Ruang rahasia, Apartement Hannam The Hill. 01:02pm.
“Kau benar-benar menyebalkan.”
Sesosok wanita dengan rambut dark ashy silver-purple itu menggerutu dengan tangan yang sibuk membereskan kertas-kertas yang berserakan. Mengutuk seseorang yang dengan elegan duduk di salah satu kursi ruangan.
“Don’t blame me, Noona. Kaulah yang membuat kertas-kertas itu berhamburan ke lantai. Kau tidak bisa menyalahkanku untuk itu,” nada protes keluar dari mulut orang itu, terdengar berat dan jantan menandakan pemilik suara adalah seorang pria.
“Setidaknya bantu aku membereskan kekacauan ini, Oscar! Dasar pemalas!”
Oscar mendengus samar, menggeleng mengisyaratkan ketidaksetujuannya. “Aku tidak pemalas, oke? Aku hanya terlalu sibuk untuk mengambil alih tugas si bantet itu.”
“Tidak oke! Kau hanya menjadikan ‘sibuk’ sebagai alasanmu! Nyatanya kau malah bersantai di sini tanpa berniat membantu! Aku ini wanita dan aku lebih tua darimu!” Irene, sosok yang sedari tadi memungut kertas-kertas yang berserakan di lantai sembari berdebat dengan Oscar itu akhirnya berdiri berkacak pinggang, menatap tajam sosok yang membuatnya kesal setengah mati.
Oscar sendiri hanya tersenyum samar, terkekeh ringan saat berujar, “Kau memang lebih tua dariku tapi harus kuingatkan bahwa bagaimanapun aku ini tetap atasanmu.” Demi apapun, perkataan sarat ejekan itu benar-benar membuat Irene mendidih. Mati-matian berusaha menahan rasa kesal yang membeludak ingin segera dilepaskan, meski berakhir gagal ketika mendengar perkataan Oscar sebelum keluar dari ruang rahasia; “Lagipula, yang sibuk mengomeliku hingga tanpa sadar menyenggol tumpukan kertas itu hingga jatuh berserakan itu dirimu. Jadi, lakukan tugasmu dengan baik Noona, aku harus membeli beberapa pakaian baru. Kupinjam dulu black card-mu ya, Noona?”
“OSCAR!! AWAS SAJA KAU ALIEN GILA SIALAN! GANTI UANGKU NANTI ATAU KUPENGGAL KEPALAMU!”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ruang keluarga, Jeon’s Mansion. 03:16pm.
“Ayah, ada masalah?”
Jungkook berjalan menghampiri ayahnya, menyernyit heran ketika melihat wajah frustasi sang ayah. Tangannya terulur, mencoba memperbaiki mood ayahnya dengan memberi beberapa pijatan di tangannya. Jungkook kembali mengulang ucapannya ketika dirasa tak kunjung mendapat jawaban.
Sedang sang ayah hanya mendesah kasar, “Tidak ada, Jungkook-ie. Hanya masalah perusahaan.” Jungkook menatap ayahnya dengan pandangan menelisik. Melihat wajah ayahnya, ia sama sekali tidak percaya. Namun ia hanya mengangguk, menambah pijatannya pada bahu sang ayah.
“Mau Jungkook bantu mengurus perusahaan?” Sang ayah menggeleng, sebelum kemudian tersenyum. Jungkook merasa, senyuman ayahnya sangat berbeda dari biasanya.
Pemuda bergigi kelinci itu kemudian beranjak masuk ke kamarnya, ia merasa aneh. Ada sesuatu yang sang ayah sembunyikan darinya, tapi apa? Kenapa yang ayahnya terlihat sangat frustasi tadi? Jungkook terlalu sibuk menerka sehingga tanpa sadar belasan menit sudah berlalu.
Merasa haus, ia segera menghentikan lamunannya dan bergegas turun kebawah. Hendak menuju dapur untuk mengambil sebotol susu pisang dingin kesukaannya. Melangkah terburu hingga dirinya hampir jatuh dari tangga ketika ia berhenti mendadak. Merasa ada sesuatu, Jungkook menajamkan pendengarannya. Namun, sesuatu yang ia dengar malah membuatnya semakin yakin dan penasaran, dengan siapa ayahnya bicara?
Suara samar yang terdengar dari laptop sang ayah membuat Jungkook menegang seketika, “Make sure to kill him, Jeon Jisung.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Namjoon’s Room, Kim’s Mansion. 07:55pm.
Sekarang ini, seluruh anggota Bangtan Gang tengah berada di kamar Namjoon. Setelah peristiwa penyerangan dadakan yang terjadi saat perjalanan pulang dari Bighit Academy, mereka memutuskan untuk mengambil cuti sementara.
“Aku tidak mengerti,” Seokjin mengeluh, “Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kita terus diserang?”
Hening.
Dalam diam mereka membenarkan perkataan Seokjin. Semua pertanyaan itu terus melintas di pikiran mereka, terlebih lagi dengan Yoongi yang mempunyai gelagat aneh semenjak kejadian penyerangan yang terakhir. Sedang Yoongi yang merasa bahwa mereka mulai curiga, “Mungkin rival bisnis ayah kita?”
“Tidak, Hyeong,” Namjoon menjawab, mengutarakan ketidaksetujuannya, “Itu tidak mungkin, jika benar pelakunya adalah mereka, pastilah orangtua kita sudah memperingati kita. Aku bahkan ragu jika mereka tahu kita sudah beberapa kali diserang.”
Hoseok mengangguk konfirmatif, “Namjoon benar, aku tidak yakin orangtua kita tau tentang hal ini.” Hoseok sendiri juga merasa aneh, kejadian dua hari yang lalu bukanlah yang pertama. Sudah banyak penyerangan yang mereka alami sebelumnya. Dan entah kenapa, ia yakin dari otak dari semua penyerangan itu adalah orang yang sama.
Sementara Jungkook hanya diam sedari tadi. Tatapan mata yang kosong menunjukan bahwa pikirannya sedang berkelana. Kejadian siang tadi benar-benar mengambil alih pikirannya. Ia mencoba menebak, siapa yang sedang bicara dengan ayahnya? Dan, apa maksud perkataan orang itu? Mengingat suara si penelepon membuatnya yakin bahwa si penelepon adalah seorang pria.
“Jungkook.”
Suara Namjoon tiba-tiba terdengar, memaksanya kembali dari lamunannya. Jungkook mendongak, menatap sekeliling hingga menyadari bahwa seluruh anggota bangtan tengah menatapnya. Menyadari raut khawatir mereka, “Aku baik.”
Seokjin mendecih, “Kau tidak pandai berbohong, Kook-ah.” Ia tahu, ada suatu hal yang sedang mengganggu pikiran adik tingkatnya. Dengan yakin, Seokjin mendekat sebelum menarik Jungkook ke dalam pelukannya. Ia sudah menganggap si maknae sebagai adiknya sendiri, melihatnya linglung membuat Seokjin merasa khawatir.
“Kami tahu ada yang mengganggu pikiranmu, Kook,” Namjoon angkat bicara. Sama seperti Seokjin yang menganggap Jungkook sebagai adik kandungnya, ia pun sama. “Ada apa? Kau tahu kalau kau selalu bisa bercerita pada kami.”
“Namjoon benar,” Hoseok menimpali, “Jadi, ceritakan apa yang mengganggu pikiranmu.” Maka, tanpa perlu diulang, Jungkook menceritakan semua yang terjadi kemarin malam.
T.B.C
Halo?
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH | VMON Brothership
FanfictionKim Taehyung hanyalah seorang nerd yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya. Main cast: Kim Taehyung as Oscar Armstrong a.k.a V Park Jimin as Christian Park a.k.a Je Min Yoongi a.k.a Suga Kim Namjoon ✔Brothership