Aku terbangun melihat jam sudah pukul 10 pagi. Astaga.. apa yang ahrus kulakukan, aku begitu panik. Karena jam kuliahku jam 9 pagi sampai jam 11 dan jam 2 sore sampai jam 4.
" kak gerald.. kenapa kak ge gag bangunin aku" teriakku didalam kamar sendiri saat beberes berangkat kuliah, tapi tugas kami sudah tidak ada didalam meja. Aku mencari cari tidak ketemu juga aku semakin panik. Tapi kak gerald tidak ada lagi di dalam rumah. Aku turun kebawah buru buru menyalakan motorku dan pergi secepat kilat.
Sampai dikampus aku melihat kelas sudah bubar. Sumpah padahal tugas itu salah satu penentu nilai. Dan kalau tidak mengumpulkannya jangan harap akan di kasih nilai a, dapat b itu udah syukur sekali.
" hey lu dari mana aja gag masuk hari ini? Oh iya hari ini pelajara kimia dasar tidak masuk, hanya asisten dosen yang ngumpul tugas dan kasih materi. Aku lihat lihat kamu gag masuk jadi aku bermaksd palusin tanda tangan absenmu tapi entahlah siapa yang tanda tangani, lu ya nin?" Tanya leo
" engga, aku juga mikir lu yang tanda tangan, oh iya nanti pengantar kimia industri dosennya tidak datang,kita hanya dikasih tugas untuk buat makalah, jadi kita free" jelas nindy
" btw tugas gue udah di kumpul?"
" engga tahu" jelas mereka berdua serempak. Ia juga mana mungkin mereka ngumpulin tugas ku. Ah.. tugas itu dimana? Pikirku kesal. Kami kekantin seperti biasanya nongkrong disana.
"Oh itu reihan" jelas nindy. Nindy berlari kesana untuk mengajaknya makan sama. Entahlah kenapa jauh jauh dafang dari fakultas lain ke sini hanya untuk makan. Disana juga ada kantin.
" eh nin, traktir ini ya. Kan lu udah official" jelas leo. Aku terbatuk minum estehku. Kak reihan tiba tiba memberikan tissue kepadaku tetapi aku lebih memilih mengambil tissue sendiri.
" jangan terburu buru dek" jelas kak reihan.
" oh iya kak" jawabku tanpa melihat matanya.
" jadi gimana nin, ini free kan?" Tanya leo
" iye iye, tapi kasih selamat dong" jawab nindy
" oh iya, selamat ya nin" jawab leo. Kemudian nindy melihatku seolah meminta sesuatu.
" apa??" Tanyaku heran
" gue dan kak rwihan udah official, lu gag kasih selamat? Gue traktir deh sepuasnya" jelas nindy sambil memegang lengan reihan. Aku mencoba tersenyum meski sakit.
" ah.. itu, selamat ya, semoga bisa menikah secepatnya" jelasku
" astaga masih jauh kali do, oh ya makasih ya" jelas nindi. Aku haanya tersenyum sambil membolak balikkan baksoku.
" kau baik baik saja?" Tanya kak reihan saat nindy pergi mesankan untuknya dan leo ikut karena mau mesan lagi.
" maksdnya?" Tanyaku jutek
" kakak ada salah?"
" engga kok kak, aku emang biasanya kayak gini" jelasku.
" aku mau dong baksonya" jelas kak reihan.
" ini ambil aja sendiri" jawabku
" kamu suapinlah, biasanya juga gitu"
" apasih kak, gag usah lebay. " jawabku jutek. Kak reihan seperti heran dengan sikapku.
" kamu marah aku jadian sama nindy?" Kata kak reihan
" maksud kakak?" Tanyaku
" ia semenjak saat kami dari rumah om brata, setelah itu kamu menjauh dari kakak, kamu lihat ini?" Tanya dia memberikan layar hpnya.