HAPPY READING!!!
TINGGALKAN JEJAK BERUPA VOTE DAN KOMEN🐳
___"Terkadang, cinta berpotensi menjadi penghancur sebuah persahabatan."
___Kegusaran Fahri waktu itu, tidak membuat Fandi mengurungkan niat untuk melatih Fauz menjadi bagian dari buaya darat. Fandi pikir, jika terjadi pertengkaran lagi, tidak akan berlangsung lama. Tahu sendiri, kan, kalau trio Moygans paling tidak bisa marahan lama.
Fahri menatap dua sahabatnya curiga. "Ngapain kalian berdua bisik-bisik?"
"Biasa, ngomongin gue," kata Rara sembari mengibaskan rambutnya.
"Percaya diri amat, Neng!" Dari nadanya, Fandi seperti tidak suka, padahal dalam hati ... sudahlah, pasti kalian tahu.
Berbeda dengan Fauz, cowok itu malah merasa risih dengan kehadiran mantan kekasih sahabatnya. Niat makan dengan nyaman, malah terganggu oleh kemunculan gadis yang tidak pernah ia inginkan. Jika yang datang Zahra, sudah beda cerita!
"Lo beneran ngomongin Rara, Fan?" Fahri kembali memberi pertanyaan kepada Presiden Buaya Darat. Bahkan ia sama sekali tidak percaya jika sahabatnya membicarakan mantan tersayang saat orang bersangkutan ada di dekatnya.
"Ya kali gue ngomongin mantan. Ogah banget."
Namanya juga Fandi, gengsinya gede banget. Untungnya Fauz tipe orang maju pantang mundur, meski beribu-ribu tolakan menancap di hatinya, azek.
"Dih, nggak ingat? Lo dulu pernah sayang dan cinta sama gue." Rara tidak tahu, Fandi memacari perempuan bukan lantaran cinta, dan rasa sayang, melainkan dendam.
Akibat sepasang mantan yang tidak pernah akur, Fauz merasa dikucilkan di cerita ini. Sabar ya, Nak!
Fauz menatap tajam Rara. "Ra, mending lo pindah tempat, berisik. Masih banyak kursi kosong tuh."
"Lah, gue di sini cuma nggak mau jauh dari lo, Uz," balas Rara yang sudah jelas berbohong.
Meskipun kembaran Kuntilanak itu memiliki sifat tidak tahu malu, tetap saja tidak suka dengan perempuan seperti Rara. Seharusnya, perempuan itu dikejar, bukan mengejar.
Ia tahu, Rara mendekatinya hanya ingin berada di dekat Fandi. Kalau sama-sama gengsi, bagaimana bisa balikan? Apa harus dijodohkan orang tua?
"Masalahnya, gue risih, Ra. Kalau lo Zahra mah beda cerita. Sana jauh-jauh, ntar gue dikira nikung sahabat lagi." Fauz mengibaskan tangannya, seperti tengah mengusir ayam tetangga. Hus!
"Kalau kehadiran lo cuma mau menghancurkan persahabatan kita, mending lo pergi, deh! Dari sekian banyak cewek, cuma lo yang berpotensi jadi penghancur." Sekali berbicara, langsung nyelekit lawan bicaranya.
Namanya juga Fahri, tidak ada lemah lembutnya terhadap lawan jenis, kemungkinan besar tidak berlaku pada perempuan yang harus ia hormati.
Rara memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap Fahri melalui mimik wajah. "Lah, kok lo ngomong gitu? Gue nggak ada niatan jadi penghancur persahabatan kalian. Emang salah, kalau mau memperjuangkan perasaan?"
"Tentu salah! Kalau lo emang pengen deket sama Fandi, kenapa harus ngejar-ngejar Fauz? Bener ya, cewek gengsinya gede!"
Hari ini, Fauz benar-benar kehilangan selera makannya. Ia tatap semangkuk bakso beranak yang dibeli dari salah satu warung bakso di kantin kampus. Uang sepuluh ribu rupiah, telah terbuang sia-sia.
Setelah beberapa detik terpaku pada semangkuk makanan lezat dibentuk bulat tidak sempurna, pandangannya kini teralih pada tempat pertama kali melihat sang pujaan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditikung Lagi, Mak!
HumorMasygul, itulah julukan untuk Rafa Fauzan Athalla. Dan anehnya, julukan itu sama sekali tidak tergambar dalam dirinya. "Ditikung Lagi, Mak!" Bagi yang sudah mengenalnya, pasti tidak asing lagi dengan ucapan itu. Inilah kebiasaan aneh Fauz ketika di...