Bab 4

2.9K 390 7
                                    

Mew mengambil kamerannya. Matanya berkelana mencari dimana Gulf. Setelah beberapa menit, Gulf muncul dengan manajernya. Wajahnya terlihat cerah sesekali ia tersenyum menanggapi pertanyaan fans-fansnya.
"Mew atau Kao" Tanya salah satu fans.
"Mew" Gulf menyunggingkan senyuman kecil.
Mew tersenyum lebar. Untung saja saat ini ia menggunakan masker. Dengan cepat Mew merengsek kedepan panggung. Mew tadi sedikit terlambat karena masalah pekerjaan. "MewGulf atau GulfMew"
"MewGulf lah." Gulf menjawab cepat.
Mew tertawa kecil. Ya tuhan, Gulf sangat lucu. "Sun lo gak mau nanya?" Tanya wanita disamping Mew. Dia juga memegang kamera sama seperti dirinya.
Mew menggelengkan kepalanya. Cukup lama Gulf berbincang dengan fansnya hingga tanpa sadar sedari tadi ponsel Mew berbunyi. Mew keluar dari kerumunan para fans Gulf menuju tempat terpencil.
Nama Zee tertera dilayar ponselnya. Mew membuka masker yang menutupi mulutnya. Wajahnya berminyak parah karena sejak tadi terpapar panasnya matahari.
"Mew Suppasit?"
Mew terdiam dan mendapati wanita berhijab didepannya menatapnya kaget. Tanpa sadar Mew menjauhkan ponselnya. "Mew Suppasit, lo sun for gulf?"
"Bos, halo. Kak, yaelah malah diem" Suara Zee disebrang sana membuat Mew tersadar.
"Kamu Ara kan? Bisa kita bicara sebentar?"

***

Mew menjelaskan semuanya. Mulai dari pertama kali ia bertemu Gulf sampai dia menjadi fansite 'Sun for gulf'. Ara sedikit terkejut, dia tidak menyangka selama ini Mew Suppasit lah dibelakang akun Sun for Gulf.
"Gue gak bocor kok. Hanya saja rada kaget aja. Lo udah deket banget sama Gulf tapi kok masih jadi fansitenya."
"Namanya juga cinta"
"Eh bentar itu kak Gulf." Ara langsung berdiri dan mengambil kameranya.
Mew ikut menengok. Untung saja dia sudah mengganti bajunya menjadi baju kantornya. Mew sengaja mengganti bajunya, takut para fans Gulf yang lain menyadari baju yang Mew pakai.
"Untung kamera lo udah lo taro di mobil kak." Bisik Ara setelah itu mengambil foto sebanyak-banyaknya.
Langkah Gulf sepertinya terhenti saat mendapati Mew tengah berbincang-bincang dengan salah satu fansnya. Gulf terlihat memberi tahu sesuatu kepada Mild, membuat Mild segera meninggalkan Gulf.
Kayaknya hari ini Mew sangat beruntung karena sekarang Gulf berjalan menuju kearahnya.
"Halo calon" Gulf tertawa.
Mew menahan nafasnya. Calon? Calon apa dulu. Calon suami, atau calon pacar?
"Hah? Sudah calon aja kak?" Celetuk Ara. Sepertinya Mew lupa jika Ara masih ada didepannya.
"Loh mas kenal fans aku?"
"Eh sorry-sorry aku deluan kak Gulf. Hehehehe takut ganggu" Ara tidak menjawab pertanyaan Gulf. Ia segera mengundurkan diri takut salah bicara.
Dalam hati Mew belum memperingati Ara agar wanita itu tidak menyebarkan rahasianya. "Enggak, tadi gak sengaja ketemu. Dia nyamperin aku ngajak-ngajak ngobrol." Mew beralasan.
"Ohhhh" Gulf duduk dan memesan segelas ice americano. "Aku kira mas kenal soalnya kayak akrab banget gitu ngomongnya."
Mew menggaruk tengkuknya. "Anaknya lumayan asyik jadi gampang akrabnya"
Gulf mengangguk. Namun wajahnya nampak ditekuk. Jangan bilang Gulf cemburu sama fansnya? Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Karena bisa saja Gulf hanya kecapean, atau mungkin badmood.
"Mas?"
"Hm?" Mew menatap Gulf.
Pria manis itu menggigit bibirnya. Bibir Gulf lumayan mengkilap, mungkin karena lipgloss atau liptint. Me jadi penasaran bagaimana rasa bibir Gulf? Apakah bibirnya semanis coklat. Mew menelan ludahnya. Membayangkan bibirnya bertemu dengan bibir Gulf membuat dirinya berpikiran yang tidak-tidak.
"Mas denger aku ngomong?"
Mew terkejut lantaran Gulf mendekatkan wajahnya. "Mas ishhhh, aku ngajakin main ke apartemen ku loh."
"Hah apartemen?"

***

My Beloved FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang