" hujan tolong basahi aku" entah aku selalu menyanyikan sepenggal lagi itu, didalam mantel ini aku memeluknya seperti memeluk bantal guling. Ah. Bukannya dingin aku merasa sekujur tubuhku panas tapi rasa nyaman. Entah lah tapi aku sangat menyukai saaat saat ini.
" dek pegang yang erat ya, abang mau cepat cepat soalnya dingin" jelasnya. Abang adek ini membuat ku selalu tersipu. Entahlah apa aku gampangan atau gimana. Tetapi aku merasakan getaran getaran yang tidak biasa.
" dek sudah sampai" jelas dia. Entah aku merasa kok hari hari sangat cepat. Aku turun dari motor dan aku tersenyum menurupi wajahku. Dia malah tersenyum dengan manisnya.. abang langsung pulang ya.
" tidak mampir dulu?"
" tidak usah abang kedinginan, abang mau mandi. Kamu juga" jelas dia mengelus lembut kepalaku dan dia memajukan motornya. Setelah itu aku masuk dan aku kekamarku. Aku mandi dan entahlah, aku mulai gila aku tersenyum sendiri dan menatap lewat kaca. Tetapi ada satuhal yang membuatku merinding. Bayangan hitam di dekat pohon itu seakan tidak mau pergi dan seperti menatapku. Aku tidak mau ambil pusing dan aku menutup gorden jendelaku.
Seperti biasanya aku menunggu gerald untuk pulang, tetapi lagi udah jam 11 malam dia tidak pulang juga. Entah apa alasanku menunggunya hanya saja ini salah satu kepedulianku karena sudah mempersilahkanku tinggal dirumah ini. Akhirnya aku kembali tidur.
" kamu harus menolongku, kumohon" wanita yang tidak aku kenal itu tetap duduk jongkok dan menyembuntikan wajahnya.
" kamu harus menolongku dan mereka" dia menunjuk sebuah foto tetapi aku tidak bisa jelas melihat foto itu. Aku hanya berjalan melihat foto itu tetapi aku tidak bisa melihat dengan jelas semakin aku berjalan melihat foto itu semakin juga aku menjauh dari foto itu. Saat aku berjalan tiba tiba kakiku terhenti.
"Kau harusnya tidak ikut campur dengan semua ini, kalau kamu teruskan maka aku juga akan menghancurkanmu" jelas suara yang bercampur itu. Sungguh suara itu tetap membuat kupingku berdengung. Dan aku melihat bayangan hitam itu mengejarku aku berlari tetapi tidak menemukan pintu. Entah. Aku akhirnya terjatuh sampai bayangan hitam besar itu mendekat, seseorang memegang tanganku menarikku dan aku terbangun.. sungguh ini kembali lagi jam 3 subuh aku terbangun. Aku ledapur haus karena dadaku serasa panas.
" apa arti semua ini" pikirku, sunggub ini tidak membuatku takut sama sekali, yang kutahu ada juga arwah yang meminta tolong dan aku tahu aku harapan dia satu satunya.
Aku berjalan jalan dirumah ini, sungguh rumah yang sangat luas, aku bisa melihat foto keluarga pak brata dulu. Saat pak brata belum mempunyai anak anak. Dia istrinya, adiknya seperti nya ayah reihan dan istrinya serta kedua orang tua mereka. Sungguh aku melihat mereka seperti keluarga bahagia. Aku kembali kekamarku , berharap kalau tidak ada lagi yang menggangguku kali ini.
Setelah kejadian itu setiap hari aku sering membaca buku buku tentang roh halus. Kali ini aku masih dikantin membaca buku ditemani dua teman setiaku.
" eh kamu tahu kalau gerald itu ternyata ketua tim basket?" Tanya nindy
" oh iya? Kenapa emang?" Tanya leo
" kamu tahu kalau sepanjang jalan dikoridor dia jadi perbincangan, gimana tidak? Saat selesai pertandingan kemarin, dia menolak m3ntah mentah tania ketua pemandu sorak itu. Oke pembicaraan mereka membuatku sedikit tertarik
" masa?" Tanyaku
" ia, bahkan nih ya. Ini bukan pertama kali, ini kesekian kalinya dia menolak cewek yamg menyatakan perasaannya kepada gerald setelah selesai pertandingan basket. Bahkan dari kampus tetangga.
" serius dia segitu terkenalnya?" Tanya leo
" ia, bahkan kalau kak gerald mau samaku, aku akan tidur dengannya sepanjang malam, bahkan anak anak kami akan menjadi primadona" jelas nindy