Beberapa hari kemudian....
Pagi Hari di Bandara Obelia....Athanasia menatap cengo tiga orang dewasa yang berada di hadapannya saat ini. Lihatlah, mereka semua membawa banyak sekali koper dan barang-barang tidak penting.
"Ayah, Ibu. Aku 'kan sudah bilang kalau aku bisa pergi sendiri bersama teman-temanku." Athanasia mendesah pelan.
"Tidak boleh. Kau pergi ke Arlanta dengan dua ekor serigala buas, aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi padamu." Tukas Claude.
Dua orang pria yang disebut 'serigala buas' itu tersenyum paksa dengan urat tipis yang tumbuh di leher mereka. Bener sih mereka berdua ini memang buas (OHOK!!), tapi nggak perlu disebut serigala juga kalee!
"A-ah, maafkan kami ya. Kami sepertinya terlalu khawatir dengan Athanasia, jadi kami tidak bisa membiarkannya pergi sendiri. Terutama Claude." Diana meminta maaf.
"Tidak apa-apa, Nyonya Alger. Kami tidak akan keberatan dengan hal itu." Ujar Xavier sopan.
"Hei, Fosil-Bencong-Bawel-Bermata Satu! Bayarkan tiket pesawat kami sana!"
JEDEEEEEEEERRRRRRR!!!!
K.O!!
Claude melontarkan panggilan yang sangat PEDAS di telinga tanpa kekurangan satu huruf pun. Singkat. Jelas. Padat. Komplit. MAMPUS!!
Lucas dan Clara reflek menutup mulut Xavier yang hendak terbuka dan mengunci seluruh pergerakan tubuhnya. Pria berambut panjang itu tampak sudah sangat berapi-api, ditambah lagi dia mengeluarkan aura yang membuat semua orang merinding ketakutan.
"HMMMPPPHH!!!! MMMMPPPHHH!!! PFHHHH!!!!"
"A-anu maaf, kami akan pergi ke kamar mandi dulu sebentar ya!" Clara berkata kikuk.
"Ka-kami akan segera kembali!" Lucas menambahkan.
Keduanya pun menyeret paksa teman mereka menuju kamar mandi. Semua orang hanya bisa menatap bingung kecuali Athanasia, gadis itu menepuk dahinya pelan.
"Apa yang terjadi pada teman Anda, Nona Athanasia?" Tanya Felix tiba-tiba.
"Mungkin dia hanya ingin memuntahkan sesuatu." Jawabnya asal.
"Memuntahkan sesua—"
"B*JINGAN K*PARAT SIALAN!!!! DASAR MANUSIA KAMPR*T S*NTING!!! AKU BENAR-BENAR AKAN MEMBUNUHMU!!!!!"
Tiba-tiba terdengar ada suara yang menggema di seluruh bandara berasal dari kamar mandi, semua orang termasuk Athanasia dan keluarganya tampak sangat kaget.
"He-hei! Kendalikan dirimu! Kita ini ada di banda—"
"DASAR TIDAK TAHU SOPAN SANTUN!! JALANAN ASPAL BERENGS*K AKHLAKLESS!!! AKU AKAN MEMOTONG-MOTONG TUBUHMU MENJADI SERATUS BAGIAN DAN MENGGEPREKMU SAMPAI HANCUR!!!!"
"Ssshh!! V-Vier, tenagla—"
"AKU INI RIBUAN TAHUN LEBIH TUA DARIMU DASAR K*PARAT SINT*NG TIDAK TAHU DIUNTUNG!!!!"
(Mohon maap karna banyak kata2 kasarnya ya bund. Maklum, Vier lagi PMS :v.)
Skip, di Perjalanan.....
Lucas menaikkan sebelah alisnya, ia menatap lamat-lamat foto seorang pria paruh baya pada dokumen yang diberikan oleh Claude.
"Carlos Benjamin, 50 tahun. Dia adalah buronan yang sampai saat ini masih diburu polisi setelah kabur dari penjara beberapa tahun yang lalu. Seorang pedophilia yang sudah memangsa 15 orang anak dibawah umur, dia juga merupakan seorang pecandu narkoba." Jelas Claude.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-
FanfictionFANFICTION! -DISCONTINUED- "Lucas" Nama itu rasanya sangat familiar untukku, tapi aku tidak ingat dimana aku mendengar nama itu. Rasanya...seperti ada sesuatu yang hilang dariku, ada rasa yang mengganjal di hatiku. Tapi apa? "Athanasia.....aku meri...