudah dikirim ke Galih untuk di posting di website. Berita soal kaki Hayi selama di perkemahan juga sudah selesai dikerjakan Nada, kemudian foto-foto dokumentasi juga sudah di posting. Jadi Hayi, Nada dan Endru hanya menemani Saka yang akan mengedit video.

"Muka-muka lo mulu Ndru, bosen gue," kata Saka, dia sudah mengedit setengah bagian video tadi malam hari ini hanya tinggal sentuhan akhir untuk selesai.

Endru menoyor kepala Saka. "Kalau Hayi gak sakit juga gak bakal dah gue on frame."

"Iya muke lo kan jelek!"

Sekali lagi Endru menoyor kepala Saka yang ngomong seenak jidatnya. "Kayak lo ganteng aja!"

"Seenggaknya gue punya pacar."

"Kenalin pacar lo sama gue sini."

"Dih pede banget lo!"

"Ssstt." Peringatan dari Galih yang membuat keduanya langsung diam.

"Cuma tim kalian yang udah selesai, nama tim kalian apa? Kayaknya kita harus pake nama biar mudah diingat."

"Cumi Kak," kata Saka ngasal, meski sedang mengedit dia tetap mendengarkan apa yang Galih katakan.

"Sembarangan lo, Bulu Babi aja kak." Endru memberikan pendapatnya.

"Lo lebih gila!" marah Saka.

"Yakin mau nama hewan laut? Nama bunga? Jenis warna?"

"Paus aja Kak," saran Nada.

"Iya Kak, kita tim paus aja," ujar Hayi menyetujui.

"Filosopinya?"

"Besar! Kami akan menghasilkan karya-karya yang besar," ujar Saka, dan lagi-lagi dia masih fokus ke arah laptopnya.

"Oke, tim Paus, mau gak nyoba bacain biografi yang udah kalian buat? Gue kasih kesempatan buat kalian siaran pertama kali hari ini. Ini hanya latihan, gak perlu bagus," terang Galih, tentu saja tim Hayi dan kawan-kawan langsung antusias.

"Seriusan Kak?" tanya Nada tak percaya.

"Serius, siapa diantara kalian penyiarnya?"

"HAYI!" jawab Nada, Saka dan Endru kompak.

"Kok gue?" tanya Hayi menunjuk dirinya sendiri.

"Kan emang elo," kata Nada membuat Hayi tak lagi bisa menolak.

Kapten MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang