.
.
~•~
.
.Saat Ridwan keluar dari ruangan itu,
"Lia," sapanya.
"Iya Pak." menjawab sambil menunduk karena masih menangis.
"Jangan terlalu di masukin ke hati ya setiap ucapan Esson, emosinya memang nggak bisa di tahan, tapi sebenarnya hatinya baik kok," Ucap Rangga pada Lia.
"Iya Pak, boleh saya bertanya sesuatu?" Tanya Lia sambil menghapus lagi air matanya
"Iya, apa itu?" Rangga mengerutkan dahi.
"Sebenarnya Bapak ada hubungan apa dengan Pak Esson?" Hal itu membuat Lia penasaran sejak awal.
"Oh, sebenarnya dia itu sepupu saya."
Lia mengangguk pertanda mengerti.
"Ya sudah saya kebawah ya," Kemudian Rangga melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
"Iya Pak,"
Tanpa ragu lagi, Lia mulai memainkan jari-jarinya pada keyboard komputernya dan mulai mengetik.
Sambil mengetik surat tersebut Lia kembali menumpahkan air matanya, sejenak ia mengingat kedua orang tuanya.
Apa yang harus ku katakan pada mereka? setelah aku resign. semoga saja aku bisa cepat menemukan pekerjaan lain.
Kemudian dengan cepat Lia langsung mengeprint surat tersebut, melipat menjadi tiga bagian dan meletakkan di meja tersebut. Lia membereskan barang barangnya memasukkan ke dalam tasnya, ia melirik ke arah jam tangannya.
"Pas banget udah jam pulang," Lia langsung meninggalkan meja tersebut dengan selembar surat yang sudah berada diatasnya. Lia turun langsung ke lantai satu, menuju lobi.
"Lihat deh wajahnya seperti habis nangis, apa jangan-jangan dia..,"
"Iya ih, baru hari pertama jadi sekretaris bos, udah pake drama segala,"
Begitulah, Lia terus saja menjadi bahan omongan para karyawan di bagian Informasi, dimana meja mereka berada paling terdepan di perusahaan ini. Maka setiap Lia masuk ataupun keluar mereka selalu memperhatikan.
Lia terus berjalan keluar dari gedung perusahaan, ia berjalan kaki di sepanjang trotoar, sengaja mengulur waktu agar tidak terlalu cepat sampai dirumah, sambil menenangkan diri.
Sementara Esson keluar dari ruangannya hendak mencari Lia, ia butuh secangkir kopi untuk meredakan emosinya dan mengurangi rasa kantuknya. Niatnya adalah menyuruh Lia untuk berpesan kepada OB agar mengantarkan segelas kopi untuknya. Namun ia melihat Lia sudah tidak ada di mejanya.
"Kemana sih dia?" Esson kembali masuk keruangan-nya, ia berpikir mungkin Lia sedang ke toilet. sepuluh menit kemudian Ibra kembali mencari Lia namun nihil.
"Wah benar-benar nih orang," Sekilas Esson melirik selembar kertas putih berlipat yang berada tepat di samping komputer Lia, kemudian ia membuka dan membacanya.
....
Teruntuk Bapak Esson Bramasta Wushi yang terhormat,
mungkin saat Bapak membaca surat ini, saya sudah tidak lagi berada disini.
Maafkan saya yang terlalu banyak kekurangan tidak cepat tanggap, teledor dan selalu membuat Anda emosi.
Saya sudah berusaha untuk bekerja sebaik mungkin. Tapi saya hanya manusia biasa yang pasti membuat kesalahan.
Terimakasih untuk satu hari yang menakjubkan ini, semoga Anda bisa menemukan sekretaris yang sempurna tidak seperti saya yang bodoh, cengeng dan tidak tahu diri.
Maka dengan ni saya menyatakan
mengundurkan diri dari perusahaan ini.Tertanda
Sekretaris bodoh,
Lia Dami......
Esson memutar bola matanya saat membaca surat itu,
"Hem, dia pikir mencari pekerjaan itu gampang apa? bisa resign sesukanya. lihat aja besok pasti dia kembali dan berubah pikiran," sambil berjalan menuju kursinya lagi kemudian meletakkan surat pengunduran diri Inayah tersebut di atas meja kerjanya.
Saat Esson mulai membaca rangkuman yang di buat oleh Lia, Esson tersenyum dan berkata "Bagus, to the point dan mudah dipahami," ucapnya.
Lalu Esson membuka laptopnya mulai mengerjakan semua rencana kerjanya, membuat tabel-tabel rencana target pemasaran, meski ini adalah kali pertama Esson terjun ke perusahaan, bukan berarti ia tidak mengerti apa-apa. Hal itu dikarenakan Esson baru saja menyelesaikan S2 jurusan manajemen bisnis pada Universitas ternama di Amerika.
Saat sedang serius menatap laptopnya, sekilas Esson melirik ke surat Lia yang berada dihadapan nya.
Apa aku terlalu kasar padanya?
***
Bersambung....Readers 😣 minta koment dan vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan Presdir
RomanceLia Dami seorang gadis polos berusia 21 tahun, menjadi sekretaris dari seorang Pimpinan Perusahaan Property terbesar di kota Jakarta, bernama Esson Bramasta berusia 26 tahun. Karena keseringan bersama, lama kelamaan antara Bos dan Sekretaris itu sal...