Prolog

4.9K 182 18
                                    

AIDEN POV

Aku tersenyum sekenanya saat Mama mengenggam tanganku erat, mencoba menyemangati diriku yang bahkan sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Ini sudah kesekian kalinya dokter membicarakan hal-hal yang menurutku tidak berguna, jika saatnya sudah tiba bukankah setiap orang akan mati? Tapi semua orang yang ada diruangan ini malah sibuk memikirkan bagaimana memperpanjang umurku, yang aku tahu dan sadari itu akan sia-sia.

Bertindak sebagai Tuhan,

Bukan, mungkin yang lebih tepat mencoba mengubah takdir Tuhan.

Aku tersenyum sinis, Itu yang sedang mereka usahakan.

Aku mencoba mengerti bagaimana bersalahnya orang tuaku sehingga melakukan banyak hal untuk membuat bertahan hidup lebih lama.

Setelah aku divonis mengidap kelainan jantung sejak usiaku 12 tahun mereka langsung bereksperiment dengan hidupku, Aku tidak memiliki pilihan lain selain menuruti apapun yang mereka usahakan dengan embel-embel "Mencegah diriku agar tidak mati muda".

Ya itulah misi mereka, 

Tapi karena aku tahu itu hal yang mustahil, itu membuatku merasa kasihan.

Kelainan jantung itu diakibatkan karena kondisi kelahiranku, dari apa yang aku dengar dari Dokter spesialis Jantung sekaligus penyakit dalam, mereka menjelaskan bahwa saat mengandung diriku dan kembaranku dulu, Mama terkena malnutrisi sehingga perkembangan janinnya tidak cukup baik.

Tapi entah ini sudah menjadi nasibku atau kesialanku, hanya aku yang memiliki masalah kesehatan sedangkan Adelaine, kembaranku dia tumbuh dengan baik dan sehat.

Itu sedikit menyebalkan,

Tapi aku bersyukur setidaknya jika aku mati nanti masih ada yang menanggung beban keluarga Mirendeff.

Ya seluruh aset Daddy dan Grandpa akan sia-sia jika tidak ada yang mewarisinya, 

Membicarakan nama belakangku, aku kembali tersenyum sinis.

Suka atau tidak, walaupun Daddy bilang untuk tidak memikirkan hal itu, aku tetap merasa terbebani. Nama belakang orang terpandang dibelakang namaku membuatku mau tidak mau membatasi diriku sendiri, membuatku belajar untuk tidak melakukan apapun semauku dengan memikirkan konsekuensi atas setiap tindakanku, tentu saja hal yang tidak mudah.

Lemah jantung,

Dan setiap beban pikiran dikepala dan batinku,

Tidakkah itu percuma, saat mereka memikirkan bagaimana cara memperpanjang umurku tapi aku malah berfikir jika ketiadaan diriku akan lebih baik.

Semangat hidupku semakin hari semakin redup,

Mati mungkin pilihan yang sederhana.

Aku hanya bisa menghela nafas lega setelah semua orang sudah bersiap-siap pergi dari posisi mereka masing-masing, jangan membuatku memperkenalkan siapa mereka satu persatu, aku bahkan tidak tahu siapa nama dan apa fungsi mereka masing-masing untuk kesehatanku.

"Mama lega, akhirnya kamu bisa mendapatkan donor jantung juga." Mama menghusap wajahku, "Kamu harus menjaga kondisi kamu agar tetap Fit Aiden sampai waktu tranplatasi jantung, kamu berhenti untuk membuat musik."

(END) Detachment -  Aiden Ann MirendeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang