Ookoku

Kenma dan Kuroo

       Di pagi yang damai itu, hiruk pikuk Pasar Nekoma terdengar sangat ramai dengan banyak orang berlarian mengejar seorang pemuda yang ketahuan mencuri.

Pemuda berambut hitam legam itu terus berlari tak tentu arah, hingga akhirnya terhenti pada jalur yang telah buntu karena sebuah dinding batu Istana Nekoma.

Tanpa pikir panjang, dia segera mengeluaran kedua pisaunya dan memanjat dinding, meninggalkan para pengejar yang kebingungan mencarinya.

Pemuda bermata sipit itu terus memanjat hingga sampai di jendela istana dan memasuki sebuah ruangan.

“Sial … dimana Kucing Garong itu?”

“Kh … kita kehilangan pencuri sialan itu.”

“Ayo kita cari Kuroo Tetsuro di sana!”

Para pengejar meninggalkan tempat, membuat pemuda bernama Kuroo itu dapat bernafas lega dan bersyukur atas keberhasilannya melarikan diri.

“Sial … aku nyaris ditangkap mereka,” gerutu Kuroo seraya mengedarkan pandangannya di ruangan tersebut.

Ruangan yang memiliki sebuah ranjang dan banyak rak buku itu terlihat seperti kamar tidur.

“Wah … dimana ini?”

Perhatian Kuroo terhenti pada sesosok gadis yang tengah tidur di bangku dengan banyak buku di mejanya.

Perlahan Kuroo mendekatinya untuk melihat sosok gadis bersurai pirang dengan warna hitam di puncak kepalanya.

Tentu saja Kuroo tau dengan gadis itu, dia adalah Putri Kenma, putri kedua Kerajaan Nekoma.

Kuroo mencoba menggeser beberapa helai rambut Kenma yang menutupi wajahnya untuk memastikan.

Bohong kalau Kuroo tak tertarik dengan putri yang terkenal dingin itu sekali lihat.

Bukannya melarikan diri, Kuroo malah sibuk untuk mengaggumi fitur wajah Kenma.

“Sihir penyegelan, Braun!”

Sebuah teriakan mengalihkan perhatiannya, namun belum sempat menganalisa, tubuh Kuroo telah kaku dan tak dapat bergerak.

Manik cokelatnya menemukan sesosok gadis berambut merah muda sebahu dengan manik keabuan yang menatapnya tajam.

“Siapa kau? Beraninya masuk ke sini, dasar penyusup!” bentak Ryougi.

Kuroo ingin bergerak, namun sihir penyegel milik Ryougi mencegahnya.

Tak lama Kenma terbangun dan terkaget melihat keributan di kamarnya.

“Ryougi San, apa yang terjadi di sini?” tanya Kenma seraya menatap Kuroo heran.

Manik keemasan Kenma bertemu dengan mata hazel Kuroo, bohong jika Kuroo tak terpesona dengan manik kucing itu.

“Yeah … lelaki ini entah bagaimana menyusup kemari. Jawab pertanyaanku, dasar mesum!” seru Ryougi bertambah kesal.

“Ah … em … ampun Ryougi Sama, saya Kuroo Tetsuro, penduduk di kerajaan ini. Saya tak sengaja masuk ke sini,” jawab Kuroo ketakutan.

Ryougi menatap tajam Kuroo.

“Kenapa kau bisa sampai masuk kemari? Kuharap kau tidak membohongi kami, Tetsuro.”

“Eh … ya, aku dikejar oleh penduduk dan bersembunyi di sini.”

“Kenapa kau dikejar penduduk, Kucing Garong?”

Giliran Kenma yang bertanya, Kuroo yang mendengar hanya dapat tersenyum miris.

Haruskah semua orang memanggilnya kucing garong hanya karena penampilannya yang garang dan kotor, bahkan untuk orang yang baru saja Kuroo akui kecantikannya?