15. Perjodohan

288 34 1
                                    

Pada akhirnya sesuatu yang di benci akan terikat dengan kita

~oOo~
H A P P Y
R E A D I N G
~oOo~

Seorang gadis terdiam dan menatap kedua orang tuanya yang sedang berbicara dengan teman-temannya, gadis itu menarik nafas kasar dan menatap tanpa minat dengan apa yang tengah mereka bicarakan.

Entah tujuan apa yang di rencanakan kedua orang tuanya kali ini dengan membawa dirinya untuk acara makan malam bersama dengan kedua orang yang tidak ia kenal sama sekali. Benar-benar membosankan, harusnya ia di rumah saja sambil menikmati hari damainya dengan maraton drama atau membaca novel gitu, dari pada duduk dengan membosankan seperti ini.

"Maaf Lin, anak ku dalam perjalanan, sedikit telat dia." ucap wanita paruh baya itu menatap Linda ibu dari gadis cantik di sebelahnya

"Nggak papa ko Rin, Tara juga santai-santai aja." jawab Linda sambil menatap anaknya yang biasa di panggil Tara. Sedangkan gadis itu hanya mendengus kasar, sungguh ia sangat bosan.

Bangun dari duduknya ia menatap keempat orang didepan sambil tersenyum tipis, "Aku ke toilet sebentar Bun, Tan." pamit Tamara kemudian melihat sebentar Ayahnya dan temannya itu tengah berbicara mengenai pekerjaan.

Tamara memiliki perasaan aneh, entalah perasaannya tidak enak saat kedua orang tuanya membawa dirinya untuk makan malam bersama dengan teman orang tuanya, untuk sekarang Tamara ingin positif thinking saja, moga malam ini cuma makan malam biasa, gak ada hal aneh yang terjadi. Ya semoga saja.

Sementara itu seorang pria baru saja memasuki restaurant yang di pesan oleh keluarganya, dengan langkah lebarnya ia berjalan menghampiri kedua orang tuanya dan rekan bisnis papanya.

"Maaf Bara telat." ucap pria itu yang tidak lain Bara. Penampilan cowok itu terlihat sangat indah untuk di pandang dengan kemeja putih serta jazz berwarna hitam membuat dirinya terlihat begitu tampan, apa lagi netra coklat gelap meneduhkan, rahang kokoh serta pahatan wajah yang sempurna membuat pemuda itu terlihat berkali-kali tampannya.

"Tidak apa-apa Nak, silahkan duduk dulu Bara." ujar Alex papanya Tamara dan di angguki oleh Bara

"Tara mana?" Tanya sang Ayah menatap Linda istrinya

"Tara di sini Pah." ucap gadis itu berjalan mendekati tempat duduknya, Tamara tidak mempedulikan sosok yang baru masuk atau lebih tepatnya tidak berminat untuk menatap siapa pria itu, matanya fokus ke lawan bicara kemudian menatap kembali ponsel nya ketika sebuah chat masuk.

Tamara duduk didepan Bara tanpa menatap pria itu, gadis itu menatap kedua orang tuanya sesaat sebelum terdengar ucapan dari Om Alvin.

"Baiklah kita langsung pada intinya, saya dan papa kamu telah sepakat untuk menjodohkan Bara dan Tara." ucap Ayah Bara membuat keduanya terkejut bukan main.

Tamara mengangkat kepalanya dan menatap pria didepannya, ia masih terdiam sesaat dan menatap sosok didepannya yang tidak asing.

"Apa saya di jodohkan dengan pakboy cap ayam ini." pekik Tamara membuat Bara menatap kesal cewek itu

Pakboy cap ayam? Yang benar saja!

"Nggak pah, kalau jodohnya sama sama Mak lampir Bara ngak mau." tolak Bara membuat Tamara mendelik tajam

"Mak lampir pala lo." ketus Tamara

The Hurt Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang