33. Broken Winged Butterfly

52 9 2
                                    

Reminder:
Oiya, sedikit info. Btw, genre UTM ini adalah: Romance, Friendship, Slice of Life, Fantasy, Comedy, Action, Crime.

Jadi, untuk memperjelas, nggak semua chapter di UTM ini akan selalu berfokus ke romance
(LucAthy-AthyVier-AthyKiel) ya. Kadangkala nanti akan lebih fokus ke crime-nya, atau mungkin friendship + slice of life-nya. Karena fokus utama author di sini adalah friendship + slice of life + romancenya.

Jadi author minta maaf kalo misalnya romance (terutama Lucathy) di Fanfic ini kekurangan layar buat kalian, soalnya author pikir kalo seluruh isi chapter book ini fokusnya ke Lucathy aja, author pikir bakalan ngebosenin, ditambah lagi author sendiri otaknya musti loading + error dulu kalo mau bikin adegan romancenya wkwkwkwkw.
Soale bingung mau bikin kek gimana romancenya, plakk. (Pdhl sendirinya suka ama genre romance *auto diagplok readers*.
Bukan berarti Kira gasuka Lucathy ya, bukan, cuma biar lebih variatif aja. Biar ceritanya gak monoton gitu. Yaaa, itu sih pemikiran author. Kalo pendapat kalian berlainan dengan author Kira, author hargai kok.

Intinya, author minta maaf kalo book ini jadi gak sesuai dengan harapan kalian.

Happy reading!^^

~◇~◇~◇~

Malam Hari, Hotel Arlanta....

Seorang gadis bersurai ungu terlihat sedang melamun di rooftop hotel, yang tak lain adalah Clara. Clara duduk memeluk lututnya, kepalanya mengadah ke atas. Menatap pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang-gemintang. Perempuan beriris amethyst itu mendesah pelan.

Pandangannya lalu beralih ke telapak tangannya. Matanya menatap lamat-lamat tangannya yang terluka dan bengkak.

"Sakit....."

Grep!

Srak!

Tiba-tiba seseorang mengambil tangannya, hal itu tentu saja membuat Clara reflek kaget. Tubuhnya juga tiba-tiba saja diselimuti dengan jubah.

DEG!

Gadis itu pun menoleh.

"Kak—"

"Sedang apa kau malam-malam begini di rooftop? Gak kedinginan?"

Clara terdiam, ia kembali menghela nafasnya panjang. Rupanya hanya Lucas dan Xavier.

"Oh, ternyata kalian." Ujarnya dengan nada sedikit kecewa. Kedua sahabatnya itu saling menatap satu sama lain.

"Kau terlihat kecewa dengan kedatangan kami, apa kau sedang mengharapkan seseorang?" Tanya Xavier.

"A-ah, tidak. Aku mungkin hanya sedikit berhalusinasi saja."

Xavier hanya memangut-mangutkan kepalanya sebagai jawaban. Pemuda dengan rambut dikepang itu lantas melihat telapak tangannya, masih terlihat adanya luka-luka goresan.

"Astaga. Apa Martha tidak mengobati lukamu?" Xavier mengerutkan alisnya.

Clara hanya diam tidak menjawab. Bukannya Martha yang tidak ingin, tapi dia sendiri yang menolak untuk diobati.

"Kenapa kau menolaknya?"

"Eh? B-bagaimana—"

"Aku bisa membaca pikiranmu tahu. Kamu lupa?"

Clara bengong untuk sesaat, tetapi kemudian tertawa kecil karena baru mengingatnya. Lucas dan Xavier pun ikut tertawa.

Kedua laki-laki itu lantas merogoh sesuatu dari dalam saku kardigan mereka. Rupanya mereka membawa alkohol, perban dan kapas untuk mengobati luka di tangan Clara. Lucas lalu mulai menuangkan alkohol secara perlahan.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang