FANFICTION!
-DISCONTINUED-
"Lucas"
Nama itu rasanya sangat familiar untukku, tapi aku tidak ingat dimana aku mendengar nama itu.
Rasanya...seperti ada sesuatu yang hilang dariku, ada rasa yang mengganjal di hatiku. Tapi apa?
"Athanasia.....aku meri...
Song:Yoru ni Kakeru (Racing Into the Night) By: YOASOBI
(Jangan diputer dulu ya :D)
~◇~◇~◇~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ilustrasi Chapter)
~◇~◇~◇~
Sebelumnya (Flashback).......
"Uggh...."
Athanasia mencoba untuk membuka matanya secara perlahan. Kepalanya terasa agak sakit karena dipukul hingga pingsan tadi. Gadis itu mengerang, ia memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya yang masih terasa berat.
Pandangannya masih agak buram, namun ia bisa melihat kalau ada seseorang di hadapannya. Athanasia memicingkan matanya, tampaknya orang itu adalah seorang wanita.
"Dimana....aku?"
Wanita berpakaian gelap itu menoleh, lalu dia menghampiri Athanasia dan tersenyum kepadanya.
"Kau sudah bangun?" Tanya wanita itu.
Secara perlahan penglihatan Athanasia mulai kembali jelas, perempuan itu mencoba untuk memfokuskan pandangannya. Ketika penglihatannya sudah kembali seperti sediakala, ia melihat sebuah wajah yang sangat ia kenal.
"Jannete?"
Sang empu nama tersenyum manis. Ia lalu menyodorkan secangkir cokelat hangat kepada Athanasia. Gadis bersurai blonde itu lalu menerima cangkir tersebut dengan sedikit ragu.
"Bagaimana aku bisa ada di sini?" Tanya Athanasia.
"Hmmm, ceritanya cukup panjang. Tapi jangan cemas, kau aman di rumahku sekarang." Ujar Jannete.
Athanasia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban, ia tidak tahu bahwa sebenarnya Jannete lah yang menculiknya dan Lucas.
Penyihir itu lantas bangkit berdiri dan berbalik, tersenyum licik tanpa disadari Athanasia.
Dia lalu berjalan menuju perapian dan menambahkan beberapa kayu bakar, kebetulan musim dingin akan segera tiba. Jadi suhu di malam hari cukup rendah.
"Ah benar! Dimana Lucas?! Apakah dia baik-baik saja?!" Tanya Athanasia panik.
