Reve sudah cantik dengan gaun berwarna hitam yang Aiden berikan, dia sudah siap begitupun dengan Meghan tapi hatinya mendadak gugup saat sudah hampir setengah jam ia menunggu Aiden yang masih tidak ada tanda-tanda kedatangannya.
Meghan menatap Dylan sekilas, lalu berkata pada Reve yang berdiri gugup didepan jendela. "Sebaiknya kau hubungi Aiden." ucap Meghan dengan nada yang berhati-hati,
Reve menoleh menatap Meghan sedih, "Aku lupa menanyakan nomor telponnya." Reve menghela nafas, "Kenapa tadi aku tidak bertanya nomor telponnya ke teman Aiden ya-" ia mengigit bibirnya, "Aku terlalu bersemangat hingga tidak kepikiran hal yang sederhana."
Meghan yang merasa kasihan langsung menghusap bahu Reve, "Tidak masalah, jika kau yakin ia akan datang dia pasti datang." Meghan menatap Dylan sekali lagi, mengangguk sebentar lalu berkata, "Bagaimana jika kau pergi dulu denganku dan Dylan, kau beri tahu Aiden dimana gedungnyakan?"
Reve melihat Meghan dan Dylan bergantian, "Aku beritahu dia lokasinya kok." Ia menghela nafas berat, "Aku akan ikut dengan kalian." Reve menyetujui, Mungkin Aiden sedang sibuk, lagipula aku sudah memberitahukannya lokasi gedung reuni itu.
Kali ini rasa antusias Reve merosot jauh, dia tidak lagi seantusias tadi, hatinya berdebar-debar bertanya-tanya Aiden akan datang atau tidak.
Reve takut jika sesuatu yang buruk sedang terjadi pada Aiden, entah bagaimana hatinya berkata seperti itu pada pria yang baru ia kenal selama beberapa hari. Semoga Aiden baik-baik saja sekarang,
Sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara dimobil sedan milik Dylan, Meghan beberapa kali melirik Reve dari spion dalam mobil untuk memastikan bahwa temannya baik-baik saja.
Setelah hampir setengah jam mobil Dylan memasuki sebuah parkiran gedung, cahaya berkilapan terlihat dari dalam gedung itu. Acaranya sudah dimulai,
Dylan melepaskan safety belt Meghan, ia melirik Meghan sekilas lalu berkata, "Kita sudah sampai Reve." pasangan itu saling berpandangan, sejujurnya mereka merasa khawatir dengan suasana hati Reve sekarang.
Reve tersenyum sekilas, dengan lemas ia meraih gagang pintu mobil Dylan, tanpa sepatah katapun ia keluar dari mobil itu.
Setelah sampai diluar, Reve kembali menoleh kekanan dan kekiri, ia masih tidak melihat tanda-tanda Aiden disana. Sekali lagi perasaan cemas muncul, kali ini ia juga merasa was-was. Hati kecilnya entah bagaimana berkata ada sesuatu yang salah pada Aiden. Apa dia benar-benar baik-baik saja?
"Ayo kita masuk dulu Reve." kata Meghan langsung menggandeng tangan Reve, menuntun Reve yang seperti orang linglung.
Reve tersenyum terpaksa saat seorang photographer mengambil fotonya, dia sedikit kikuk karena entah perasaannya saja atau bukan semua orang seperti memandanginya dalam diam.
Saat Reve, Meghan dan Dylan masuk beberapa orang mulai berbisik-bisik sambil memperhatikan Reve dari ujung kaki hingga kepala, ada beberapa dari mereka yang tanpa ragu berdecak kagum melihat penampilan Reve yang mempesona.
"Apa kalian mau segelas minuman?" tanya Dylan pada Meghan lalu melihat kearah Reve,
Meghan mengangguk sedangkan Reve hanya tersenyum samar, sejujurnya tatapan orang-orang saat ini membuatnya tidak begitu nyaman terlebih lagi perasaan bertanya-tanya tentang keberadaan Aiden membuat Reve tidak fokus. Hatinya benar-benar merasa campur aduk,
Reve menyentuh bahu Meghan sekilas, "Sebaiknya kau temani Dylan." bisik Reve saat memperhatikan Dylan yang celingak-celinguk dibeberapa meter depan Reve dan Meghan berdiri.
"Kau akan baik-baik saja?" tanya Meghan, ia memandang Reve serius.
Reve tersenyum lebar, "Memangnya apa yang akan terjadi padaku, seharusnya kau mengkhawatir pacarmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Detachment - Aiden Ann Mirendeff
RomanceSequel of My Step Brother. Aiden Ann Mirendeff, putra dari seorang Businessman Eder Von Mirendeff dan Cucu Laki-Laki seorang Multijutawan Hans Mirendeff. Nama belakang yang ia punya merupakan berkat yang paling besar yang mungkin diharapkan semua o...