Hari itu juga aku meminta kepad akak reihan mengurus kepulanganku dari rumah sakit, dia sebenarnya menolak, tapi aku mengatakan kalau aku gag papa, hanya kepalaku sedikit sakit saja dan aku bisa menahannya. Aku hanya khawatir ada sesuatu akan terjadi. Aku harus menyelidiki benny. Tentang dia. Hubungannya dengan pak brata. Dan satu lagi, aku mau tahu hubungan wanita berambut pendek itu dengan benny dan gerald. Wanita itu muncul dikamar gerald, muncul dirumah sakit dan juga aku sering mendengar tangis malam malam, dan aku yakin itu dia solanya berasal dari kamar gerald.
" sini kakak gendong" jelas kak reihan
"Ah.. kakak gag usah malu" jelasku
" ngapain malu kalau sama pacar sendiri" jelas kak reihan tersenyum. Aku hanya tertawa mendengarkannya. Terakhir kali aku melarikan diri darinya dicafe semenjak itu aku tidak bertemu dengan reihan karena dia kerumah keluarganya.
"Udah kak, ini rumah sakit kan malu loh kak dilihatin nanti" jawabku tapi kak reihan langsung berlutut dan memaksaku untuk naik
" ayok naik kalau gag akau akan berlutit terus" jelasnya
" ih maksa" jelasku tetapi aku malah mengikuti perintahnya.
" pegang baik baik, nanti kalau jatuh aku cium" canda kak reihan. Entahlah itu bercanda apa serius. Tapi aku merasa pipiku memerah layaknya tomat. Ah apa yang aku lakukan? Kenapa aku jadi begini? Aku tahu kak reihan pasti bukan seorang yang menyukai laki laki.
Sepanjang koridor rumah sakit semua orang memperlihatkan wajah heran, geli atau ameh melihat kami. Aku membenamkan diri dioundak reihan karena malu dan menyembunyikan wajahku disana.
" udah sampai? Mau digendong sampai rumah?" Canda dia
" ah? Ia?" Tanyaku karenq tidak bisa mendengar
" ahahha. Aku akan encok besok kalau menggendongmu sampai rumah, kamu mau merawatku kalau aku sakit?"
" oh, gag lah, eh maksudku.. gag usah digendong sampai rumah, gile kali kak" jelasku
" yaudah, turun sz di sayang" jelas dia.
" what ? Sayang? Aku yakin itu hanya sebuah candaan. Tapi kenapa aku selalu jantungan? Ayo do kontrol dirimu" jelas ku dalam hati.
" udah siap?"
" ha? Siap? Kita mau kemana?" Tanyaku dalam mobil. Kak reihan mengeryitkan alisnya heran. Dia kemudian mengacak rambutku gemes.
" ih. Kok kamu lucu banget sih pengen nyubit jadinya kan?"jelas kak reihan. Entahlah sampai kapan kak reihan membuat pipiku ini panas dan jantungku ini tak karuan. Dia sangat pandai mempermainkan hati.
Sesampai dirumah aku melihat gerald dan om brata. Sepertinya ombrata baru pulang dari kantor. Dan benny? Apa yang dilakukan benny disini? Apakah gerald tahu hubungan rahasia ayahnya dengan sahabat dekatnya itu?
" aldo??? Kamu udah pulang? Tanya om brata dengan ramah seperti biasa. Dia memelukku. Aku tidak jijik dengan om brata. Karena menurutku itu masalah pribadinya. Jika pun di belum memberitahukan gerald dan anak anaknya yang lain aku sungguh tidak masalah dengan itu. Tetapi yang buat aku khawatir adalah benny. Aku seperti merasakan ada maksud dan tujuan dia yang lain.
" apakah kamu sudah sehat?" Tanya benny juga
" oh kak benny, makasih ya udah khawatit" jelasku. Dia tersenyum. Gerald langsung pergi ke atas kekamarnya.
" lu mau kemana ge?" Tanya benny
" mau kekamar, ada mau gue kerjain" jelas dia
" yaudah aku pulang aja ya?"
" serah lu sih, anggap aja rumah sendiri" jelas gerald melanjutkan langkahnya.