Bab 9 🔞

3.5K 335 9
                                    

"Jadi mas ngebangun bisnis mas dari 0 sampai sekarang?" Ujar Gulf kagum.
Mew menceritakan semua hingga bagaimana suka dukanya membangun perusahaannya. Dimulai bagaimana Mew hanya memperkerjakan 6 karyawan saja dan menyewa gedung kecil di pinggir kota dan sekarang Mew memperkerjakan hampir 1.000 karyawan. Mew juga sudah pindah digedung yang ia bangun sendiri dengan hasil jerih payahnya.
Gulf mendengarkan dengan seksama. Pria itu sama sekali tidak menyela bahkan Mew bisa melihat raut wajah Gulf yang sangat serius mendengarkan ceritanya.
"Semua kerja keras pasti membuahkan hasil. Meskipun jalannya tidak selalu lurus, namun itu semua bisa menjadi pembelajaran hidup."
"Beruntung banget sih nanti pasangan mas"
Mew malah tertawa menanggapi ucapan Gulf.
"Kamu bisa jadi orang yang beruntung itu."
Gulf tersenyum kecil. Mereka berdua berpelukan ditengah ranjang. "Mas berenang lagi yuk udah malam" Ajak Gulf.
Mew tidak menjawab. Ia malah memeluk Gulf erat sembari menenggelamkan kepalanya diceruk leher pria manis itu.
"Mas geli" Gulf menggeliat. Ia tertawa kecil saat Mew mengecup lehernya ringan.
Mew menggelengkan kepalanya layaknya anak kecil. "Dingin, besok aja berenangnya." Ucap Mew.
Gulf menyingkirkan kepala Mew dari lehernya dan menatapnya galak. "Tadi katanya mau berenang malam hari? Lagian besok mas udah pulang."
Mew mendesah. "1 jam saja, okay?"
Gulf tersenyum puas dan melayangkan satu kecupan dipipi Mew. "Makasih, mas."

***

Jika ditanya status Mew dan Gulf sekarang Mew juga tidak tahu. Ia menyukai Gulf namun Mew masih belum mau menjalin hubungan dengan Gulf.
Sementara Gulf sepertinya terlihat tidak masalah dengan hubungan mereka. Teman tapi mesra, itu kata Tul.
Gulf melambaikan tangannya kepada Mew. Mew memutuskan untuk tidak berenang karena takut terserang flu.
"Mas cemen" Teriak Gulf.
Mew menjulurkan lidahnya. Dia memutuskan untuk mengambil handuk untuk Gulf karena sepertinya pria itu melupakan handuk mandinya.
Mew kembali dan mendapati Gulf tengah bercengkrama dengan seorang pria. "Mas Mew" Teriak Gulf sekali lagi.
"Loh Kao?"
"Pak Mew?" Kao tidak kalah terkejutnya.
Kao ternyata tidak sendirian. Ia bersama Up yang merupakan aktor dinaungan perusahaan Mew.  "Kalian kenal satu sama lain?" Tanya Mew penasaran.
"Aku lagi ada syuting pak. Bapak sendiri? Jangan bilang lagi pacaran?" Up menggoda pasangan MewGulf.
Pipi Gulf bersemu merah. Ia segera membantah ucapan Up. "Mas Mew cuman nemenin aku kok. Gak nginap."
"Gue gak nanya loh Gup, lo nginap atau tidak." Kao ikut-ikutan menggoda Gulf.
"Jangan godain Gulf, kasian wajahnya sudah merah itu." Mew tertawa kecil.
Gulf memukul Mew pelan. Mew terkekeh geli setelah itu memakaikan Gulf handuk yang ia bawa. "Kalian nginap?" Tanya Mew.
Up menggelengkan kepalanya. "Sebentar juga pulang pak."
"Kamu sama manajermu kan? Yaudah kita pulangnya barengan kalau gitu. Kao temenin Gulf saya pulangnya bareng Up."
"Tadi mas udah janji temenin aku" Rengek Gulf.
Mew menghela nafasnya dalam-dalam. "Kan sudah ada Kao"
"Kao pulang sekarang, biar mas Mew gak ada alasan lagi ninggalin aku" Kata Gulf kesal.
"Idihh bau banget. Bau bucin"
"Pak Mew kayaknya saya juga gak mau nganterin bapak. Kasian Gulf." Celetuk Up.
"Yeayyy sayang kalian berdua"
"Hehhh jangan peluk gue, lo bucin" Kao mendorong jauh Gulf agar tidak dapat memeluknya.

***

"Bisa-bisanya Kao nitip kondom ke aku" Gumam Gulf penuh emosi. Ia meremas kondom yang Kao berikan setelah itu membuangnya ke tempat sampah.
"Kao selalu bawa kondom?" Tanya Mew penasaran.
Gulf mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. "Biasanya sih iya. Tapi kayaknya tadi dia bawa jaga-jaga katanya."
Mew menatap Gulf yang tengah membelakanginya. Ia mendekat dan mengecup pundak Gulf yang sedikit terbuka.
"Hnggghhhh mas" Gulf menikmati sentuhan Mew. Ia tanpa sadar mendesah dan membalikan tubuhnya.
"Kamu harum"
"Kan udah mandi. Gimana sih" Gulf tertawa.
CUP!
Mew mendaratkan satu kecupan basah dipipi Gulf. "I want chocolate"
"Chocolate?"
Mew menyunggingkan senyum miring. "I mean, you. I want you"

***

"Nggghhh fasterhh ahh ahh"
Dengan semangat Mew menggoyangkan pinggangnya. Gulf meremas rambut Mew. "Mas disitu ahh ahh mashh"
Mew mulai menghantam prostat Gulf. Tangannya tidak tinggal diam, ia mengocok penis Gulf yang sejak tadi tegang dan menyentuh perutnya.
Gulf memejamkan matanya. Pria itu sudah mandi keringat, padahal Gulf baru saja selesai mandi.
"Kamu sempit sekali"
"Mas, nghhh i'm virgin ahh btw"
Mew berhenti menggoyangkan pingganya. Sedikit terkejut dengan penuturan Gulf. "Really?"
"Kenapa berhenti" Gulf menggoyangkan pinggangnya. Padahal Mew sudah menemukan titik kenikmatannya.
"Woww easy boy." Mew kembali menggoyangkan pinggangnya. Ia merasa akan keluar. "Gulf i'm coming"
"Together."
Mew menumpahkan cairan miliknya kedalam Gulf. Ia bahkan bisa melihat cairannya keluar dari bagian belakang Gulf. Sementara Gulf mengelap perut Mew dan mengecup dada bidang Gulf dengan sensual. "Lagi" Kata Gulf.
Mew menempelkan bibirnya kepada Gulf. Menghisap bibir atas dan bawah Gulf secara bergantian.
"Gulf kamu beneran gak mau pakai kondom" Ujar Mew. Pria tampan itu mengelap bibir Gulf yang basah akibat saliva miliknya.
"No, milik mas Mew sangat besar. Aku ingin merasakannya."
Gulf mengecup bibir Mew penuh hasrat. Tangannya bergerak membelai dada Mew sesekali menggoyangkan pantatnya yang membuat Mew mendesah karena miliknya masih berada didalam Gulf.
Mew mulai menggerakkan pinggangnya. Keluar,masuk,keluar,masuk. Suara decitan ranjangnya membuat Mew semangat menggoyangkan pinggangnya. Miliknya semakin membesar namun Gulf masih saja ketat seperti tadi.
Merasakan juniornya dijepit seperti itu membuat Mew mendesah. Ia sering melakukan one night stand dengan wanita ataupun pria namun mereka tidak sesempit Gulf.
"Hhh hahh apa aku menjepit milikmu ahhh"
"Kau bahkan sangat sempit unghhh"
Gulf semakin semangat. Pujian yang Mew berikan membuat dirinya entah kenapa merasa terangsang. "Nghhh pelacur ini sangat sempit bukan" ujar Gulf.
"Kau bukan pelacur. Kamu adalah milikku"
Mew menampar pantat Gulf. Ia sudah hampir mencapai puncaknya. "Gulf aku keluarin diluar."
"Mas sebentar" Gulf berhenti. Sial, Mew benar-benar sudah hampir keluar.
"Gulf kau benar-benar mau menyiksaku" kata Mew frustasi.
Gulf tertawa pelan. "Aku cuman mau bilang satu hal. I love you so much."
Mew yang tadinya emosi tiba-tiba merona mendengar penuturan Gulf. Ia tersenyum bahagia dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Gulf.
"Hei, kenapa aku sangat malu mendengar ucapanmu." Mew tertawa. "I love you too, baby"
"Jadi mas? Lanjut?" Ujar Gulf malu-malu.
Mew tidak menjawab namun ia kembali menggenjot pinggangnya menuju orgasmenya. Setelah sama-sama keluar mereka berpelukan.
"Aku merasa kamu akan menyesal melakukan hal ini" Mew menyibak poni Gulf. Mengecup ubun-ubun pria itu lama setelah itu kembali menyatukan bibir mereka untuk terakhir kalinya.
"Aku tidak pernah menyesal, mas. Huwaahhh aku jadi malu." Gulf cepat-cepat menutupi wajahnya dengan selimut. "Selamat malam mas Mew."

***

MewGulf tanpa MC bener-bener terbaik 😂 Mereka bebas flirting tanpa gangguan MC. Semoga livenya MewGulf yang lain tanpa MC 🙏🙏 (Kecuali livenya yang di Haier, MCnya juara 🤣 Sama UD juga 😬)
Makasih udah vote, ciaaaaooo 🥰

My Beloved FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang