Impresip

639 129 14
                                    

Tahun baru, cerita baru, kehidupan baru tentunya.

Gak terasa sekarang mereka sudah semester 4 aja. Yang pasti, makin disibukkan dengan dunia perkuliahan. Walaupun sibuk, seenggaknya itu semua bukan penghalang mereka buat tetap ngumpul.

"Padahal masih semester 4. Tapi rasanya udah kayak mahasiswa abadi." - haechan

Haechan dan jeno beserta cewek mereka, siyeon dan nancy, lagi ngumpul di yamie dekat kampus. Tentunya tanpa jaemin. Karena tujuan mereka ngumpul adalah gibahin jaemin.

"Sst. Hati-hati kalo ngomong. Ucapan adalah doa." - siyeon

"Bayangin, kita udah wisuda lempar toga, dia masih keliling sibuk nyari judul skripsi." - haechan

"Amit amit jangan sampe, Ya Allah." - jeno

"Mulutmu itu loh, chan. Kalo ngomong di filter dulu coba. Ntar balik ke kamu, kamu yang kalang kabut." - nancy

Haechan cuma ngeringis, terus nyuap mie nya.

"Hal terkocak yang pernah lu lakuin pas masih kecil paan?" tiba-tiba haechan nanya random. Mereka bertiga langsung berenti ngunyah.

"Apa ya... kalo gua, bantuin temen gua ngambil rambutan." - siyeon

"Gua apa ya? Loncat dari atas lemari deh kalo gak salah." - nancy

"Lu ngapain anjir loncat dari atas lemari??" - jeno

"Ih gua kan dulu suka nonton code lyoko. Kalo masuk ke dunia virtualnya kan, mereka ngambang dulu di atas." - nancy

"Waktu itu, gua pernah ngebayangin kalo gua jadi ulrich anjir." - jeno

"Aku juga ngebayangin jadi yumi. Lemparin kipas." - siyeon

"Kalo gua jadi aelita." - nancy

"Kenapa aelita? Padahal aku sukanya odd. Gak suka jeremy." - haechan

"Odd kapelnya sama sisi bukan sih?" - siyeon

"Tapi jeremy pinter anjir. Buktinya aelita yang cuma program dunia virtual, bisa dibikin jadi manusia idup di dunia." - jeno

"Bentar deh." - nancy

Semuanya langsung noleh ke nancy.

"Kita disini sebenarnya mau ngapain sih?" - nancy

Ketiganya saling tatap, balik noleh ke nancy, terus geleng kepala. Nancy yang liat jawaban mereka, cuma bisa buang napas.

"Yaudah, lanjutin ceritanya."




























"Yunseong kan?"

Yunseong yang lagi asik dengerin lagu di bangkunya, ngedongak waktu ada yang nyebut namanya.

"Ini gua, lia. Masih inget kan?" - lia

Jangan tanya keadaan yunseong. Mukanya aja yang lempeng, tapi jantungnya udah kayak diskotik.

dugem ajeb ajeb.

"O-oh. Iya, gua inget. Ngambil kelas Pak Sunggyu juga?" tanya yunseong. Lia ngangguk.

"Gua boleh duduk di sebelah lu gak? Gak ada yang gua kenal disini, selain lu." - lia

Gak ada yang gua kenal disini, selain lu.

Makin ambyar yunseong.

Sebagai jawaban, yunseong ngangguk doang.

"Ngomong-ngomong, kenapa lu ambil kelasnya pak sunggyu?" tanya yunseong basa-basi.

Generation of BitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang