The Kingdom Of Fukurodani

132 11 2
                                    

       

        “Oi Kebo! Bangun, dah pagi nih!”

Kenma berusaha membangunkan Kuroo yang ketiduran bersama Jean.

Kuroo mengerang dan membuka matanya perlahan.

“Apakah aku di surga? Aku melihat gadis imut … oh kau bidadari ya?” oceh Kuroo yang belum bisa sadar sepenuhnya dari tidurnya.

Kenma mendecih kesal.

“BUKAN! AKU MALAIKAT MAUT YANG AKAN MEMBELAH PERUTMU, MENGELUARKAN JEROANMU, DAN MEMBERIKAN TUBUHMU PADA ANJING!” teriak Kenma tetap dengan wajah datar.

Kuroo terdiam sesaat dengan mata setengah tertutup.

“Nggak papa deh. kalau malaikat mautnya kawaii sih, abang rela …”

BUAAAGH!

Sebuah pukulan mendarat di atas kepala Kuroo, menyebabkan sang lelaki berambut jengger ayam hitam itu sadar sepenuhnya.

Namun yang memukulnya bukan Kenma ataupun Rei, melainkan Kunimi Akira, wanita hamil yang sepertinya sedang dalam waktu sensitif.

“Sungguh sadis dirimu, sayang …” gumam Kindaichi.

“Arigatou Kunimi San,” ucap Kenma tetap dengan wajah malasnya.

Kunimi hanya menganggukkan kepalanya dengan cuek.

“KEN CHAN! Tadi abang mimpi ketemu malaikat maut kawaii. Gimana nih? Abang terlanjur suka sama dia tadi, padahal abang kan setia sama dedek …”

Kenma menatap Kuroo kesal, ingin rasanya mencincang lelaki aneh di depannya.

“Tau ah, gelap!” bentak Kenma berlalu meninggalkan Kuroo.















      Tak lama mereka kembali melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai pada Kerajaan Fukurodani.

Jean dan Kuroo berteriak girang bersamaan.

Ingin rasanya Kenma membumi hanguskan dua mahluk kebun binatang yang heboh itu.

Kenma tau, Jean memang agak ‘gila’ juga, tapi dia tak menyangka sekarang ‘kegilaan’ Jean bertambah banyak karena Kuroo.

Dasar kucing pembawa penyakit …

“Rindu banget sama tempat ini!” seru Jean.

“Yosh … balik kampung nieh,” imbuh Kuroo seraya mengedarkan pandangannya.

“Kangen sama sungainya.”

“Kangen sama tempat main bareng Sei San, Rei Chan, dan Zoro disini.”

“Kangen makan di istana bareng Bokuto San, kan gratis gitu.”

“Dan kangen sama …”

“MBAK-MBAK CANTIK PENJAGA WARUNG!”teriak Kuroo dan Jean serempak.

Tsukishima yang kesabarannya sudah habis segera melemparkan batu pada dua manusia perawakan kucing dan kuda itu.

“Berisik oi!” bentak Iwabe ikut kesal.

“Ken Chan, abang dilempar batu sama Si Garem, bantu elusin doang!” ucap Kuroo manja.

“Gue nggak buta, Kurtet. Gue tau loe dilempari batu karena kemesuman kalian,” ucap Kenma yang sudah lelah menghadapi Kuroo yang sering bertingkah absurd.

“Kalian berasal dari Kerajaan Fukurodani?” tanya Iwaizumi pada Jean dan Kuroo.

“Iya … dulu sebelum kami merantau ke Nekoma, kami tinggal disini bersama Sei San, Zoro, dan Rei, ” jawab Jean yang kewarasannya telah kembali.

OokokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang