Bab 2

3.6K 390 13
                                    

"Bukannya lo mau ngontrak Prem, Mew?" Tanya Max sembari duduk didepan Mew.
Mew yang tadinya sibuk dengan berkas-berkas didepannya terdiam sebentar. Sebenarnya dia berencana mengontrak Prem dan Boun, hanya saja mereka berdua masih memiliki 2 bulan kontrak bersama agency mereka. "Nunggu mereka lepas dulu, baru gue tanda tangan kontrak" Jawabnya pada akhirnya.
"Hati-hati loh jangan sampai kejadian 1 tahun lalu terulang kembali" Max memperingati.
"Yaelah lo masih ingat aja."
Tentu saja kejadian 1 tahun lalu membuat Mew trauma seumur hidup. Pasalnya Mew hampir saja membujuk manajer Gulf untuk tanda tangan kontrak diperusahaanya. Namun karena Gulf ingin bertemu Mew terlebih dahulu, akhirnya membuat Mew kalang kabut dan yang terjadi Gulf tidak jadi menandatangani kontrak diperusahaannya.
"Lagian lo sih, katanya bucin. Diajak ketemu berdua aja nyalinya ciut kaya titid lo"
"Max mending lo keluar atau gaji lo gue potong" Ancam Mew.
Max mendecakkan lidahnya. "Mentang-mentang boss. Yasudah kalau begitu gue sama yang lain mau makan di restoran yang baru buka didepan kantor. Lo mau ikut gak?" Kata Max.
Mew mengangguk malas. "Bayar sendiri-sendiri?"
"Gak lah. Gunanya lo sebagai temen kita yah bikin kita kenyang" Max tertawa.
"Bajingan"

***

Hanya Max dan Singto yang ikut ke restoran. Sementara Zee, Krist dan Tul harus bertemu klien penting. Mew duduk disamping Singto sementara Max sibuk memilih menu makanan. "Gue kepengen makan steak tapi pengen nasi" kata Max
"Yaudah lo pesan nasi sama steak" Singto member solusi.
"Lo pesan nasi goreng ya, To. Gue pesen steak nanti lo cobain steak gue"
"Kenapa gak nyuruh si Mew?" Tanya Singto bingung.
Max mendelik tajam kearah Mew yang sibuk dengan ponselnya. "Lo gak tau aja Mew kemanapun dan dimanapun pasti pesannya pizza"
Singto tertawa. Ia lupa kalau bossnya pizza holic meskipun perutnya kotak-kotak begitu. "Gue pesan nasi goreng seafood"
"Mew lo pesen pizza kan?" Tanya Max dan Mew mengangguk sebagai jawabannya.
"Eh bentar, gue kekamar mandi dulu" Mew berdiri dan berjalan menuju kamar mandi namun belum sempat ia masuk kedalam kamar mandi ia melihat Gulf yang juga sedang berjalan kearahnya. Mew rasanya ingin berbalik arah namun sepertinya sudah terlambat karena Gulf sudah berada didepan matanya dan menatapnya.
"Pak, aku dulu yah yang masuk. Udah kebelet pipis."
Suara imut itu membuat Mew harus menahan nafas. "Silahkan-silahkan" Kata Mew akhirnya.
Gulf tersenyum lebar dan segera berlari masuk kedalam kamar mandi. Taklama manajer Gulf, Mild ikut menyusul Gulf. "Lohh, pak Mew Suppasit kan" Sapa Mild.
Mew tersenyum tipis. Hampir semua orang yang bekerja di bidang entertainment mengenal dirinya. Apalagi perusahaan Mew bisa dibilang sangat sukses sekarang ini. "Makan disini juga pak?"
"Iya, bareng pegawai"
"Aku pikir orang seperti bapak tidak akan makan disini loh. Makannya pasti direstoran mahal" Mild tertawa.
Mew juga ikut tertawa. "Saya manusia biasa juga Mild, sama sepertimu"
Gulf yang baru saja keluar dari kamar mandi sepertinya nampak terkejut mengapa Mild manajernya bisa mengenal Mew. "Gulf kenalin ini pak Mew Suppasit pemilik Mew Suppasit Studio dan Mew Suppasit Entertainment" Kata Mild.
Mew menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Entah kenapa ia merasa malu didepan Gulf. Mew yakin wajahnya sudah bersemu merah saat pria manis itu tersenyum manis kepadanya. "Huwaaahhh ini pak Mew yang terkenal ganteng itu? Aku Gulf Kanawut. Padahal aku kepengen loh masuk ke perusahaan bapak, cuman kenapa bapak gak mau ketemu sama saya"
"Saya lagi ada diluar kota waktu itu" Jelas Mew sedikit panik.
"Bercanda pak. Lagian aku kepengen ketemu bapak untuk menolak kontrak diperusahaan pak Mew. Soalnya aku gak mau memberi perusahaan Mew Suppasit harapan palsu"
"Pak, Gulf ini seneng banget ngasih orang harapan palsu" Bisik Mild.
Mew terpaksa tertawa menanggapi ucapan Mild. Tentu saja wajah Gulf yang imut sekaligus tampan membuat wanita ataupun pria pasti akan terpesona. Termasuk Mew sendiri. "Kalau saya deketin kamu, bakalan dikasih harapan palsu tidak?" Ujar Mew setengah bercanda.
Mild dan Gulf sama-sama terkejut dengan ucapan Mew. "Tergantung pak" Jawab Gulf pada akhirnya.
"Tergantung apanya?" Tanya Mew penasaran.
"Tergantung bapak suka sama saya atau tidak"
Mew nyaris saja tersedak mendengar jawaban Gulf. Jangan ditanya lagi kalau itu, Mew sudah menyukai Gulf sejak 2 tahun yang lalu. Tentu saja dia sangat menyukai pria manis itu.

My Beloved FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang