4. Rumor

387 42 9
                                    

Tidak menghilang, tidak pergi, masih tetap sama.
Hanya saja berhenti menunjukan.

~oOo~
H A P P Y
R E A D I N G
~oOo~

Azka membawa beberapa belanjaan mereka dan memasuki menssion dan Dara yang kini mengendong Arkan dan membawa kekamar anak itu, yang berada di lantai 2 bersebelahan dengan kamar Azka dan Dara nantinya.

"Azka!" Panggil Dara

"Apa?" Tanyanya ketus

Keduanya kini duduk di ruang keluarga, Azka sibuk dengan laptopnya dan Dara yang hanya memandang dirinya.

"Menssion lo kok sepi amat? Nggak ada pelayan atau keluarga lo gitu?" Tanya Dara menatap sekeliling, sungguh suasana menssion Azka sangat sepi.

Meskipun terlihat mewah kediaman cowok itu tetap saja terlalu sepi dan sunyi, tidak terlalu berbeda dengan kediamannya. Meskipun ya kadang ada beberapa hama yang mendatangi kediaman nya juga.

"Nggak. Yang ada Bi Elis sama pak Edy pembantu sama satpam di sini" jawab Azka tanpa berniat menatap Dara, tangannya kini bergerak lincah di atas toots laptopnya.

Meskipun masih muda, Azka memiliki tanggung-jawab yang cukup besar, jadwalnya juga terkadang cukup padat. Ia harus mengurus perusahaan peninggalan ibu nya serta gang yang ia ketuai, jika ia tidak bekerja juga mau makan dari mana? Sekolahnya dan juga pendidikannya.

"Orang tua atau keluarga lo?" Tanya Dara membuat aktivitas Azka terhenti dan kini menatap dirinya.

"Nggak punya." jawabnya datar membuat Dara menatap tidak enak padanya

"Maaf gue ngak bermaksud!" Ujar Dara sedikit tidak enak, ia tidak mengetahui apa pun soal Azka, cowok itu cukup tertutup dan tidak mudah untuk di tebak juga. Ini pertama kalinya ia ber-interkasi secara dekat dengan pemuda itu.

"Gak papa." sahut Azka kembali ke aktivitas nya.

"Lo nggak lapar?" Tanya Dara, gadis itu sungguh sudah sangat lapar, di kantin ia hanya makan sedikit saja dan itu berkat Azka yang ingin berbicara dengannya. Sedangkan istirahat kedua ia harus ke ruang guru karena tidur waktu jam pembelajaran sedang berlangsung. Di tambah lagi pulang sekolah, dengan seenak jidat cowok itu menariknya ke rumahnya kemudian pergi ke mall mencari perlengkapan Arkan.

"Lapar." sahut Azka

"Boleh pinjam dapur elo?" Tanya Dara ragu, Azka menganggukan kepalanya tanpa mengatakan apa pun, dengan segera Dara bergegas pergi ke dapur dan memasak sesuai dengan isi kulkas.

Azka dari jauh memperhatikan Dara yang kini tengah mengotak-atik dapurnya, Azka perlahan ia bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Dara, ia cukup penasaran dengan masakan yang akan di masak olehnya.

"Lo bisa masak?" Tanya Azka ragu

Dara mendongkak dan menatap tajam Azka "Lo raguin kemampuan masak gue?" Tanya Dara kembali dengan nada kesal, cowok itu suka banget ngeraguin dirinya

"Bisa aja lo masukin racun dalam makanan," ucap ngawur Azka

"Gue nggak sebego itu, lagian gue masak buat gue makan juga, masa gue masukin racun nggak etis." ucap Dara sewot

"Serah lo aja deh, emang lo mau masak apaan?" Tanya Azka

"Opor ayam sama tumis kangkung soalnya itu bahan makanan yang ada di kulkas elo," jawab Dara tanpa berahli dari kegiatan memasaknya, setiap pergerakan Dara selalu di tatap lekat oleh Azka.

'Serasa gue jadi istrinya si Azka njir.' batin Dara ngawur

Dara menggelengkan kepalanya membuat Azka menatap binggung gadis itu, mungkin kah Dara kesurupan makanya menggelengkan kepalanya terus dan tersenyum gaje? Membayangkan saja membuat Azka bergindik ngeri. Dara benar-benar spesies aneh menurutnya.

The Hurt Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang