DAAM 44 : The Right or Wrong Choice

200 18 3
                                    

Aku berbeda, semua orang mungkin bisa menyia-nyiakan diri kamu. Tapi tidak denganku, karena tidak ada yang berakhir sia-sia ditanganku.

AUTHOR POV

Reverie berdiri di gedung bertingkat yang ada di hadapannya, dia merasa ragu-ragu sekaligus takut untuk masuk kedalam gedung itu. Entah berapa kali dia berbalik dan pergi menjauh, setelah memantapkan hatinya setelah helaan nafas keluar dari sela bibirnya, ia melangkah membuka pintu kaca gedung itu.

Gedung Agency itu tidak terlalu mewah, tapi Reverie bisa merasakan kesan minimalis yang nyaman ketika melangkah ke dalamnya.

Entah siapa desain interior-nya, tapi ia pantas diacungi jempol atas maha karyanya.

Papan nama terlihat di atas resepsionis,

ID Agency,

Terukir dengan tipe tulisan miring seperti tanda tangan dengan warna tulisan hitam legam membuat mata Reverie bisa menangkap dengan jelas agency tempat ia ditawari pekerjaan.

Apakah ini Agency milik keluarga Aiden juga?

Tapi namanya belakang pemiliknya bukan Mirendeff.

Reverie sudah berdiri didepan resepsionis,

Kedatangannya langsung disapa dengan ramah oleh resepsionis yang bertugas di sana, "Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin menemui Mr. Bryan Edwards, bisa?" tanya Reverie sedikit kikuk, karena ini pertama kalinya ia mengunjungi sebuah agency entertainment.

Reverie merasa buruk rupa,

Ya, semua orang yang berseliweran di sana memiliki tampilan yang stylish dan berwajah diatas rata-rata. Bahkan wanita berambut pirang yang menyapa diriku sekarang,

"Sebelumnya apa sudah buat janji?" tanya Petugas Resepsionis itu dengan wajah bingung,

Well, Bryan Edwards bukan seseorang yang mudah ditemui begitu saja.

"Sudah." Reverie mengangguk samar, "Bilang saja, saya Reverie Miren-" suaranya menghilang ketika ia hampir menyebutkan nama belakang suaminya, ia menggeleng samar, "Reverie Cebulska."

Reverie tersenyum tipis, "Ya, Saya Reverie Cebulska."

Dadanya terasa sesak saat dengan sadar menekankan nama lengkapnya, apapun statusnya sekarang dia tidak berhak dengan nama belakang suaminya.

"Oh baik Miss Cebulska, mohon tunggu sebentar." sahut Petugas Resepsionis seraya meraih gagang telpon yang berada didekatnya.

Reverie tersenyum samar,

Tidak ada yang bisa Reverie dengar selain perkataan terakhir Petugas Resepsionis itu, "Baik, saya akan mengarahkan miss Cebulska untuk ke ruangan anda." ujar Petugas Resepsionis itu lalu meletakkan kembali gagang telpon pada tempatnya.

Petugas Resepsionis itu keluar dari belakang mejanya, dan berkata, "Mari Miss Cebulska, saya arahkan untuk keruangan Mr. Edwards."

Reverie mengangguk samar, ia berjalan mengekori Petugas Resepsionis yang memandunya.

Petugas Resepsionis itu berhenti didepan lift yang tertulis VIP diatas pintunya, ia menekan tombol dan pintu lift terbuka, "Silahkan Miss Cebulska." ia mengarahkan,

Reverie masuk ke dalam lift, tapi ia menatap Petugas Resepsionis itu dengan wajah bingung saat menyadari bahwa dia satu-satunya yang masuk ke dalam lift.

Petugas Resepsionis itu tersenyum, "Lift ini akan mengarahkan langsung ke lantai ruangan Mr. Edwards." jelasnya,

Oh syukurlah, batin Reverie lega.

(END) Detachment -  Aiden Ann MirendeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang