14. MEET HIM

458 62 2
                                    

💚💚HAPPY READING💚💚

Irene mengutuk dirinya sendiri. lihat? bahkan sekarang dirinya tengah duduk berhadapan dengan pria brengsek ini.

Irene, kamu kerasukan apa. ha?. tidak henti-hentinya kalimat itu terus menggebu di kepalanya.

"Kamu... apa kabar?"

Irene enggan menatap orang yang ada dihadapannya.

"Dimana anakku?" Irene mencoba untuk tetap tenang.

"Harusnya kamu jawab pertanyaan aku dulu"

"Apa pertanyaan itu penting sekarang? bertahun-tahun lalu kamu pergi membawa kedua anakku, dan kamu bertanya kabar? dimana otak kamu, ha?"

"Aku... ingin bertemu sekalian membawa putra ketiga kita"

APA?

APA????

Sepertinya telinganya sedang bermasalah.

"Jangan ngaco kamu! aku nggak akan biarin kamu bertemu apalagi membawa anakku"

"Kamu jangan egois, Irene"

Shit!

"Egois? apa kamu ngaca dulu sebelum berkata, ha? kamu yang udah misahin aku dari anakku, dan kamu bilang aku egois? argh.. kamu memang brengsek"

"Terserah. tapi aku akan mengurus hak asuh mereka bertiga"

"Kamu..."

"Dan akan aku pastikan hak asuh itu jatuh ketanganku"

BRAKKKK

Irene menggebrak meja dengan begitu keras menyebabkan beberapa pelanggan menatap kaerah mejanya.

"Nggak akan aku biarin. lakukan apa saja yang kamu inginkan, tapi aku yakin anak-anak ingin bersamaku karena aku ibunya. kamu akan menyesal karena sudah melakukan itu"

Irene langsung pergi dari sana. airmatanya langsung lolos begitu saja setelah keluar dari cafe.

Brengsek

Brengsek

Brengsekk!!!!

Irene tak hentinya mengutuk Junmyeon dalam hati. Bertahun-tahun Irene tidak bertemu dengan Junmyeon, tapi dalam sehari pria itu benar-benar menghancurkan segalanya. Irene sangat takut kalau Junmyeon membawa Jisung bersamanya.

Irene harus segera mencari tahu segalanya tentang Junmyeon sehingga ia bisa dengan mudah dan segera bertemu dengan kedua anaknya. Irene mengusap airmatanya lalu berjalan sekitar 5 menit menuju parkiran. Setelah sampai di parkiran Irene langsung pergi, tidak ingin lagi bertemu dengan pria brengsek itu.

🐣🐣🐣🐣

Jaemin melintasi lapangan, tidak sengaja melihat Chenle dkk seperti sedang berkemping. Jaemin langsung menghampiri mereka disusul oleh Jeno dan juga Haechan.

"Lo ngapain disini?"

"Lo buta?" Balas Beomgyu.

Amarah Jaemin sepertinya sudah mencapai ubun-ubun, tapi Jaemin berusaha tidak meluapkannya. diam-diam Jaemin mengepalkan tangannya.

"Lo... kenapa nggak bisa sesopan itu sama orang yang lebih tua dari lo? atau karena lo banyak duit?"

"Iya. Kenapa? iri? bilang bos!" Tolong ingatkan Haechan untuk selalu bersabar.

SeparatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang