♤~Chapter 6~♤

217 32 2
                                    

~◇~◇~◇~

Di Mansion, Pukul 20:30 Malam....

"Aduh duh duh! Pelan-pelan Martha!" Rintih Xavier.

"Jangan gerak-gerak! Lagian kenapa Kakak bisa luka kek gini?" Omel gadis bersurai navy beririskan merah jambu itu.

"Salahkan tungau itu! Jangan Kakak!" Xavier memutar bola matanya malas.

Saat ini ketiga sahabat itu tengah beristirahat di mansion. Lucas memilih untuk selojoran di sofa, Clara tidur di kamar, sedangkan Xavier sedang diobati oleh Martha yang notabenenya adalah adik kandungnya.

"Jadi, kau sudah berbicara padanya?" Tanya Xavier.

"Sudah."

"Lalu bagaimana reaksinya?" Martha bertanya tanpa menghentikan gerakan mengobatinya.

"Awalnya dia tidak mengerti, tapi sepertinya cara itu akan membantu." Lucas tersenyum puas.

"Baguslah kalau begi--ADUH!!" Xavier memdadak meringis kesakitan lantaran Martha membersihkan lukanya terlalu keras.

"Ma-maaf, mankanya kakak jangan gerak-gerak." Martha mengambil plester dari kotak P3K.

"Kalo gak gerak berarti patung dong. Lagian kenapa kau tidak langsung memplesternya saja sih?" Xavier mendelik tidak peduli.

"Nanti kulit kakak bisa terinfeksi, terus kulitnya jadi busuk dan jadi nggak tampan lagi deh. Mau??" Martha tersenyum mengejek.

".....nggak." Xavier membuang muka ke sembarang arah.

"Sudah selesai. Aku mau tidur duluan, kalian jangan tidur malam-malam nanti kesiangan lho." Ujar Martha beranjak pergi.

"Ya,ya,ya,ya. Selamat beristirahat." Kata Lucas melambai-lambaikan tangannya.

Keeseokan Paginya....

"Huwaaaaaaaa!! Ini menyebalkannn!!" Athanasia menggerutu kesal.

"Hei, hei, hei. Kau kenapa sih pagi-pagi gini udah ngambek aja?" Tanya Lucas yang duduk di sebelahnya.

"Semalam para pencuri itu lolos lagi, diambil pula permatanya!" Athanasia menggembungkan pipinya kesal. Ia lantas menunjukkan sebuah berita yang terpampang di layar ponselnya.

"The Phantom Thieves Berhasil Membawa Kabur Spider's Eye!"
Begitu judul yang ada di berita tersebut.

"Lalu kenapa? Mereka 'kan berhasil kabur karena detektif bodoh sepertimu tidak bisa menangkap mereka." Ujar Lucas memasang wajah tak berdosa.

Plak!

"Akh!"

Athanasia melempar ponselnya ke arah wajah Lucas hingga pria itu terjungkal ke belakang.

"Huh! Temen kesel malah dibikin tambah kesel." Athanasia membuang mukanya ke sembarang arah.

"Oi, oi, oi. Kalian ini berantem melulu apa nggak bosen?" Kata Xavier.

"Tau'k nih si Lucas." Athanasia menjawab malas.

"Heh! Babu gak usah ikut campur. Pergi sono. Hus! Hus!" Usir Lucas.

"Ini anak bener-bener keterlaluan ye? Yaudah lah!" Xavier kemudian beranjak pergi dari kursinya dan keluar dari kelas.

Ia memilih untuk pergi ke perpustakaan daripada berdebat dengan anak kurang akhlak ini. Lucas kemudian bangkit dan kembali duduk ke kursinya, ia menoleh ke arah gadis yang ada di sebelahnya masih memasang raut wajah kesal.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang