DLM || 04. Penghuni kamar sebelah

21 7 0
                                    

HAPPY READING!!!
TINGGALKAN JEJAK BERUPA VOTE DAN KOMEN🐳
___

Dia itu seperti permen yang dibungkus, tertutup nan terjaga.
___

Pagi-pagi buta, terjadi kehebohan di depan indekos 'Mencintai tanpa dicintai'. Trio Moygans menjadi dalang di balik kegaduhan? Bukan! Kali ini bukan mereka, melainkan penghuni baru di kamar sebelah. Orang baru malah menjadi perusak suasana, sudah seperti orang ke tiga saja, hm.

"Udah, ngaku saja, Zeyeeeng! Kalian punya istri kuntilanak, kan?" kata salah satu penghuni baru itu.

Istri kuntilanak? Yang benar saja! Jikalau perempuan sudah tidak ada lagi di dunia ini, dan hanya tersisa kuntilanak, trio Moygans akan tetap memilih membujang seumur hidup. Dari pada memiliki istri seperti itu, lebih baik hidup tanpa kekasih.

"Mau kalian apa, sih?! Pagi-pagi buta bikin keributan, mana nuduh yang tidak-tidak," ujar Fahri kesal.

Bayangkan saja, orang tidak pernah menikah, tiba-tiba dituduh memiliki istri salah satu makhluk astral.

"Bukan nuduh, ya. Eyke dengar sendiri, ada suara ketawa kuntilanak dari kamar kalian."

Help, bantu yang dituduh memiliki istri kuntilanak itu agar tidak tertawa saat ini juga! Bisa-bisanya para banci itu berpikir demikian. Maklum, orang baru.

"Kalian mau denger sesuatu, nggak?" tanya Fandi yang berencana untuk menyuruh Fauz tertawa.

"Dengar apa? Pengakuan tentang kuntilanak itu istri kalian?"

Fauz menatap tiga banci itu dengan kesal. "Enak saja! Harus berapa kali gue bilang, kita itu belum menikah."

"Coba lo ketawa!" titah Fandi kepada pemilik tawa seram.

"Dengan cara? Gue nggak bisa ketawa kalau nggak ada yang lucu," kata Fauz.

Ada yang mau menciptakan lelucon agar Fauz menunjukkan suara ketawanya yang begitu aduhai?

"Coba deh, bayangin hal yang buat lo ketawa."

Fauz mengangguk, lalu melakukan saran yang diberikan oleh Fahri. Dalam pikiran kembaran ikan paus, terdapat gambaran penghuni kamar sebelah lari terbirit-birit lantaran suara tawanya, hingga rok yang dipakai melorot. Ada-ada saja orang itu.

"Hihihihi." Fauz mulai tertawa, membuat bulu kuduk banci itu meremang.

"Suara ketawanya kok gitu, sih? Eyke tidak suka, eyke harus mencoret nama lelaki itu dari hati eyke!"

"Ganteng doang, suara ketawa kayak kuntilanak."

"Good, cogan satu ini berbeda dari yang lain. Eyke padamu, Mas!"

Itulah isi kepala trio Syantik-syantik manjah. Akibat suara tawanya, ada salah satu dari mereka yang memutuskan untuk muve on, ada juga yang tambah gencar mengejar pemilik suara itu. Eh, laki suka laki? Gila!

"Kenapa nggak lari?" tanya Fauz bingung, pasalnya ia tengah menunggu khayalannya menjadi kenyataan.

Khayalan tetaplah khayalan yang tidak akan menjadi kenyataan. Bahkan sangat jarang jika angan-angan menjadi nyata.

"Orang syantik macam kita nih, mana takut!"

"Hihihi." Suara tawa kuntilanak itu berasal dari kamar trio Syantik-syantik manjah.

Kali ini sapa yang tertawa? Bahkan Fauz pun menutup mulut. Apa jangan-jangan ....

"Aduh, Cyin, siapa yang ketawa tuh?" tanya Maryati sedikit ketakutan. Nama aslinya Maryanto, berubah menjadi Maryati ketika memutuskan menjadi waria.

Ditikung Lagi, Mak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang