Sei dan Kesalahan

90 7 0
                                    

      Kuroo masih sibuk melawan Nishinoya yang semakin menggila, namun dia sempat melihat Kenma dan Rei yang telah kembali normal.

Kuroo menyeringai.

Sudah cukup baginya jika Kenma dan Rei baik-baik saja.

“Kenma berikan pedangmu yang satunya!” perintah Rei lembut.

Kenma menatapnya bingung.

“Untuk apa?”

Rei tak menjawab, dia hanya berdiri dan menatap Kuroo juga Nishinoya.

“Kalian pergilah dan lawan Raja Ushijima! Aku yang akan melawan Noya San.”

Kenma tersentak bersamaan dengan Rei yang segera merampas pedangnya dengan cepat.

“Ah … tapi …”

“Tenang saja! Aku akan mengajarkan pada Noya San apa yang telah kupelajari dari kau dan Kuroo San …”

Kenma semakin bingung, dia mengerutkan keningnya heran.

“Apa yang kau pelajari da …”

“Kekuatan cinta kalian.”

Rei menyeringai dan mengalihkan perhatiannya pada Kuroo juga Noya.

“KUROO SAN! PERGILAH BERSAMA KENMA! LAWANLAH RAJA USHIJIMA! NOYA SAN … AKU LAH LAWANMU SAAT INI!”

Teriakan Rei sukses membuat Kuroo dan Noya mengalihkan perhatian mereka kepada Rei.

“Oi apa maksud …”

“Kenma!”

Rei menepuk bahu Kenma dengan lembut.

“Kupercayakan pada kalian.”

Kenma nampak terkejut namun tak lama dia menganggukkan kepalanya dan mulai menarik Kuroo untuk meninggalkan ruangan itu.

“Tunggu dulu, Kenma! Bagaimana dengan Rei?” tanya Kuroo khawatir.

“Tenang saja Kuroo San! Aku yang akan melawannya!” seru Rei yakin.

Awalnya Kuroo masih khawatir, namun melihat senyum mantap milik Rei, dia akhirnya menyetujuinya.

“Baiklah!”

Kuroo dan Kenma segera meninggalkan mereka berdua.

Rei beralih melihat Noya yang menatapnya tajam.

“Apakah seperti itu caramu menyapaku, Noya San?”

“BERISIK! SEGERA SAJA KITA AKHIRI INI!”

Rei tersenyum sinis.

“Heee … ok.”




                              ***

     Sei tersentak kaget saat mendengar ledakan yang sangat besar itu. Tanah di sekitarnya ikut bergetar hebat.

Hanji terkekeh pelan.

“Heee … tak kusangka ledakannya sangat besar melebihi dari apa yang kuperkirakan.”

Sei menatap Hanji dengan tajam.

“Jadi itu perbuatanmu?!”

Hanji tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Sei mendecih kesal.

“Sialan! Aku tidak akan memaafkan kalian jika sampai ada teman-teman Rei yang terluka!” bentak Sei.

“Heee … bukankah seharusnya kau yang minta maaf pada kami. Kau ingat? Luka yang kau berikan pada kaki Levi dan juga dadaku? Kau ingat bahwa kau lah yang membunuh Suna?”

OokokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang