DLM || 11. Emang berhak?

13 6 0
                                    

HAPPY READING!!!
TINGGALKAN JEJAK BERUPA VOTE DAN KOMEN🐳
___

"Udah jadi mantan kok masih cemburu, emang berhak?"

~Rafa Fauzan Athalla.
___

Sepulang dari Mall, Fandi menampakkan wajah tak bersahabat. Padahal, tadi Fauz tidak tahu bahwa gadis yang akan ia jadikan korban adalah mantan pacar sahabatnya.

Jika saja mantan yang lain, Fandi tidak peduli. Tetapi, gadis tadi Rara! Raina Atalia, woy! Iya, gadis yang menghujani hati Fandi dengan cinta, eaa.

"Kalian ribut lagi? Nggak bosen apa? Kali ini, kalian ribut karena apa?"

Bagi Fahri, perseteruan antara Fandi dan Fauz sudah biasa terjadi, ntah karena hal serius hingga sepele. Ah ya, apa paus dengan lumba-lumba bermusuhan ya? Sampai kembarannya tak akur begini.

"Apa jangan-jangan, lo nikung Fauz, Fan?" tanya Fahri yang kedua kalinya.

Masih tersimpan rapi dibenak laki-laki yang dulu manja, berkali-kali kedua sahabatnya bergaduh lantaran anak Emak Iiz ditikung Presiden buaya darat. Kalau masalah cewek, mungkin wajar, tapi ini malah ribut gara-gara ditikung pas mau mandi! Tetapi, nyesek juga, sih. Bayangin, menit demi menit menunggu orang sedang mandi, terus ketika giliran kita, malah ada yang nikung. Parah.

"Dih, nggak. Malah Fauz yang nikung gue. Nggak ada hati emang, ya!" Ujaran Fandi setajam silet, membuat perasaan Fauz tertusuk tanpa mengeluarkan darah.

Fauz memegang dadanya yang terasa sakit, lalu berkata, "Gila, baperan banget jadi cowok, Fan. Kalau tadi tahu itu Rara, gue nggak bakal ngajak dia kenalan. Lagi pula, kita udah kenal, ngapain ngajak kenalan. Bahkan, ya, dalam hatiku hanya ada dua perempuan."

"Dua perempuan, ya? Berarti Zahra sama Rara, dong!" Dari nada bicaranya, Fandi jelas-jelas cemburu.

"Udah jadi mantan kok masih cemburu, emang berhak?"

Damage!

Fandi menatap sengit lawan bicaranya. Bisa-bisanya Fauz menamparnya dengan kenyataan pahit. Kenapa tidak yang manis saja? Eh, jangan, nanti diabetes lagi.

"Apa?! Nggak terima? Itu kenyataan, ya."

Fahri menggeleng heran, kemudian melangkah pergi. Sudahlah, nanti juga capek sendiri, besok akan baikan, melupakan sebuah pertengkaran. Untungnya, ketika mereka berdua ribut, hanya adu mulut seperti perempuan, bukan adu jotos layaknya seorang pria kebanyakan.

"Wah, lo-" Perkataan Fandi berhenti begitu saja, kala terdengar suara yang tidak enak didengar.

"TIBA-TIBA, CINTA DATANG KEPADAKU ...."

Mendengar lagu yang ia suka, Fauz langsung bergegas ke sumber suara. Ternyata, trio Syantik-syantik Manjah yang berkaraoke di luar.

"SAAT KUMULAI MENCARI CINTA ...."

Fauz loncat-loncat heboh, tak lupa mengangkat sebelah tangannya.

"BIARKAN, AKU MENJAGA ...."

Kehebohan Fauz seketika lenyap. Pergantian lagu secara tak terduga, membuatnya kesal bukan main. Lagi asik-asik juga.

"PERASAAN INI, WOOOOOO ...."

"Kenapa ganti lagu, sih?!" protes Fauz yang diabaikan, mungkin saja kehadirannya tidak diketahui para banci itu.

"Cangcimen ... cangcimen ... cangcimen." Nada suara Fauz sengaja dikeraskan.

Ternyata sia-sia, lebih baik kembaran kuntilanak itu angkat kaki saja. Buat apa berada di sini, jika tidak disadari kehadirannya? Tidak ada gunanya juga, kan.

Ditikung Lagi, Mak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang