12. SEONHO AND JINWOO MEET BUNDA

393 46 2
                                    

💚💚 HAPPY READING💚💚

"Kalau bunda nanya kejadian waktu itu, tolong jangan bilang yang sebenarnya sama bunda. bilang aja kalau teman Kak Haechan yang nggak sengaja nabrak dan numpahin minuman"

"Lho?? Kenapa? jadi, bunda lo nggak tau kejadian itu?"

"Nggak. aku nggak mau bunda malah kepikiran"

"Tapi, seharusnya lo jujur sama bunda lo"

Jisung juga berpikir demikian, namun ada terlalu banyak resiko jika dia jujur kepada Irene. bukankah kejujuran itu menyakitkan?

"Udahlah, Seonho. itu sudah jadi keputusan Jisung, kan? kita sebagai teman cuman bisa membantu"

"Ah, bener juga"

"Gomawo"

Seonho mengangkat jempolnya.

"Ohiya, tadi lo ada kelas sama Chenle?"

"Iya"

"Chenle nggak ngapa-ngapain lo lagi kan?"

"Nggak kok"

"Sykurlah. gue khawatir aja, Chenle sampe ngatain lo lagi"

"Terus Chenle ngomong nggak kapan dia bisa ngebimbing lo?"

Jisung menggeleng. membuat Seonho agak sedikit geram juga.

"Kalau besok dia nggak ngomong apa-apa, lo minta aja Kak Haechan buat ngebimbing lo"

"Iya"

"Setelah lampu merah kita kemana lagi?"Tanya Jinwoo masih sibuk menyetir.

"Belok kanan, lurus aja."

"Oke"

Tidak ada lagi perbincangan diantara mereka, Seonho sibuk menscrool grup lesnya. Jisung sendiri memandangi jalanan yang selalu dia lewati dari balik jendela.

🐥🐥🐥🐥

"Jen, coba lo cek soal nomor 7"

"Bentar, kayaknya ini mesti disederhanain dulu baru keluar hasilnya"

"Masa sih? bukannya hasilnya langsung keluar kalau udah dipangkatin dengan yang ini?"

"Nggak sesederhana itu, Chan"

"Gue setuju sama, Jeno. abisnya kalau hasilnya itu, bakal terlalu banyak dan sama sekali nggak ada di opsi"

"Kayak gini bukan? tapi kok beda ya?" Renjun menyodorkan bukunya kepada Jeno.

"Iya. Lo salah bagian awalnya, Jun. jadi hasil akhirnya lo gak nemu"

Haechan merasa kalau otaknya sudah terbakar sekarang, setengah jam mengerjakan soal matematika membuat otaknya harus bekerja dua kali lipat dari biasanya. Walaupun dirinya banyak terbantu dari ketiga temannya tetap saja membuatnya merasa sangat lelah apalagi dalam pelajaran matematika Haechan sangat lambat dalam mengerti.

"Lo pada nggak mau istirahat dulu? makan atau ngapain kek? otak gue sepertinya udah hangus"

"Kali ini gue setuju sama, Haechan. pening kepala gue, coy. mana soalnya masih banyak lagi" Jaemin menutup buku kumpulan soal yang tebalnya mengalahkan kamus dan ikutan menyandarkan dirinya ke sofa.

"Ada yang mau gofood? Gue bosan sama makanan sekolah" Ujar Renjun.

"Gue lagi missqueen, bro"

"Gue bayarin"

"Kalau lo maksa... yaudah"

"Maksa pala lo?"

SeparatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang