10

116 22 10
                                    


"A yo, Ratu in the house"

"Asrama sepi, pada kemana?"

Asrama ini memang sering sepi, penghuninya hanya 10 orang dan sebagian besar adalah mahasiswi yang bisa pulang-pergi. Asrama kadang hanya jadi tempat singgah untuk mengerjakan tugas yang menyita kehidupan kampus, mengistirahatkan diri, ya pokoknya asrama hanya begitu fungsinya.

Beda dengan Nanda dan Ratu yang harus ada uang lebih banyak untuk pulang.

"Disini paling gue, elo sama Anya. Eh tadi gue liat Reyka"

"Wah berempat doang. Lo di atas sama gue, lantai 2 ada Reyka, lantai 1 ada Anya"

Nanda mengangguk. "Gue sore mau ke rumah sakit, nengok Altair. Katanya sih dia pulang hari ini kalo gak ada apa-apa lagi"

"Gue ikut dong. Gue sama dia belum pernah deh ketemu bener. Paling selewat-selewat"

"Boleh. Nanti gue telepon temennya Juna"

"Kok temen Juna? Angkot aja angkot"

"Angkot ke rumah sakit tempat Altair dirawat itu mahal, naik-turun banget. Ribet"

"Grab car?"

"Lo gak liat tanggal berapa sekarang? Akhir bulan, gak boleh boros. Minta anter adik-adik lucu gak ada salahnya. Gratis"

"Yasalam, gue takut naksir brondong"





"Kak Nanda"

Suara berat Rajendra memanggil Nanda sambil tersenyum, kemeja hitam yang cocok dengan kaos putih ya itu membuat Rajendra semakin.... Tampan.

"Gila beneran brondong lebih menggoda" Ratu belum mengedipkan matanya ketika melihat Rajendra tersenyum kepadanya usai memanggil Nanda.

"Jen, temen gue dibonceng lo ya. Gue sama Naufal" Nanda melirik Naufal, "gas, Pal" Naufal hanya mengangguk.

"Siap kak Nan" Rajendra melirik Ratu, "namanya siapa kak? Gue Rajendra, semester tiga jurusan teknik arsitektur, status jomblo dua tahun. Hehe"

Ratu melongo mendengar rentetan kalimat yang Rajendra ucapkan, "oh, okay. Gue Ratu, semester lima jurusan dkv, status jomblo, mantan pertama gue itu tali pusar dan baru punya satu mantan yang manusia"

"Lucu lo kak"

"Makasih Jendra"

Rajendra malah tersipu karena Ratu memanggilnya begitu. Biasa dipanggil Ajen, ini Jendra. Pipinya mulai memerah namun senyumnya belum juga pudar.

"Jendra, temen lo udah jalan sama si Nanda. Mau sampe kapan disini mulu?"

"Oh iya, nih helmnya. Eh gue mau ngomong dulu"

"Apaan sih" Ratu memakai helm bergambar kucing itu, "helm siapa sih gede banget"

"Gue selama perjalanan gak akan ngobrol, soalnya yakin gak akan nyambung"

"Oh itu, sama. Gue juga suka budeg, yang ada nanti lo emosi. Yuk cabut"

Pengalaman baru bagi Ratu dan Rajendra, sama-sama asing namun terasa dekat karena memiliki selera humor yang

Absquatulate ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang