5. Apa yang Merasuki Morgan?

920 98 20
                                    

Hayi, Saka, Endru dan Nada berkumpul di salah satu meja kantin, mengingat kini hari sabtu pun ramai, pemilik kantin memilih untuk tetap buka meski weekend. Mereka berempat melakukan kegiatan rapat yang lebih kecil, pertama-tama mereka memilih kameraman dan Saka bersedia apalagi cowok itu memang pencinta fotografi, alat-alat miliknya juga lumayan lengkap. Endru juga bertugas membantu Saka, namun cowok itu memiliki tugas lain yaitu sebagai editor, baik tulisan, video maupun foto.

"Nah sekarang yang jadi news hunter-nya siapa?" tanya Saka, hanya Hayi dan Nada yang belum mengetahui tugas utama mereka, karena keduanya perempuan sepertinya tugas mereka tidak akan yang berat-berat.

"Kayaknya Hayi aja deh, gue buluk pasti gak bagus keluar masuk kamera, Hayi kan cantik, pasti banyak yang bakal tertarik buat nonton video kita kalau dimasukkan ke channel youtube sekolah." Nada jelas menolak, memang Hayi jauh lebih cantik dari dirinya, tapi bukankah itu tak penting? Semua ini hanya perihal kerja sama dalam tim mereka.

"Apaan sih, kan bukan tergantung cantiknya. Suara lo kedengarannya bagus," ujar Hayi tak enak, dia tidaklah sesempurna apa yang Nada katakan.

"Gue jadi anggotanya ajalah, kalian bisa manggil gue kalau butuh apa pun. Gue juga gak masalah kalau cari bahan buat wawancara, asal gak on frame. Malu gue," terang Nada.

Ketiga teman Nada yang lain akhirnya mengangguk. Mereka bertiga memutuskan untuk membiarkan Nada dengan keputusannya. Selagi Nada nyaman maka semuanya pasti akan baik-baik saja.

"Jadi sekarang gimana?" tanya Endru memecah keheningan saat yang lain sedang berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Kita temui kak Morgan," jawab Saka.

"Di mana?" tanya Nada, sama seperti Hayi, Nada juga tak pernah tertarik dengan sosok Morgan, bahkan Nada tak pernah tertarik dengan cowok-cowok ganteng sekolahnya.

Hayi juga mengedikkan bahunya, tentu saja dia tidak akan tahu di mana posisi Morgan saat ini. Kenal saja dia tidak!

Saka tampak menatap ke arah anak-anak ekskul olahraga yang kini berlatih di tengah lapangan sana, anak-anak dari ekskul basket juga ada di sana, namun tidak ada Morgan.

"Kita ke lapangan basket indoor, kayaknya tim inti latihan di sana," ujar Saka memberi saran, semuanya mengangguk, mereka berempat bangkit dari kursi-kursi kantin itu kemudian berjalan melalui koridor menuju ke lapangan basket indoor.

"Astaga! Handphone gue di mana?" Nada tampak meraba seluruh tubuhnya mencari keberadaan ponselnya. Hayi, Saka dan Endru hanya bisa menggeleng, mereka mana tahu di mana ponsel Nada, mereka sendiri punya ponsel, untuk apa mengurusi milik orang lain?

"Kayaknya ketinggalan di ruang penyiaran deh, tadi soalnya lagi gue charge, lo semua duluan aja deh. Entar gue nyusul." Nada serta merta membalik tubuhnya berjalan cepat menuju ke lantai empat.

"Ceroboh banget sih!" gerutu Endru, tak ayal mereka bertiga tetap melanjutkan perjalanan. Dari rapat singkat dan proses saling mengenal antar mereka yang juga singkat, Hayi mulai sedikit tahu karakter teman-teman barunya itu, Saka lumayan ramah tapi sulit berekspresi, kalau Endru cenderung cuek dan banyak diam, Nada brisik dan sangat-sangat mudah akrab.

"Duh gue mau ke toilet nih." Saka menghentikan langkahnya. "Temenin gue Ndru," pintanya pada Endru.

"Pergi sendiri lah, manja banget lo pake di temenin," tolak Endru.

"Tahu lo! Kalau Endru nemenin lo, terus gue sama siapa dong?" tanya Hayi tak terima, yang akan mereka hadapi adalah Morgan, Hayi tak berani jika sendirian.

"Ya udah lo berdua aja, gue ke toilet dulu." Saka langsung ngacir tanpa menunggu persetujuan dari Hayi maupun Endru. Endru tampak mendengus namun kemudian mengajak Hayi untuk kembali berjalan.

Kapten MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang