14. Persiapan

298 32 1
                                    

Hanya perlu mengikuti alur dan melihat takdir akan membawa semuanya sampai kemana.

~oOo~
H A P P Y
R E A D I N G
~oOo~

Dara kini menatap Azka dengan wajah memelesnya, entah kerasukan apa gadis itu sampai bertingkah sebegitunya pada Azka.

"Please ya Zka, gue bawa Arkan jalan-jalan ke mall." pinta Dara lagi

Azka tetap menggelengkan kepalanya "Nggak!" sahut Azka datar, ia masih ragu jika mengijinkan Dara keluar bersama dengan Arkan, bisa saja kejadian kemarin terulang dan cowok itu tidak ingin anaknya kenapa-napa.

Tunggu anaknya? Entalah Azka sendiri sudah senang dengan kehadiran anak itu, setidaknya ia tidak merasa kesepian tinggal di menssion mewah seorang diri, Dara dan Arkan keduanya kini menjadi sosok yang sangat penting dan Azka sendiri tidak ingin membahayakan mereka, karena ia tau musuhnya sangat banyak apalagi ia ketua gang terkenal di tambah pembisnis muda yang sedang naik daun.

"Gue bakalan jaga Arkan, waktu kemarin aja gue nggak biarin Arkan lecet sedikit pun, kali ini aja deh ya Azka yang baik tapi menyebalkan!" ujar Dara membuat Azka menatap kesal cewek itu

Apa-apaan gadis itu, memujinya lalu menjatuhkannya, benar-benar sosok Aldara yang paling ia kenal.

"Kalau teman-teman lo sampai tau?" Tanya Azka

"Nggak bakal taulah secara kan gue Queen Drama." ucap Dara sambil menyengir polos membuat Azka menggelengkan kepalanya, ada-ada aja jalan pikir cewek itu.

"Baiklah. Lo juga ingat pulang nanti kita harus persiapin lagu yang akan kita bawa nanti." ujar Azka

"Siap pak bos!" jawab Dara sambil memberi hormat pada Azka

Azka hanya menggelengkan kepalanya lagi, kadang sifat Dara sering berubah-ubah dan tidak mudah di tebak. Intinya Dara kayak bunglon.

"Azka!" Panggil Dara lagi membuat langkah pria itu yang kini ingin memasuki ruangannya terhenti dan menatap gadis itu.

"Boleh ngak, gue cerita mengenai Arkan ke sahabat-sahabat gue. Gue ngak mau kalau gue terlalu banyak Secret bisa ngerusak persahabatan kami, tapi nggak untuk sekarang gue ceritanya." ujar Dara dengan tatapan yang jelas tidak di mengerti oleh Azka

"Jika lo nyaman kegimana gue setuju aja." sahut Azka membuat Dara tersenyum senang

"Eh bentar, gue kayak jadi istri lo sekarang njir, sialan." dengus Dara membuat Azka tertawa kecil

"Pengen ni jadi istri gue!" goda Azka membuat Dara seketika mengumpat cowok itu

"Kalau bunuh orang nggak dosa, mungkin lo orang pertama yang gue bunuh sialan." sinis Dara membuat Azka seketika tertawa

Entah kenapa setiap kali ia berurusan dengan Dara ia merasa ada sesuatu yang aneh, ia tidak sedingin dan kaku seperti sebelumnya, ia merasa seperti orang yang normal. Setiap beban yang ada lenyap di gantikan dengan kebahagiaan, Azka merasa saat bersama Dara ia bahagia, walaupun gadis itu menyebalkan.

Mungkin secara tidak langsung ia sering ribut dengan gadis itu karena saat bersamanya Azka benar-benar merasa seperti tidak memukul beban berat di punggung nya.

"Dar lo pergi pake apa?" Tanya Azka setelah menetralkan tawanya, tawa yang sesaat di kagumi oleh gadis didepannya.

"Nggak tau." sahut Dara malas

"Pake mobil gue, lagian mobil gue banyak jadi nggak papa lo pake." tukas Azka sombong membuat Dara menatap kesal cowok itu, suka banget pamer barangnya mentang-mentang orang kaya.

The Hurt Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang