Bab 13

2.4K 277 8
                                    

Mew hampir saja tertawa melihat wajah Gulf yang panik. Sebenarnya Mew hanya ingin membantu Gulf namun melihat reaksi Gulf yang berlebihan akhirnya dia memutuskan untuk menjahilinya.
"Mas iseng banget ih" Gulf mendorong badan Mew agar menjauh dari badannya.  Wajah memerah hingga leher dan telinganya pun ikut memerah.
Mew tertawa dan membuka kancing piyama Gulf. Ia tidak membuka semua piyamanya takut Gulf kedinginan. "Ini kan lagi bantu kamu." Ujarnya.
Setelah itu Mew mengambil handuk dan membasahinya dengan air hangat. Mulai mengelap tubuh Gulf dengan lembut. Gulf memejamkan matanya. Mew bisa melihat dari ujung matanya Gulf menggigit bibirnya menahan desahan yang pasti akan keluar dari bibirnya.
Sama seperti Gulf, Mew juga sebenarnya horny melihat tubuh Gulf yang nyaris telanjang. Namun dia berusaha mengendalikan dirinya.
Pintu kamar Gulf terbuka. Mild berdiri dengan sekotak bubur ayam. Menatap Mew dan Gulf dengan kening dikerutkan.
Posisi 2 anak adam ini sangatlah ambigu. Mew mengelap badan Gulf dengan handuk basah sementara Gulf sudah nyaris telanjang.
Mew membuka piyama Gulf dan menggantinya dengan piyama baru. Dia sama sekali tidak terintimidasi dengan kehadiran Mild.
"Saya cuman beli 1 bubur ayamnya pak" Kata Mild.
"Gakpapa kak, nanti aku makan bareng mas Mew" Gulf tersenyum lebar menatap Mew yang sibuk mengancingkan bajunya.
Jengah akan keromantisan Mew dan Gulf, Mild memutuskan untuk keluar sebentar. Mew mengambil bubur yang Mild beli dan mulai menyuapkan kemulut Gulf.
"Mas gak makan?" Tanya Gulf.
Mew menggeleng dan kembali menyuapkan bubur kemulut Gulf. "Nanti mas sarapan dikantor"
"Mas langsung kerja habis ini?" Mata Gulf melebar. "Mas harusnya kemarin langsung pulang kerumah aja. Kenapa malah kerumah sakit" Omel Gulf.
"Gara-gara aku kamu hampir kehilangan nyawa. Mana bisa mas tidur nyenyak"
Mendengar ucapan Mew lantas Gulf segera memeluk Mew dan menenggelamkan kepalanya kedada bidang Mew. "Mas kok romantis banget sih."
"Kamu merasa beruntung kan punya pacar seperti ku"
Gulf mengangkat kepalanya dan mengangguk. "Mas juga beruntung kan punya pacar seperti aku?"
Mew terlihat berpikir kemudian menggelengkan kepalanya. "Kayaknya sih enggak."
Gulf mengulum bibirnya kesal. "Ishh mas jahat"
"Hahahaha mas bercanda. Mas malah paling beruntung punya pacar sepertimu."

***

2 minggu berlalu. Gulf mulai beraktivitas seperti biasa. Sementara Mew tengah sibuk menyiapkan proyek baru.
Tul menyerahkan berkas dimeja Mew. "Lo ijin sebentar?"
Mew mengangguk. "Gulf udah sehat. Gue juga kayaknya udah lama gak ke event Gulf." Jawabnya.
Tul menggelengkan kepalanya. Tidak mengerti apa yang sebenarnya Mew pikirkan. Dia kekasih Gulf Kanawut, tapi mengapa Mew masih mengikuti Gulf.

***

"Mas Mew dimana?" Suara Gulf terdengar begitu ceria.
Mew menempelkan ponselnya ditelinganya namun tangannya sibuk membidik wajah Gulf yang tengah asyik menelpon seseorang.
"Mas lagi dikantor"
Air muka Gulf berubah sedikit berbeda. "Mas beneran dikantor?" Ulangnya.
Mew meletakan kamerannya dan memegang ponselnya. "Mas tadi dikantor tapi sekarang lagi meeting" Mew merevisi ucapannya. Melihat pesan Krist membuat Mew mengerti mengapa wajah Gulf berubah.
Rupanya Gulf tadi menelpon Krist, hanya saja Krist mengatakan Mew sedang tidak ada diruangannya.
"Aish, mas suka ngomong dua kali." Kata Gulf kesal. "Aku ngajakin mas makan malam. Mas bisa jemput aku kan?"
"Mas lagi sibuk ini. Gak ada waktu keluar sepertinya."
Gulf terdengar mendesah pelan. "Ya sudah, mas jangan lupa makan siang."
Mew tersenyum kecil. "Kamu juga. Jangan lupa makan."
Gulf terlihat tersenyum diseberang sana. "Selamat bekerja mas pacar."
Mew mematikan teleponnya. Namun saat ia membalikkan badannya dia tidak sengaja menabrak seseorang. "Maaf-maaf"
"Duh mas kalau jalan pakai mat-- loh pak Mew"
Mew terkejut. Bagaimana bisa Mild mengenalinya.
"Pak Mew? Pak Mew fansite-nya Gulf?" Ulang Mild sekali lagi.
"Kamu tau dari mana?"
Mild menunjuk ponsel Mew. "Itu wallpaper hp bapak"
Mew dan kebodohannya. Kenapa ia lupa menyimpan ponselnya. Dan kenapa pula mata Mild begitu tajam hingga bisa melihat wallpaper hp Mew.
Mew memang sengaja memasang foto dirinya dan Gulf sebagai wallpaper ponselnya.
"Mild nanti saya jelaskan. Tapi kamu jangan bilang-bilang Gulf"
Mild mengangguk mengerti. "Jangan bilang kalau pak Mew, sun for Gulf? Pakaian bapak mirip sama fansite Gulf, apalagi topi, benar topi itu. Bapak beneran sun for Gulf?"
"Benar saya sun for Gulf."
Mulut Mild menganga. Pantas saja fansite Gulf yang terkenal kaya itu bisa mengikuti hampir semua event Gulf. Ternyata dia adalah Mew Suppasit. Kekasih Gulf sendiri sekaligus pemilik MSS Entertainment.

***

Setelah event Gulf selesai Mew segera mengganti pakaiannya dan menghampiri Gulf. Pakaiannya ia titipkan ke Mild karena Mild sudah mengetahui rahasianya dan pria itu sama sekali tidak mempermasalahkannya. Toh rahasian pak Mew bukan berkaitan tentang selingkuh, mungkin begitu yang Mild pikirkan.
Mew tersenyum kecil dan menggengam tangan Gulf. Ia memasukkan tangan Gulf kedalam saku jaketnya. Udara malam ini cukup dingin. "Kamu kedinginan?"
Gulf menggeleng. "Gak kok mas." Katanya. "Mas sudah makan?"
"Belum, kamu mau makan sekarang?" Mew memeluk pundak Gulf.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran dengan tangan saling bertautan.
"Mas sudah makan siang?" Gulf memasang sabuk pengamannya.
"Mas belum makan dari tadi siang." Mew menginjak gas dan berjalan menuju restoran fast food dekat sana. Gulf tadi bercerita ingin makan ayam KFC.
"Loh kok bisa? Mas gak dikasih makan? Atau gak punya uang?"
Mew terkekeh pelan. Tidak mungkin seorang Mew Suppasit tidak memiliki uang. Jika Gulf tau Mew melewatkan makan siang karena dirinya mungkin Gulf akan merasa bersalah. "Tadi mas gak sempat makan." Jawab Mew.

"Kenapa gak sempat? Jangan bilang mas sibuk pacaran sama orang lain?" Ujar Gulf penuh selidik.
"

Benar sekali mas tadi sibuk pacaran dengan orang lain."
"Hah? Mas serius?"
"Mas bercanda sayang. Mas gak mungkin sempat selingkuh. Orang pacar aku seksi begini"
"Apasih" Gulf tersipu malu.
Mew melemparkan kunci mobilnya kepada mas-mas tukang parkir. 
"Mas gak takut mobilnya dibawa lari?" Tanya Gulf.
"Gak boleh berburuk sangka sayang. Lagipula mas kenal sama tukang parkir tadi soalnya sering kesini." Jelas Mew.
Setelah memesan makanan Mew dan Gulf duduk dan mulai memakan makanannya. "Mas sering kesini sama siapa? Sama mantan pacar yah?" Tebak Gulf.
"Sama Win lebih tepatnya. Kalau sama mantan beda cerita."
"Jangan bahas mantan. Aku cemburu tauk"
"Kalau sama mantan yah makan dirumah masing-masing. Lagipula dulu waktu mas pacaran gak pernah kayak gini. Ketemu tiap hari, makan bareng seperti ini."
Dulu Mew terlalu sibuk merintis karirnya hingga melupakan yang namanya 'kekasih atau pacar'. Berkat Gulf ia kembali merasakan bagaimana berpacaran layaknya remaja pada umumnya. Meskipun umur Mew sudah terbilang bukan lagi remaja namun entah mengapa Mew merasa lebih muda saat bersama Gulf.
"Kalau pacaran sama aku gak boleh gitu. Jangan lupain aku, dan harus tiap hari kabarin biar aku gak khawatir." Perintah Gulf.
"Siap pacar."

My Beloved FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang