special chapter ; Before Us

141 14 6
                                    


Bandung menjadi tempat yang sering dikaitkan dengan kota yang romantis, banyak menorehkan cerita pada setiap orang yang pernah berkunjung.

Singkat, namun memikat.

Pagi itu, senyum lebar dari gadis cantik berambut pendek itu tercipta saat meginjakan kaki kembali di kota seribu cerita. Kenangan manis dan pahit pernah ia rasakan disini, dan kembali kesini dengan cerita yang berbeda. Ia berharap akan itu.

Oh, nama gadis cantik asal malang itu adalah Ananda Diajeng Rarasekar.

Menggenggam ponselnya, ia mencari sebuah kost untuk beberapa hari. Karena ujian masuk perguruan tinggi jalur mandiri baru akan dimulai lusa. Ia berharap besar ada ujian kali ini, ia tidak mau gagal untuk kesekian kalinya untuk masuk perguruan tinggi idamannya juga jurusan yang ia minati sejak SMA.

Berangkat dari kota Malang ke Bandung membuanya cukup lelah. Kost dengan harga 500 ribu ini sudah sangat cukup untuk beberapa harinya di Bandung. Karena jika ia diterima di universitas itu, ia akan mendapatkan fasilitas asrama yang tidak dipungut biaya lagi.

Sungguh baik sekali bukan pemilik kampus itu.

-

Singkat cerita, impian Nanda menjadi mahasiswi jurusan desain komunikasi visual itu akhirnya terwujud. Melewati serangkaian rintangan panjang hingga akhirnya resmi menjadi mahasiswi.

Semester satunya ia berhasil lewati dengan baik. Tidak sabar untuk bertemu dengan semester dua.

Padahal sebetulnya ia takut. Haha.

Pulang dari kampus, rencananya Nanda ingin memasak mie instan sambil menonton video tentang tugasnya minggu depan. Pastinya akan lebih banyak menonton series daripada video tugas.

Video tugas hanya formalitas.

Namun mata Nanda malah teralih saat ada seseorang diseret paksa oleh preman berbadan besar. Awalnya Nanda tidak ingin ikut campur, tapi rasanya menolong sesama manusia.

Nanda terkaget ketika cowok itu sudah dalam keadaan mimisan dan setengah sadar.

"Hey. Lo denger gue kan? Tolong bertahan dulu. Kalo ada apa-apa, panggil Nanda aja. Gue mau beresin orang-orang ini"

Sedetik kemudian Nanda mulai menghajar preman itu hingga babak belur. Walau dirinya juga sedikit mendapatkan lebam, namun bukan masalah yang besar.

-

Nanda membawa cowok itu ke rumah sakit, namun baru saja ia bilang kalau orang ini mimisan tiba-tiba datang seorang dokter dan beberapa suster membawa cowok itu.

"Kamu tunggu disini. Altair akan saya tangani"

Altair. Jadi nama cowok itu Altair.

"Dokter, saya mau bilang kalo saya pamit"

"Kamu gak mau ketemu Altair dulu?"

"Gak usah, saya ada urusan"

-

Beberapa hari kemudian, Altair mulai mikirkan gadis yang menyelamatkannya itu.

"Pak Agus, aku boleh minta tolong gak?"

"Kenapa mas?"

"Dua atau tiga hari lalu, aku ditolongin sama cewek gitu. Anaknya hebat banget soal berantem. Pak Agus mau cariin identitas dia gak? Aku gak tau dia anak kampus apa bukan"

"Ciri-ciri spesifiknya bagaimana mas?"

"Aku gak inget. Tapi pak Agus bisa kumpulin data mahasiswi bernama Nanda dari semua jurusan gak buat aku?"

Absquatulate ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang