~♤Chapter 17♤~

85 15 6
                                    

Obelia Highschool, Kantin....

Jam 07:00, Pagi....

Lucas berjalan menuju salah satu meja yang kosong di kantin tersebut. Tempat itu agak sepi karena hari masih pagi. Sebelum berangkat ia tidak sempat sarapan.

Alasannya? Simpel.

Tidak ada yang memasak saat itu dan Lucas malas memasak. Xavier masih tertidur pulas karena semalaman begadang mengurusi sesuatu, sementara pelayan-pelayan yang berada di rumah itu sedang pergi cuti semua.

Hanya Cabel dan dua orang maid-nya yang masih berada di sana, namun keduanya tidak bisa masak. Mau tidak mau, Lucas memutuskan untuk sarapan di sekolah.

Untungnya dia anak sultan. Duit bukan masalah sama sekali baginya.

"Kau sarapan sendirian?" Ujar Athanasia menghampiri Lucas.

Pemuda bersurai hitam itu hanya menggidikkan bahunya.

"Ke mana Xavier dan Clara? Biasanya mereka selalu bersamamu."

"Clara sedang 'sakit', Xavier masih tidur di rumah karena begadang. Mungkin dia akan bolos hari ini." Lucas menjawab santai.

"Hah? Bolos? Kenapa kau tidak membangunkannya saja?"

"Hei, pria itu baru tidur jam 4 subuh. Aku sudah berusaha membangunkannya tapi percuma."

Athanasia menepuk dahinya pelan, Lucas hanya memasang wajah tidak berdosa.

"Memangnya dia mengurusi apa sampai baru tidur pagi-pagi buta?" Gadis itu menggembungkan pipinya.

Lucas melirik, ia memasang tatapan tidak suka.

"Kau tertarik padanya?"

PFFT!!

Saking kagetnya, Athanasia sampai tersedak minumannya sendiri.

"Ohok! Ohok! Ha-hah?? Apa maksudmu?" Athanasia menaikkan sebelah alisnya.

Grett

Lucas bangkit berdiri, ia mendekatkan wajahnya ke gadis tersebut. Cukup dekat.

Hanya berjarak beberapa senti.

"Kutanya, apa kau menyukai kucing suram itu?"

Kucing?

"He-hei, ada apa denganmu? Aku kan bertanya karena dia juga merupakan temanku." Athanasia berucap tidak terima.

"Temanmu?"

"Ya, dia temanku. Apa aku tidak boleh mengkhawatirkannya?" Athanasia menatap tajam.

Lucas terdiam sejenak.

"Tidak boleh." Bisiknya.

Gadis bersurai blonde itu tersentak kaget. Pertama, Lucas sudah terlalu dekat dengannya. Kedua, telinganya terasa geli karena hembusan nafas pria tersebut.

"Kau tidak boleh mengkhawatirkan pria lain selain diriku."

Hening.

Plak!

"Aww!"

Perempuan bernetra sapphire itu tiba-tiba saja langsung menepis wajah Lucas dengan kotak susu miliknya.

"Ha? Lagian kenapa juga aku harus mengkhawatirkanmu?" Athanasia memasang wajah bingung.

Lucas hanya mendesah pelan sembari meraba-raba pipinya yang merah. Gadis ini terlalu polos.

"Hahh, sudahlah. Lupakan saja." Ujar Lucas sambil membuang muka.

Athanasia hanya mengerutkan dahinya bingung. Ia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran pria aneh ini.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang