Mission 3. School of Tear.

308 38 2
                                    

Bighit Academy, Seoul. 08:00am.

"KYAAA SEONBAE!!!"

"OMO! JUNGKOOK-AH, KAU TAMPAN SEKALI!!"

"KYAAA! SEOKJIN SEONBAE SEMAKIN TAMPAN SAJA!"

"NAMJOON SEONBAE SEXY SEKALI, ASTAGA!"

"KYAA! HOSEOK SEONBAE! SENYUMMU MELELEHKANKU!"

"KYAA! YOONGI SEONBAE KENAPA SEMAKIN KEREN SIH?!"

Begitulah suasana kantin BigHit Academy setiap harinya, ricuh dan berisik. Eksistensi Bangtan Gang memang tidak diragukan lagi, selain karena ketampanan dan kekayaan mereka yang mampu membuat kaum adam lain iri, mereka juga semakin sempurna dengan segala prestasi yang berhasil mereka torehkan semenjak resmi menjadi murid BigHit Academy. Tak ayal banyak kaum hawa yang mengidolakan mereka. Tapi bukankah tidak ada yang sempurna? Semua kesempurnaan yang mereka miliki juga diimbangi dengan segala sifat buruk yang mereka miliki. Berfoya-foya dan membully bagi mereka adalah hal lumrah, yang tentunya masuk dalam catatan perilaku harian mereka.

Teriakan demi teriakan dari para hawa terus terdengar, berharap salah satu anggota Bangtan membalas sapaan berisik mereka. Tapi tentu saja, harapan hanya tinggal harapan bila penyebab keributan ini hanya berjalan acuh menuju ke meja kosong di ujung kantin.

"Hufttt... bisakah mereka diam? Berisik sekali," salah seorang anggota bangtan mulai membuka obrolan setelah menyamankan posisi duduknya.

"Ck, berhentilah mengeluh! Kau seperti baru pertama kalinya saja, Yoongi-ya," seru yang tertua di antara mereka, Kim Seokjin.

"Yaa, hyeong! Jangan berteriak disampingku, dong! Telingaku sakit, tau!" seru yang termuda diantara mereka, Jeon Jungkook.

"Yaa, kalian tau? Ada murid baru disini," seru salah satu dari mereka, membuat mereka semua menatapnya dengan tatapan bertanya, "iya, siswa pindahan, dari Daegu sih katanya, tapi entahlah aku belum melihatnya," lanjutnya mengundang anggukkan dari teman-teman se-gang-nya.

"Kau tahu semua gosip dan rumor darimana sih, kuda?" tanya leader gang mereka, Kim Namjoon. "Up-to-date sekali," lanjutnya.

"Yaa! Aku bukan kuda!"

"Kau memang bukan kuda, Hoseok-ah. Tapi anakannya," ejek Yoongi tanpa mengalihkan perhatiannya dari makanan didepannya. Terdengar malas-malasan memang, tapi sanggup mengundang tawa anak-anak bangtan. Kecuali Hoseok, tentu saja.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kelas Musik, BigHit Academy. 08:15am.

Hening.

Satu kata yang mewakili keadaan kelas vokal saat ini. Tadi saat bel masuk berbunyi, mereka pikir Profesor Lee akan langsung melanjutkan materi pertemuan lalu. Tentu saja mereka terkejut ketika melihat seorang pemuda berpenampilan rapi dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya, nampak mengekori sang profesor.

Lebih terkejut lagi ketika Profesor Lee mengatakan bahwa pemuda itu mahasiswa pindahan dari Daegu, sontak saja seisi kelas mulai berbisik heboh. Mereka tidak habis pikir, kenapa pemuda culun itu masuk ke fakultas musik?

Biasanya, mereka yang masuk ke fakultas musik adalah mereka yang bercita-cita menjadi artis, idol, atau paling tidak produser musik. Maka dari itu hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi seni musik berpenampilan menarik, sisanya hanya berpakaian biasa saja, tidak mengarah ke culun seperti pemuda yang tengah berdiri di depan kelas.

"Kenapa dia tidak masuk ke fakultas literatur saja? Nerd itu merusak citra fakultas kita!"

"Lihat penampilannya! Menjijikan! Uh, dia pasti diri kasta bawah."

EPOCH | VMON BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang