" jadi, kita mau kemana ge?" Jelasku
" oh bukan karena kita udah sepakat jadi teman kau asal manggil namaku" jelas dia
" eh bukan gitu ya udah kita mau kemana kak gerald?" Tanya ku mengulang
" tempat makan favoritku" jelas dia.
" asik aku akan ditraktir makan" candaku
" jangan kegeeran, bayar masing masing" jelas dia. Aku agag takut aku membuka dompetku, uangku hanya sekitar 20 ribu. Meskipun pak brata kasih uang jajan lebih dari cukup, kebanyakan itu aku tabung. aku hanya mengandalkan beasiswaku 3 juta satu semester uang jajanku.
" jangan ketempat mahal ya, aku cuman punya uang 20 ribu" jelasku.
" gag biar kau cuci piring disana" jawabnya
" astaga kak gerald, jangan macam macam" dia hanya tertawa.
Sebenarnya aku bukan orang yang mau berdiam diri. Kuliah sambil kerja juga aku mau tapi jadwalku itu tidak menentu kadang pulang sore kadang siang. 24 sks membuatku sedikit sibuk siang hari. Malam hari aku izin ke pak brata untuk kerja tetapi dia tidak mengijinkan malah memberiku uang jajan 3 juta sebulan. Entahlah bulan ini saja pak brata memberiku 2 kali. Tapi aku benar benar simpan dan tidak pakai. Jika aku menolaknya pak brata akan marah, jika aku pakai aku makin gag tahu diri. Mereka sudah menolongku banyak. Seperti cinderela yang dapat rejeki nomplok. Seperti halnya dengan bensin motor, setiap pagi sudah penuh setiap pagi penuh ternyata pak brata minta pak asep mengisi tiap pagi kepom terdekat.
Sesampai ditempat makan, ternyata aku salah, itu hanya tempat makan kaki lima, tidak ada mewah sama sekali.
" mewahkan? Ayok masuk jelas dia"
" oh iya" senyumku. Tapi tetap saja menurutku 20 ribu tidak cukup membayar makanku. Lagian ngapain sih harus makan diluar. Makan malam dirumah juga bisa.
" kita makan disini?" Tanyaku. Bukan aku tak mau. Tapi aku takut perut gerald sakit karena tidak biasa pinggir jalan
" kenapa? Kamu malu makan di sini?"
" ah engga kak, tapi aku takut kakka sakit perut"
" kenapa?" Tanya dia
" kakak kan kebenyakan makan di tempat makan mahal, manalah kakak bisa makan tempat seperti ini"
" ahaha. Siapa bilang? Kan aku udah bilang, ini itu tempat kesukaanku, udah pesan"jelasnya
" kak..."
" hmmm"
" kak"
" apasih bodoh, buat esmosi aja" jelas dia kesal
" kak uangku gag cukup, nasi ayam aja 20 ribu, minum air putih gag ada, adanya esteh air mineral, 5000, aku kurang 5000 kakak bayar ya" jelasku memelas
" iye iye" jelas dia tapi aku bisa melihat sedikit senyum. Entahlah dia udah beberapa kali senyum. Tapi baru hari ini aku melihat lesung pipinya.
" astaga manis" ceplosku
" apanya manis? Mesan juga belum" jawab dia
" ah itu kak, aku kelihatan maniskan?" Jelasku dengan gaya alay.
" dasar bodoh, cepat pesan" jawabnya. Kami memesan makanan disini, dan memang enak. Biarpun kaki lima rasanya jauh lebih enak dari daging yang harus makan pakai pisau itu. Kak gerald mesan banyak, cumilah, tumis kangkunglah, semuanya dia pesan
Aku hanya memesan nasi ayam." ini makan biar kau cepat tinggi" jelas dia memberikan udang samaku dan udangnya udah dia kupas sebelumnya.
" makasih kak, kakak baik banget" jelasku senyum