Jeongguk, After That Night

719 106 20
                                    

     EMBUSAN angin menggerakkan tirai melalui jendela yang terbuka.

     Jeongguk masih terlelap dalam tidurnya, namun senyum tak lepas dari bibirnya. Yang dirinya lihat dalam tidurnya saat ini adalah seorang lelaki tengah memandanginya dalam balutan hanya apron merah muda di tubuh. Jeongguk baru saja membaringkan lelaki itu di atas ranjang dan mulai membuka pakaiannya sendiri, sesuatu yang tak lepas dari pandangan lelaki di bawahnya. Begitu dia sudah bertelanjang dada, maka perlahan Jeongguk mengangkat tubuh Jimin untuk duduk lalu dia lepaskan tali apron yang terikat di pinggang lelaki dengan tubuh lebih mungil.

     Setelah membaringkan kembali tubuh Jimin, Jeongguk lalu membungkuk untuk meraih bibir yang selalu menjadi candu baginya belakangan ini karena tiap kali benda itu menyentuh bibirnya, maka yang dirasakannya adalah sensasi mengejutkan di jantungnya yang segera mengalirkan darah dengan cepat ke seluruh tubuh. Lelaki di bawahnya itu pun tak segan untuk membuka mulutnya dan membalas ciuman Jeongguk. Tangannya mendekap pinggang juga punggung Jeongguk untuk melampiaskan rasa nikmat akibat ciuman yang diberikan oleh lelaki itu. Lalu—

     Tubuh Jeongguk terlonjak bangun bersamaan dengan suara alarm yang menunjukkan pukul 07:30 pagi. Ini bukan yang pertama kali dalam sebulan ini, tapi pertanyaan yang sama kembali terucap dari bibirnya, "Kenapa aku mimpiin dia? Dan punyaku..." Kedua tangannya mengangkat selimut yang menutupi tubuhnya, melihat secara langsung bagaimana bagian celana di antara kedua kakinya kini menggembung sempurna. Tentu saja dia sadar apa yang sebenarnya sedang terjadi sekarang—

     "Kura-kuramu bangun?"

     —benar sekali. Apa yang ditanyakan oleh sang ayah tepat sasaran. Jeongguk kemudian menoleh, memandang ke arah Tuan Jeon yang saat ini sedang berdiri di ambang pintu kamarnya. "Uhm," jawabnya singkat atas pertanyaan retoris sang ayah.

     "Biasanya kura-kura memang selalu bangun duluan dibandingin pemiliknya. Itu wajar, jadi kuharap kamu gak perlu terlalu bingung atau kaget sama hal kayak gitu. Kamu juga sudah gede, kan?" ujar Tuan Jeon yang bagi Jeongguk tidaklah membantu sama sekali. Andai ayahnya itu tahu siapa yang ada dalam mimpinya hingga membuat kejantanannya mengacung tegak di pagi hari selama kurang lebih satu bulan ini, Jeongguk sendiri tidak tahu akan seperti apa reaksi pria paruh baya itu. Dengan sedikit senyum, yang lebih tua pun kembali melanjutkan perkataannya, "Cepat turun, bunda sudah siapin sarapan buat kita dan—"

     Jeongguk mengikuti arah pandang ayahnya yang kini menuju pada selimutnya yang sedikit menggembung karena morning wood yang dialaminya.

     "—kamu harus bersyukur karena kura-kuramu masih sehat dan kuat," begitu ucap Tuan Jeon sebelum menutup kembali pintu kamar anaknya dan melangkah menuju ruang makan keluarga Jeon.

     Apa ini karma? Benak Jeongguk mulai menyampaikan sebuah opsi untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya selama satu bulan ini. Menurutnya ini sangatlah aneh. Dirinya tidak pernah lagi bersinggungan dengan Jimin semenjak hari di mana lelaki itu mengantarnya pulang dari villa. Sesuai dengan kesepakatan mereka untuk menjadi orang asing, keduanya memang hampir tidak pernah lagi bertemu. Sesekali bertemu pandang pun, mereka akan bersikap tak acuh—benar-benar hanya saling melewati satu sama lain. Tapi, kenapa dia tetap tak bisa melupakan malam itu hingga saat ini? Walau dia sudah bersikap tak acuh pada Jimin, nyatanya sampai saat ini, kakak tingkatnya itu selalu ada dalam mimpinya dan menyebabkan kejantanannya terbangun hampir setiap hari.

     "Kuharap kamu bisa selalu ingat namaku. Jeon Jeongguk, orang yang gak pernah suka sama sikapmu sejak pertama kali kita ketemu."

     Jeongguk mengusap wajahnya frustasi begitu telinganya kembali mendengar perkataannya sendiri pada Jimin satu bulan lalu. Niatnya adalah membuat Jimin tak bisa berhenti mengingat dirinya juga kenangan di malam itu dan berakhir merasa malu juga kesal, tapi lihatlah yang terjadi sekarang. "Aku yang frustasi karena gak bisa lupain kamu dan kejadian waktu itu."

Accidentally Falling in Love [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang