Bab 5

3.1K 373 10
                                    

Mew tidak menyangka selama ini mimpinya untuk bertandang di apartement Gulf sekarang benar-benar terwujud.
Gulf mengambil jus jeruk didalam kulkas. Dia tersenyum melihat Mew tengah sibuk menatap piala-piala miliknya. Mew merasa kagum, ini pertama kalinya dia melihat piala milik Gulf secara langsung. Dan disituasi seperti ini Mew malah berharap bisa membawa kameranya dan mengabadikan apartemen Gulf dengan lensa kameranya.
Gulf duduk disamping Mew dan meletakan jus jeruk diatas mejanya. "Mas, diminum yah."
Mew meminum jus tersebut namun matanya menjelajahi bingkai foto dimana Gulf masih bayi. Itu pertama kalinya Mew melihat foto Gulf saat ia masih bayi. Hampir semua foto Gulf dia miliki termasuk foto Gulf saat masih mengenakan popok. "Itu kamu?"
"Iya, mas itu aku." Gulf berdehem. "Mas maaf aku ngajak mas ke apartemen habisnya kalau makan siang diluar takutnya para paparazi ngambil foto kita berdua"
Mew mengacak rambut Gulf gemas. "Mas suka kita kencan di apartemenmu."
Ada semburat merat yang menghiasi kedua pipi Gulf. "Apa sih mas. Ini bukan kencan. Ini ajakan makan malam" Gulf membantah seraya memeluk bantal kecil disamping Mew.
Mew terkekeh geli. Melihat Gulf malu-malu seperti ini membuat Mew gemas sendiri. "Mas, Gulf mau nanya. Mas suka sama aku?" Ujar Gulf to the point.
"Mas, gak mau jawab dulu, Gulf. Kalau dibilang suka, mas suka sama kamu. Hanya saja mas rasa hubungan ini masih terlalu cepat. Mas ingin mengenal kamu dulu." Mew mengusap pipi Gulf lembut. Bahkan pipi Gulf selembut mochi.
Gulf memejamkan matanya. Sepertinya ia menikmati sentuhan Mew. "Gulf"
"Hmm?"
"Boleh mas cium kamu?" Tanya Mew.
Gulf mengangguk malu. Perlahan-lahan Mew mendekatkan wajahnya. Menyatukan bibirnya kebibir Gulf yang masih memakai lipstik berwarna pink. Bibir lembut itu menempel dibibirnya, Mew mengecup ringan bibir Gulf. Hanya kecupan kecil namun terasa hangat. Mew mulai berani menggigit bibir Gulf. Gulf mendekat dan mengalungkan kedua tangannya keleher Mew. Memperdalam intensitas ciuman keduanya.
Gulf bahkan membuka mulutnya, membiarkan lidah Mew mengeksplor setiap inci didalam mulutnya. Mew nampak lihai berciuman, dia bahkan mengajak lidah Gulf untuk bertarung. Merasa kehabisan nafas keduanya melepaskan ciuman tersebut.
Mew tertawa geli melihat Gulf berusaha mengambil nafas banyak-banyak. Ia kembali mengecup ringan bibir Gulf kemudai mengusap bibir tebal Gulf dengan ibu jarinya. Gulf masih memeluk leher Mew namun pipinya sekarang semerah stroberi.
"Ini pertama kalinya aku berciuman dengan seorang pria" Kata Gulf kepada Mew. Dengan malu-malu ia melepaskan tangannya dan menjauhkan tubuhnya.
Mew tertegun. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya ia berciuman dengan seorang pria. Dan Mew selalu menjadi 'TOP', di setiap hubungannya.
"Mau mencobanya sekali lagi" Mew menangkup pipi Gulf menggosokkan hidungnya ke hidung mancung milik Gulf.
Gulf mengangguk malu. Perlahan-lahan keduanya kembali berciuman.

***

"Kamu selalu punya kondom?" Tanya Mew.
Melihat stock kondom Gulf dengan berbagai macam rasa membuat Mew cemburu. Kenapa pria itu membeli kondom sebanyak itu? Apa Gulf sering membawa seseorang menginap di apartemennya? Pertanyaan tersebut terlitas dikepala Mew. Bahkan ia membayangkan Gulf melakukan seks dengan wanita lain membuat jantungnya terasa sakit.
Gulf terlihat menghela nafas. "Sebenarnya aku tinggal bersama Kao."
Ucapan Gulf membuat Mew terkejut. "Kao?"
Gulf menganggukkan kepalanya. "Kao  saudara tiri aku. Mas, jangan bilang ke siapa-siapa. Waktu itu Kao ketahuan keluar dari apartemen ku, makanya banyak yang berspekulasi aku pacaran sama dia." Gulf tertawa. "Untuk kondom, Kao punya banyak kekasih, dan itu semua kondom miliknya." Lanjutnya.
Mew terdiam. Tidak menyangka selama ini ia telah salah paham akan hubungan Gulf dan Kao. "Jadi kamu dan Kao bersepupu?"
Gulf mengangguk. Mengiyakan ucapan Mew. "Loh mas gak tau?"
Boro-boro tau. Mew saja baru mendengar berita tersebut dari Gulf.
"Kao kakak tiri aku mas. Aku sama Kao udah deket sejak aku masih kecil." Gulf menjelaskan. Ia meletakan kepalanya di paha Mew. "Sebenarnya Kao malas ngejelasin kalau aku itu adik tirinya, soalnya kalau mutusin pacarnya yang lain, dia tinggal bilang 'aku lagi dekat sama Gulf' padahal aku ini adiknya." Gulf menggerutu.
'Kenapa Gulf sangat menggemaskan' Mew membatin. Wajahnya terlihat imut dengan bibir mengerucut.
Belum sempat Mew kembali mengecup bibir Gulf, ponsel milik Gulf sudah berbunyi. Gulf bangkit dan mengambil ponselnya.
"Mas sorry, kak Mild nelpon katanya hari ini ada syuting"

***

Mew menguap untuk kesekian kalinya. Kali ini ia sedang memimpin rapat, namun karena tadi malam Mew mengurus konser akhir tahun untuk perusahaanya, dan akhirnya dia hanya tidur selama 3 jam saja.
Zee dan Tul melirik Mew. Menyikut lengan pria itu agar dia tidak tertidur ditengah rapat.
"Jadi pak saya harap pak Mew mempertimbangkan untuk menerima tawaran acara tersebut."
Mew kembali menguap. Sepertinya dia tidak mendengarkan langsung apa yang bawahannya katakan. Ia hanya mengangguk menyetujui ucapannya. "Baiklah saya akhiri rapat hari ini. Terima kasih untuk bapak Mew, dan yang lainnya. Saya harap hubungan bapak dan Gulf langgeng terus."
Max dan Krist nyaris saja tertawa mendengar ucapan tersebut. Singto sendiri sedang berada di luar kota karena sedang mengurus sesuatu. "Mew anjirr gila." Krist tertawa saat semua pegawai sudah pergi.
Zee dan Tul menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Gila, Mew. Lo beneran mau ikutan acara 'itu'?" Tul bergindik ngeri.
Mew yang masih setengah sadar mengucek matanya. "Apa sih?"
"Lo baru ngikutin acara 'One day with my boyfriend' anying"
"Hah?"
Zee menepuk kepalanya. "Bos acara itu ngikutin lo 24 jam."

Mew melotot. "Lo kenapa gak bilang sama gue? Anjirr, ini nanti gue jalan sama siapa?"
Krist masih saja tertawa. Sepertinya Krist sangat senang melihat Mew tersiksa seperti ini. "Sama Gulf Kanawut lah. Lagian agensi Gulf katanya setuju, tinggal nunggu konfrimasi dari kita-nya. Sebenarnya Krist udah mau nanyain tapi gue tahan soalnya gue tau lo gak bakalan nerima acara-acara kayak gituan."
Mew memegang lehernya. Tiba-tiba saja kepalanya pusing. Meskipun dia berusaha mem-publish hubungannya dan Gulf namun sepertinya Mew tidak menyukai ide untuk berkencan apalagi disorot kamera. Itu sangat terlihat pembohongan publik. Apalagi Mew sangat jarang tampil dilayar tv. "Gue tolak aja yah?"
"Mana sempat, keburu telat. Lagian lo terima aja acara itu. Hitung-hitung sarana pdkt lo sama Gulf" Kata Krist memberi saran.
Krist sepertinya tidak tau jika Mew sudah berciuman dengan Gulf. Bahkan hubungan keduanya sudah sangat dekat. Namun Mew menunggu waktu yang tepat untuk meminta Gulf menjadi kekasihnya. Apalagi saat ini Gulf dan Mew sama-sama sibuk, nyaris tidak ada waktu untuk berkencan.
"Yaudah iya gue mau. Lo urus aja Krist semuanya." Mew menguap. Dia berdiri dari duduknya, membawa berkasnya. "Gue tidur dulu. Kalau ada yang cari gue bilang gue izin sakit. Habis tidur lanjut ke event Gulf yang di mall deket apartement gue." Mew menyengir tanpa dosa.
Itulah keuntungan jadi boss. Bisa pergi kemanapun tanpa gangguan atasan.

TBC


First BL ku itu drama jepang, kalau gak salah aku nonton pas masih smp. Judulnya junjou, habis itu lanjut ke anime jepang. Pokoknya dulu aku fujoshi akut, sampai ketahuan orang rumah. Untungnya sih mama gak masalah, bukan tipe orangtua kolot 😬 Hehehe ke thailand gara-gara habis nonton suck seed, setelah itu nyari BL dramanya ketemu love sick. Kalau ngebucin p'Mew emang udah dari lama jaman p'Mew masih sama p'Art. Aku gak follow p'Art bukan berarti benci sama dia. Tapi karena ngejaga hati anakku Gulf Kanawut 😂

My Beloved FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang