36. Disguise

55 8 26
                                    

~◇~◇~◇~

Mansion Lucas, Pagi Hari....

Lucas beserta Clara terlihat sedang melamun di ruang makan. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan, namun mereka sama sekali belum makan apapun. Padahal jam 8:15 sudah harus pergi menemui Claude untuk menerima misi.

"Hahh, kenapa dia belum keluar juga? Ini sudah hari ketiga dia tidak keluar kamar." Ujar Clara sembari mengetuk-negtukkan jarinya di meja.

"Apakah Anda sedang membicarakan Tuan Rei, Nona Hound?" Tanya Damian yang sedang menyapu lantai.

"Ah, yaa, begitulah. Dia mengunci pintu kamarnya selama tiga hari. Entah apa yang dia lakukan selama itu." Ujar Clara memijit pelipisnya.

Lucas agak mengerutkan dahinya.

"Apa dia mengurung diri karena matanya?" Lucas bergumam.

"Mata?" Damian menaikkan sebelah alisnya.

"Belakangan ini matanya terus berubah warna menjadi kuning. Dan....aku selalu merinding setiap menatapnya." Lucas meletakkan tangannya di dagu.

"Emmmm, sebenarnya ini hanya rumor sih, Tuan Velliard. Saya mendengarnya dari beberapa orang saat berada di Azurania."

Lucas melirik ke arah pemuda bersurai cokelat itu. Ia seperti penasaran dengan perkataan Damian barusan. "Rumor? Rumor seperti apa?"

"Konon jika ada seseorang yang warna matanya bisa berubah menjadi kuning, maka sebaiknya berhati-hati dengan orang tersebut." Ucap Damian pelan.

"Berhati-hati kenapa?"

"Karena bisa jadi....ada sesuatu yang bersemayam dalam tubuh orang itu." Mata Lucas dan Clara melebar seketika. Namun sedetik kemudian...

"Pfft! Hahahahahahahahaha!!"

Keduanya malah tertawa terbahak-bahak sebagai responnya, Damian yang melihat mereka berdua hanya bisa cengo.

"Astaga, Damian. Tak kusangka kau bisa melucu juga ya?" Clara menyeka air mata.

"Y-yaa, i-itu hanya gosip sih. Sepertinya tidak benar. Maaf karena telah membicarakan sahabat Anda, Tuan." Damian sedikit membungkukkan badannya.

Lucas dan Clara melambai-lambaikan tangannya dengan santai, mereka tidak merasa tersinggung sama sekali.

"Damian!"

Kepala pelayan tiba-tiba memanggilnya. Damian pun pamit kepada kedua majikannya tersebut dan segera menghampiri si kepala pelayan.

"Hahh, aku lapar. Masa' pesan makanan dari luar lagi sih?" Gerutu Clara.

"Apa boleh buat? Kita akan-"

"Kalian mencariku?"

Keduanya tersentak kaget begitu mendengar suara yang amat mereka kenali datang dari belakang. Lucas dan Clara pun reflek menolehkan kepalanya, benar dugaan mereka.

Yang memanggil mereka ternyata adalah Xavier. Namun ada yang membuatnya terlihat sedikit berbeda.

Dia mengenakan penutup mata dan dua buah anting. Iris kanannya juga berwarna biru yang notabene adalah warna mata aslinya, bukan merah atau kuning lagi.

"Xavier? Sejak kapan kau berada di situ?" Tanya Clara sedikit terkejut.

"Barusan. Kenapa?" Tanya-nya.

"Hei, kami kelaparan tahu. Sejak pagi kami belum menya-AWW!!!"

Belum sempat Lucas menyelesaikan kalimatnya, mendadak Clara menginjak kakinya tanpa ampun. Lucas langsung mengaduh kesakitan.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang