DAAM 25 : Sad Marriage

459 51 13
                                    

Seperti biasa, pura-pura bahagia adalah pilihan yang tepat ketika bermain peran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, pura-pura bahagia adalah pilihan yang tepat ketika bermain peran.

REVERIE POV

Saat alunan piano mengiringi langkahku, saat sebuah genggaman tangan dengan lembut menuntunku, aku fikir itu adalah hari dimana perasaan bahagia dan menggebu-gebu dalam hidupku akan tertuang tanpa sisa. Hari pernikahan yang selalu kutunggu-tunggu, tapi kenapa saat pernikahan ini terjadi menarik ujung bibirku saja aku tidak mampu?

Dulu, bahkan membayangkannya saja membuatku tersenyum, membuat hatiku hangat tapi kenapa pada saat ini seluruh tubuhku terasa membeku. Ada perasaan yang hilang dan aku tahu apa itu, perasaan dicintai, perasaan ditunggu-tunggu pasangan hidup dan mati dialtar semua itu lenyap karena sebuah kebenaran yang tak pernah kufikirkan sebelumnya.

Apa aku terlalu naif?

Atau aku yang terlalu lemah?

Kenapa aku bisa begitu hancur saat tahu bahwa calon suamiku dan mungkin keluarganya saat ini sedang memanfaatkan situasiku.

Aku merasakan genggaman Ayah mertuaku mengerat, membuatku menoleh padanya yang ternyata sedang menatap kearahku. Dengan bergetar aku menarik ujung bibirku, Aku harus terlihat bahagiakan? ini pernikahanku.

Jika Otets yang ada disampingku saat ini, apa semuanya akan berbeda?

Jika Met' juga disini, apa aku bisa merasa sedikit lebih tenang.

Aku merasa terintimidasi sekarang, aku merasa seperti seekor rusa yang akan diumpankan ke singa-singa yang menanti lengahnya diriku untuk datang menerkam.

Aku merasa sendirian,

Tidak ada yang ada dipihakku,

Aku lari ataupun bertahan, semua pilihan itu sama-sama membuatku terlihat menyedihkan.

Bertahan untuk dimanfaatkan,

Atau berlari tanpa tujuan.

Aku menarik nafasku saat tangan Ayah mertuaku menyerahkanku pada anaknya, Apa hangatnya genggaman pengiring pengantin itu juga tipuan?

Apa tatapan mata terharu ayah mertua juga hanya acting semata?

Saat Aiden tersenyum sekilas padaku tidak ada yang bisa aku lakukan selain membalas senyumannya, perankan peran dengan baik Erie, kau harus tampak bahagia.

Entah beberapa kali aku mengingatkan hal itu pada diriku sendiri,

Sekali lagi aku menarik nafasku, sesak.

Aku tidak terlalu fokus dengan apa yang Pendeta kutbahkan, saat Aiden mengatakan "I do." Tidak ada yang bisa aku katakan selain menyahuti kata yang sama.

(END) Detachment -  Aiden Ann MirendeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang