32. Captured

63 10 18
                                    

"Harusnya kau berhati-hati dengan ucapanmu."
-Ahin Grace-

~◇~◇~◇~

Keesokan Harinya....
Arlanta, Pukul 08:00

Lucas berjalan keluar dari gedung hotel dengan wajah cemberut. Lelaki itu sesekali mendengus, ia menatap kertas yang berisi daftar bahan makanan yang ditulis oleh Xavier dan Diana.

Biasa, Xavier dan Diana 'kan "MRT" alias Mamah Rumah Tangga. Tapi ya, demi mendapat restu calon ibu-mertua. Lucas rela jadi babu agar bisa memiliki Athanasia. Ahay!

"Lucas!"

Sang empu nama menoleh, panjang umur. Ternyata yang memanggilnya adalah ayangnya alias Athanasia. Spontan, Lucas pun buru-buru memasang raut wajah santainya.

"Kau mau pergi ke mana?" Tanya Athanasia.

"Biasa. Mama Xavier nyuruh gw buat belanja ke minimarket." Lucas menggidikkan bahunya.

"Mama....Xavier?"

"Aish, lu gak tau ya dia kelakuannya kek gimana di mansion? Tiap hari kerjaannya nyolot mulu kayak ibu-ibu lagi PMS—"

PLETAK!

"ADUH!!!"

Tiba-tiba saja sebuah kaleng bekas jatuh dari langit dan telak mengenai kepala Lucas. Di kepalanya pun tumbuh benjolan segede gaban. Yaaa, siapa lagi kalau bukan ulah satu orang?

"HEH! LU TUH PUNYA DENDAM APA SIH SAMA AING?! TIAP HARI PALA GW DIGETOK MULU!!" Sewot Lucas.

"LU SENDIRI YANG NYARI GARA-GARA DULUAN AMA GW DODOL! BEGO DIPIARA SIH! MAMAM TUH KALENG!!" Xavier balas mengomel.

"BAWEL LU JUBAEDAH!!"

"BACOT LU SAODAH!!"

Bla....bla...bla...

Athanasia hanya bisa tepok jidat melihat tingkah laku kekanak-kanakan kedua pria itu. Tidak ada yang namanya hari tanpa pertengkaran kedua manusia sableng itu. Berasa ngejaga anjing dan kucing sekaligus ya bund?

"Dahlah, pergi sendiri aja."

A Few Moments Later....

Pertengkaran pun akhirnya terselesaikan. Terima kasih kepada Mama Diana yang tiba-tiba muncul dari belakang dan "menggeplak" kepala Xavier dengan wajan penggorengan.

Berterima kasihlah juga kepada Clara, dia kebetulan baru saja selesai berjogging dan langsung melempar sepatu ketsnya yang telak mengenai kepala Lucas. Kicep lu berdua sekarang.

"Huft~" Lucas mendengus sepanjang jalan.

"Mankanya, kamu jangan cari gara-gara melulu sama Kak Vier. 'Kan kamu yang jadi kena batunya." Ujar Athanasia.

"Kamu tuh sebenernya di pihak siapa sih? Aku atau Xavier?"

Athanasia tertawa garing, gadis itu melambai-lambaikan tangannya. "Ngomong-ngomong, alu minta maaf soal kemarin."

Lucas menoleh ke arah Athanasia, lelaki itu menaikkan sebelah alisnya.

"Seharusnya aku tidak bertanya apapun. Aku juga turut bersedih atas kematian Paman Louise." Athanasia menarik nafasnya sejenak.

"Aku minta maaf....."

"Karena sudah menyinggung soal Ayahmu."

Pemuda bernetra ruby itu terdiam, dirinya menatap lamat-lamat wajah Athanasia. Sedetik kemudian, lelaki itu pum tersenyum tipis. Tangannya ia letakkan di atas pucuk kepala gadis tersebut.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang