EPOCH | VMON Brothership

Mission 11. Uhgood (2).

Ruang Makan, Kim’s Mansion. 07:56pm.

“Baiklah,” Yoongi menghentikan makannya. Ia sudah jengah pada Namjoon yang sedari tadi hanya memainkan makan malamnya. “Ada masalah apa, Namjoon-ah?” tanyanya sembari menatap Namjoon jengah.

Jungkook, Seokjin dan Hoseok hanya diam memandang Namjoon dengan tatapan bertanya. Malam ini mereka berempat memutuskan menginap di rumah Namjoon, karena sangat tidak mungkin mereka pulang ke rumah mereka dengan keadaan babak belur begini.

Setelah menumpang dirumah Chris, penolong mereka, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Namjoon dengan alasan tadi. Kedatangan mereka menghebohkan Kim Jaehwan dan Kim Sungji selaku orang tua Namjoon.

Untung saja tuan dan nyonya Kim itu tidak banyak bertanya, mereka malah menawarkan teman-teman Namjoon untuk menginap sembari menunggu luka mereka sembuh.

Awalnya semua berjalan normal, tetapi setelah keluar dari kamarnya Namjoon berubah murung. Entah apa yang terjadi hingga si jenius itu lebih memilih memainkan makanannya. Padahal, biasanya Namjoon lah yang paling menghargai makanan.

Sementara yang ditanya hanya mendesah berat, ia benar-benar kacau sekarang. Terlalu banyak pertanyaan di pikirannya membuatnya menghiraukan pertanyaan Yoongi.

“Kim Namjoon. Aku bertanya padamu!” geram Yoongi, ia kesal karena diabaikan oleh Namjoon. Sangat tidak sopan, pikirnya.

Namjoon mendengus jengkel, tak tahukah Yoongi jika kepalanya sangat pening sekarang? Memojokkannya dengan pertanyaan menuntut sungguh membuat pening di kepalanya tambah menjadi.

“Tak bisakah kau diam, hyeong? Aku tidak punya masalah apapun! Tolong diamlah, hyeong...” perkataan Namjoon telak membuat Yoongi tersinggung.

Sret.

Tanpa sepatah katapun Yoongi melenggang pergi dari meja makan, menyisakan Namjoon yang merasa bersalah dan 3 orang yang cengo di tempat.

“Hahhh~ aku akan meminta maaf padanya,” tepat setelah mengatakannya Namjoon bangkit dari duduknya dan melenggang pergi menuju salah satu kamar tamu yang Yoongi tempati untuk meminta maaf.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebuah castle, Ely, Inggris. 08:55pm.

“Bagaimana, Honey?” tanya seorang wanita paruh baya kepada suaminya. Manik penuh harap itu menatap sang suami lekat.

Itu adalah hal pertama yang dikatakannya sejak keadaannya dirasa mulai membaik. Sedikit, hatinya terasa perih kala melihat perjuangan sang suami untuk mempertahankan dirinya yang penyakitan ini. Sementar gelar sang suami menuntutnya untuk mencari istri yang sempurna.

Sementara sang suami hanya diam, tak tega menghapus binar mata sang istri dengan jawabannya. Pencariannya masih belum berhasil. Meskipun ia mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya, hanya kenihilan yang ia dapatkan. 17 tahun lebih dia mencari, namun pencariannya tak membuahkan hasil apapun. Ia mulai lelah, terlebih kemungkinan bahwa dia telah mati bisa saja terjadi.

Membulatkan tekad, ia akhirnya mendengus kasar sebelum berucap, “masih belum. Aku sudah mencari ke seluruh panti asuhan yang ada di Korea, tapi dia tidak ada.” Melihat istrinya yang langsung lesu, ia buru-buru menambahkan, “kau tenang saja. Kita pasti akan menemukannya. Dia putra kita, dia akan baik-baik saja.” Dia melingkarkan tangannya di pinggul sang istri, memeluknya sembari mengecup pelan keningnya.

Namun, hal itu tidak berhasil membuat sang istri tenang. Tangisannya justru semakin kencang. Napasnya semakin sesak, membuat sang suami khawatir dan menyuruhnya untuk kembali berbaring. Namun ditolak olehnya yang merasa pegal jika terus menerus terbaring diranjang.

“Hiks... aku khawatir... bagaimana jika dia kelaparan? Hiks... aku merindukannya, hiks... putra bungsu kita...”

Dan sang suami hanya bisa memeluknya erat.

T.B.C.

Hello~
Tugas banyak banget kayak hutang ㅠㅠ
Jadinya telat up ㅠㅠ
Maaf ya ㅠㅠ
Maaf jika ada typo atau semacamnya, aku bener-bener sibuk jadi langsung ku publish tanpa diedit.
Jadi jika ada typo tolong kasih tau yaa biar bisa langsung kuedit~
Aku mau ngerjain tugas dulu~
Bye~